NovelToon NovelToon
Menikah Karena DENDAM

Menikah Karena DENDAM

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Lari Saat Hamil / Pengantin Pengganti
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.3
Nama Author: momian

Afika Lestari, gadis cantik yang tiba-tiba di nikahi oleh pria yang sama sekali tidak di kenal oleh dirinya..

Menjalani pernikahan dengan pria yang ia tidak kenal yang memiliki sifat yang kejam dan juga dingin, membuat hari-hari Afika menjadi hancur.

Mampukah Afika bertahan dengan pernikahan ini?
Atau mampuka Afika membuat pria yang memiliki sifat dingin dan kejam menjadi baik, dan mencintai dirinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon momian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MKD 18

Dua bulan berlalu.

Kehidupan Afika sama seperti biasanya. Hidup di dalam mension dengan pria dingin yang selalu saja mengangam apa pun yang Afika kerjaan selalu salah di matanya dan selalu saja di anggap sebagai wanita pencari muka yang ingin merebut hati Adrian. Namun, Afika tidak pernah memperdulikan apa pun yang di katakan oleh Adrian padanya. Walau setiap harinya Afika harus menahan kesakitan hati akibat perbuatan yang di berikan oleh Adrian, bukan hanya fisik, namun batin pun juga ikut terluka. Tapi dengan kesabaran Afika tetap terima semua itu demi satu tujuan.

Dan saat ini Afika sudah sedikit bersyukur karena dirinya sudah dapat keluar dari mension sebulan sekali untuk menemani bi Sri belanja bulanan. Dan sudah dua bulan ini Afika keluar menghirup udara segar. Melarikan diri? Tentu saja selalu terlintas di benak Afika, namun Afika menepis semua itu, karena Afika tidak ingin dengan kepergiannya Sri dan Nadi akan mengalami kesusahan dan juga, jika Afika kabur pasti dengan mudah Adrian bisa menemukan dirinya karena hanya ada satu tempat tujuan Afika jika dia kabur, ya panti asuhan, tempat ternyaman dan aman untuk Afika.

"Apa hari ini jadwal kita untuk berbelanja bi?" Tanya Afika dengan penuh semangat.

"Iya non. Tapi ingat..." Ucapan Sri menggantung.

"Jangan kabur." Timpal Afika sambil tertawa, karena setiap ingin keluar dari rumah, pasti Sri selalu mengatakan hal yang demikian. "Tenang saja bi, percaya padaku. Aku tidak akan mungkin kabur. Ingat bi, suatu saat aku akan keluar dari mension ini dengan cara yang elegant." Kata Afika sambil kembali tertawa. Sri bahagia, karena setidaknya Afika kini mulai terbiasa dengan hari-harinya.

Setelah bercakap dengan Sri, Afika lalu keluar dari rumah mencari keberadaan Nadi dengan membawa secangkir teh hangat. Saat Afika melihat Nadi yang saat ini sedang berada di taman belakang, Afika langsung menghampiri.

"Minunlah, sebelum kita keluar mension." Ucap Afika membuat Nadi tersenyum dan menerima secangkir teh hangat yang Afika berikan. Keduanya pun larut dalam cerita, sesekali Afika tertawa dan Nadi yang ikut tersenyum melihat kebahagian di wajah Afika. Kini keduanya terlihat begitu akrab. Dan tanpa mereka ketahui, sepasang mata sedari tadi memperhatikan mereka dari lantai dua mension. Adrian, yah Adrian sejak tadi memperhatikan keakraban antara Afika dan juga Nadi, dan entah kenapa Adrian merasa emosi melihat mereka tertawa bersama. Dan dapat Adrian lihat dari kejahuan, jika Afika begitu senang bisa mengobrol dengan Nadi. Adrian bahkan mengepalkan kedua tangannya menahan emosi yang semakin memuncak.

"Sudah selesai? Ayo kita pergi." Ajak Afika dengan menarik lengan Nadi. Afika yang begitu bersemangat ingin keluar dari mension sehingga tidak ingin membuang-buang waktu. Itulah sebabnya Afika langsung menarik lengan Nadi.

••••

Di pasar tradisional Afika begitu bersemangat membantu Sri memilih kebutuhan untuk mension, Afika kembali mengingat kegiatannya dulu saat dirinya masih tinggal di panti asuhan.

"Bi, apa kita akan pulang setelah berbelanja?"

"Tentu non. Sama seperti biasa." Jawab Sri dan Afika memayunkan bibirnya. "Apa non ingin membeli sesuatu? Ini." Kata Sri sambil memberikan Afika beberapa lembar uang.

"Bi, apa aku boleh jalan-jalan sebentar?"

"Ingat jangan...." Lagi dan lagi ucapan Sri menggantung karena Afika dengan sangat cepat menimpal ucapan Sri.

"Kabur." Kata Afika sambil tertawa, lalu beberapa saat kemudian Afika memeluk tubuh Sri. "Tenang saja bi. Percaya padaku, aku tidak akan menyusahkan mu dengan kaburku."

