NovelToon NovelToon
Real Games

Real Games

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Harem / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:376
Nilai: 5
Nama Author: Zoro Z

John Roki, Seorang siswa SMA yang dingin, Cerdas, dan suka memecahkan misteri menjadi logis (Bisa diterima otak)

Kehidupan SMA nya diawali dengan kode rahasia yang tanpa disadari, membawanya ke misteri yang lebih mengancam. Misteri apa itu? kok bisa makin besar? Selengkapnya dalam cerita berikut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoro Z, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Game 16. Persiapan festival.

Seperti biasanya, kehidupan di sekolah tampak berjalan normal, tapi kali ini ada sesuatu yang berbeda, persiapan festival sekolah yang tinggal sebulan lagi.

Saat bel istirahat berbunyi, Roki duduk di mejanya dengan tenang, memperhatikan buku yang baru saja dibelinya kemarin dari toko. Hari itu, sekolah tampak lebih hidup. Masing-masing siswa sudah mulai berbicara mengenai rencana mereka untuk festival.

Suasana kelas yang sangat ricuh, Roki masih bisa aja tenang membaca tidak terganggu dengan kondisi kelas. Di tempat duduknya Rose, Hana mengunjugi Rose dan sedang membicarakan rencana kelas Hana yang belum disepakati.

"Aku nggak tahu kenapa kita harus bikin kafe cosplay," gumam Hana sambil menopang dagu, “Bukannya sudah biasa banget?”

“Tapi semua orang suka kafe cosplay!” balas Rose, suaranya terdengar semangat meski wajahnya terlihat agak malu-malu.

“Hah... Kelas mu enak cuma ingin mengadakan drama ringan” Ucap Hana sambil menaruh wajahnya ke meja Rose dan kedua tangannya juga kedepan.

Di tengah percakapan, Mia tiba-tiba masuk dan menghampiri keduanya. "Hei, kalian dengar belum kalau Roki ditunjuk untuk membantu persiapan teknis festival?"

Hana yang awalnya menunduk langsung mendongak, “Hah? Roki? Bantuin apa?”

"Jadi tadi aku dengar dari guruku. Katanya mereka butuh seseorang yang bisa beresin sistem komputer di aula untuk acara utama. Karena Roki jago, ya, dia yang diminta," jelas Mia dan diakhiri dengan mengangkat bahu.

Roki yang tempat duduknya tidak jauh dari Rose, mendengarkan percakapan itu dan hanya bisa menghela napas. Dia tahu ini akan terjadi. Gurunya memang pernah meminta bantuannya, tapi Roki terlalu malas untuk menolak secara langsung. Akhirnya, dia hanya mengiyakan tanpa antusiasme.

"Roki, kamu nggak masalah, kan?" tanya Hana sambil menoleh ke arahnya, “Kalau butuh bantuan, kami siap kok.”

“Terima kasih, tapi aku bisa urus sendiri,” balas Roki datar tanpa mengangkat kepalanya.

Meskipun terdengar enggan, Mia, Hana, dan Rose tampak tertarik untuk ikut terlibat. Mereka tahu bahwa festival adalah kesempatan besar untuk bersenang-senang, tapi mereka juga ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama Roki, meski Roki sendiri sepertinya tak menyadari itu.

Sedikit informasi, Roki sebenarnya tidak pernah memperbaiki komputer, hanya saja dia pernah membaca beberapa buku mengenai komputer. Mungkin ads seseorang yang lihat Roki baca buku mengenai komputer dan terus dibuat rumor Roki bisa memberikan komputer.

Seiring berjalannya waktu, hari-hari semakin sibuk. Di seluruh sekolah, suasana persiapan festival makin terasa. Kelas demi kelas mengatur dekorasi dan berlatih untuk berbagai acara yang akan ditampilkan.

Di sisi lain, Roki sering menghabiskan waktu di aula, mengecek komputer dan mengatur sistem teknis untuk acara puncak festival. Meskipun ia bekerja sendirian, tak jarang Mia, Rose, dan Hana mampir untuk sekedar melihat dan membantu sedikit-sedikit.