Afika terus saja berjalan sambil menikmati area sekitar yang begitu masih terlihat sangat asri. Hingga pandangan Afika tertuju pada satu toko yang menjual keramik. Afika yang begitu penasaran langsung mendekati toko tersebut. Afika masuk ke dalam melihat apakah ada hal yang bagus yang bisa di bawahnya pulang. Hingga mata Afika tertuju pada salah satu gelas yang terdapat gambar wajah singa yang begitu lucu. Tangan Afika terulur ingin mengambil gelas tersebut, namun Afika kalah lambat, karena Rangga lebih dahulu mengambil gelas tersebut.

"Yaaa...." Ucap Afika dengan lesuh karena barang yang terpajang hanya ada satu.

"Kau ingin ini?" Tanya Rangga sambil memperlihatkan gelas tersebut kepada Afika. Spontan Afika langsung menganggukkan kepalanya. Rangga tersenyum karena melihat Afika yang begitu sangat lucu.

Bulan kemarin. Saat Rangga datang mengecek proyek yang akan mereka kerjakan di kota terpencil ini. Rangga tanpa sengaja melihat Afika yang berada di pasar tradisional, Rangga yang penasaran langsung memotret Afika. Baru kali ini Rangga melihat seseorang yang tampa olesan makeup terlihat begitu cantik dan sangat manis. Mungkin inilah yang di namakan cinta pada pandangan pertama. Dan betapa beruntungnya Rangga kala pagi ini tanpa sengaja melihat Afika kembali. Itulah sebabnya Rangga langsung mengikuti langkah kaki Afika dari seberang arah.

"Rangga." Ucap Rangga sambil memberikan gelas unik tersebut.

"Makasih."

"Boleh aku tahu siapa namamu?"

"Afika." Jawab Afika sambil terus memperhatikan gelas tersebut.

Spontan Rangfa kaget mendengar nama yang terdengar tidak asing baginya. Nama yang selalu di ucap oleh ibunya, dan nama yang selalu Rangga sebut jika bertelponan dengan seseorang yang dulu yang hampir pernah menjadi istrinya.

"Tunggu, siapa nama mu tadi?" Tanya ulang Afika, karena sejujurnya Afika juga merasa tidak asing dengan suara pria yang saat ini berada di hadapannya.

"Rangga."

Spontan kaki Afika melangkah mundur kala mendengar nama yang barusan di sebutkan oleh pria yang saat ini berhadapan dengannya. Dengan cepat Afika membayar gelas dan keluar dari toko.

"Tunggu, Afika tunggu." Teriak Rangga sambil mengikuti langkah kaki Afika. "Apa boleh aku tahu alamatmu? Dan juga nomer ponselmu?" Afika tidak menjawab dia tetal terus berjalan semakin menjauh. "Afika." Teriak Rangga memanggil.

"Non ada apa?" Tanya bi Sri yang melihat Afika langsung bergegas masuk ke dalam mobil. "Non, apa yang terjadi?" Tanya ulang Sri.

"Nadi, cepat tancap gasmu. Ayo kita pulang."

Di sepanjang perjalanan Afika menceritakan kepada Sri mengenai Rangga. Namun Sri mengatakan kepada Afika bahwa bukan cuma satu orang di dunia ini yang bernama Rangga, mungkin saja dia Rangga lain yang berada di kota ini. Namun Afika juga mengatakan jika suara pria itu sama persis dengan kekasihnya yang dulu sempat ingin menjadi suaminya. Namun, lagi-lagi Sri memberikan ketenangan dengan mengatakan jika mungkin saja hanya kebetulan..

"Ya mungkin kebetulan." Gumam Afika menenangkan dirinya sendiri. Karena jika itu adalah Rangga yang dulu sempat ia cintai, mungkin saja Afika sudah memberikan pelajaran pada pria itu.

"Jangan takut Afika. Pria itu sama sekali tidak mengikuti kita." Timpal Nadi yang sejak tadi mendengarkan perbincangan antara Afika dan Sri.

"Aku tidak takut Nadi."

"Ya kau tidak takut tapi kau trauma." Batin Nadi. Hingga tanpa terasa mobil yang di kendarai Nadi telah tiba di mension. Dan sang pemilik mension sudah berada tepat di depan pintu dengan tatapan mata yang tajam yang seperti singa yang siap menerkam mangsanya.

"Apa aku ada salah lagi?" Gumam Afika saat melihat Adrian yang seolah siap memberinya hukuman.

1
Fajar Ayu Kurniawati
.
Halimatus Syadiah
keren ceritanya. lucu sadis pokoknya the best
Andini Dwi pertiwi
Luar biasa
Ida Kristyati
Banyak typonya ...
salah tulis nama
muth yasin
Luar biasa
Lily
"jangan biarkan tubuhnya lecet sedikitpun" ohh lucunya
Lily
kalau afika masih mau sama Adrian memang sungguh terlalu
Lily
buat afika keguguran tor
Su Santi
ni ceritanya nadi n baby mana
riaa
okk
Fadilah Malida
wow
Dayang Heldiana
Buruk
Helen555613@gmail. com helen len
bagus
Rinafm Utomo
yaaaah.. Afika gak seruu.. masak mo luluh ma Adrian.. /Smug/
Rinafm Utomo
Luar biasa
Dian Min Young
adrian ini bego apa tolol ya, org kaya tapi mau aja nuruti perintah yg salah
Dian Min Young
alesan bencinya adrian gk masuk akal,
Dewi Arsandi
Biasa
Dewi Arsandi
Luar biasa
Febby Fadila
afika yg mulai duluan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!