"Kenapa kamu selalu sendiri, Roki?" tanya Mia suatu hari, saat mereka sedang istirahat dari pekerjaan.

“Aku lebih cepat kalau sendirian,” jawab Roki sambil memeriksa kabel-kabel di tangannya.

Rose yang duduk di dekat pintu hanya bisa memandangnya dengan ekspresi bingung. Dia mengerti kalau Roki lebih suka bekerja sendiri, tapi ada sesuatu dalam dirinya yang membuatnya ingin lebih mengenal pemuda itu lebih baik. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya ada di pikiran Roki di balik sikap dingin dan acuhnya.

Hana, yang tak bisa diam, tiba-tiba berseru, "Gimana kalau kita bikin kejutan buat Roki nanti di festival?"

Mia dan Rose langsung menatapnya bingung. "Kejutan?" tanya Rose.

"Ya, sesuatu yang bikin dia terkesan. Dia kelihatan nggak tertarik sama apa-apa, kan? Mungkin kalau kita berhasil bikin sesuatu yang spesial, dia bakal sedikit berubah," jelas Hana penuh semangat.

Rose hanya tersenyum tipis, sementara Mia terlihat lebih serius memikirkan ide itu. Mereka pun mulai merencanakan sesuatu yang bisa dilakukan saat festival, meskipun mereka tahu bahwa itu bukanlah hal yang mudah untuk mengubah cara pandang seseorang seperti Roki.

Hari-hari terus berlalu. Festival semakin dekat, dan persiapan semakin intens. Pada hari sebelum festival, akhirnya semua sistem yang Roki kerjakan sudah siap.

Malam itu, setelah memastikan semuanya beres, Roki berjalan sendirian menuju pintu keluar sekolah. Dia ingin segera pulang dan bersantai setelah seharian penuh bekerja.

Namun, sesampainya di gerbang sekolah, dia melihat Rose berdiri menunggunya. "Hey, Roki!" panggilnya.

Roki mengangkat alis, “Ada apa?”

Rose tersenyum canggung. "Aku cuma ingin bilang… terima kasih. Kamu banyak membantu untuk persiapan festival ini."

Roki menatap Rose sebentar, lalu mengangguk singkat, "Tidak masalah."

Hening sesaat. Rose tampak ingin mengatakan sesuatu lagi, tapi dia ragu. Akhirnya, dia hanya menggelengkan kepala dan tersenyum. "Sampai besok, ya. Jangan telat."

Roki hanya mengangguk lagi sebelum berbalik dan berjalan pulang. Tapi kali ini, ada sesuatu yang sedikit berbeda. Mungkin karena semua kerja keras dan interaksi yang dia alami selama persiapan festival, ada sedikit perasaan… nyaman yang mulai muncul. Meski hanya sedikit.

Pada malam festival, suasana di sekolah begitu meriah. Booth-booth makanan, pameran seni, hingga panggung utama penuh dengan aktivitas. Roki, seperti biasanya, tak terlalu tertarik untuk menikmati keseruan itu. Dia lebih fokus memastikan bahwa semua peralatan teknis di belakang panggung berjalan lancar.

Namun, saat acara puncak dimulai dan semua orang berkumpul di aula, Roki akhirnya bisa duduk dan melihat hasil kerja kerasnya selama ini.

Sementara itu, Rose, Hana, dan Mia sedang menyiapkan kejutan kecil yang sudah mereka rencanakan selama ini. Mereka tahu bahwa Roki mungkin tak akan langsung terkesan, tapi setidaknya mereka bisa mencoba.

Akhir dari persiapan festival malam itu berjalan dengan sangat lancar. Ketika semua orang mulai pulang, Roki merasa ada sesuatu yang berubah di dalam dirinya. Mungkin, setelah semua waktu yang dihabiskannya bersama teman-teman barunya, dia mulai merasakan bahwa ada hal-hal lain di luar buku dan pelajaran yang patut diperhatikan.

Dan meski dia tak mengatakannya dengan lantang, dia diam-diam bersyukur untuk setiap momen kecil yang dia alami selama persiapan festival ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!