Mengkisahkan seorang wanita yang menikah dengan seorang laki-laki buta karena perjodohan, ia harus menjalani hidup berumah tangga dengan laki-laki buta yang tempramen dan menyebalkan bagi nya.
penilaian laki-laki itu tentang diri nya yang di anggap hanya menginginkan harta nya, membuat ia berkomitmen membuktikan kalau ia gadis baik-baik.
Akan kah ia bisa menaklukan hati laki-laki itu?. Yuk Simak cerita nya. semoga suka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti san, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 8
Malam Itu.
Naira berbaring di kamar melakukan Vidio call dengan sahabat nya, ia menceritakan apa yang tadi terjadi sore itu. kedua sahabat yang mendengar tertawa karena Naira tampak ragu dan takut. Karena memang ia tak tahu apa yang ia pertahankan dan harapkan dari sosok Bagas hingga ia berani mengatakan akan membuktikan kalau ia bisa menjadi istri yang baik.
"Gimana ya cara nya?." Tanya Naira.
"Ya udah lah Nai, coba aja dulu, mana tahu dia lah cinta sejati mu." Ucap Erika.
"Heh, Cinta sejati?, Emang nya masih ada di jaman sekarang ini." Balas Nana.
"Aku tidak ingin jatuh cinta dengan nya, aku hanya ingin membuktikan pada nya kalau aku bukan wanita seperti itu Rik, Na, Dia terlalu meremehkan ku, tapi kalau sesuatu di antara aku dan dia akan terjadi, aku menerima nya" Tutur Naira.
"Nai, kau harus tahu betapa bangga nya kami pada mu, kau selalu bersikap positif dari pernikahan ini, padahal dia sudah menganggap kau remeh." Ucap Erika.
"Iya Nai, hati mu baik, kalau kami di posisi mu mungkin sudah menanda tangani surat itu." Sambung Nana.
Naira tersenyum kecil. Meski pernikahan ini adalah perjodohan dari ayah nya, ia akan menjaga pernikahan nya selagi ia mampu. Karena pernikahan adalah sesuatu yang suci dan tidak boleh di permainkan.
...•••...
Keesokan pagi nya.
Naira bangun lebih pagi dan menyiapkan sarapan untuk Dia dan Bagas, Ia pun membuatkan masakan andalan nya untuk Bagas nikmati. Mencoba membuat hati Bagas luluh dengan perut lebih dulu.
Setelah selesai memasak, Naira masuk ke dalam kamar Bagas untuk membangunkan laki-laki itu. Namun ia sudah tak mendapati nya ada di dalam kamar, ia pun melihat kamar yang begitu luar, memiliki ruangan lain di dalam nya, dan segera Naira mencari Bagas ke ruangan Yang ada di dalam kamar untuk memastikan kalau laki-laki itu memang belum berangkat bekerja, Namun ia hanya menemukan ruangan kerja yang tersambung dan juga tidak ada Bagas. Namun saat Naura membalikan tubuh nya, ia di kejutkan Bagas yang sudah berada di belakang nya. sontak saja Naira terkejut mematung melihat Bagas.
"Sedang apa kau di kamar ku?." Tanya Bagas.
Naira pun terheran melihat Bagas yang seperti tidak buta, ia memerengkan Wajah nya untuk melihat Bagas yang mengunakan piyama, heran karena Bagas sangat peka tahu keberadaan nya. Farah mengunakan tangan nya melambai di depan wajah Bagas.
"Kenapa diam?." Tanya Bagas sedikit hentakan membuat Naira seketika tersadar.
"Tidak apa-apa mas, aku hanya ingin mengajak Mas Bagas sarapan." Kata Naira.
Naira lalu membuka lemari baju Bagas, Membuat Bagas tahu saat lemari pintu itu di buka.
"aku akan menyiapkan baju kantor mas Bagas setiap hari nya." Kata Naira yang ingin mempraktekan yang di ajarkan Nana dan Erika tentang cara menjadi istri yang baik.
"Tidak perlu, aku bisa melakukan nya sendiri." Balas Bagas datar.
"Mama yang menyuruh saya melakukan nya mas, saya tak bisa menolak." Jawab Naira. Bagas hanya diam saja.
Naira pun tersenyum saat Bagas diam saja, ia mengambil kemeja Biru tua dan Celana kantor, lalu meletakkan di atas tempat tidur. "Mas, aku taruh di atas tempat tidur ya." Kata Naira, namun tak di sauti Bagas yang masih berdiri mematung. Naira lalu meninggalkan Bagas dan menunggu nya di meja makan.
Namun setelah Bagas muncul, Naira tercenung sejenak kecewa saat ia melihat Bagas tak memakai baju yang ia sudah siapkan tadi. Bagas lalu duduk untuk sarapan.
Naira tak menanyakan apa pun, ia mencoba bersikap biasa-biasa saja, ini masih langkah awal, jangan kecewa terlalu cepat pikir Naira.
"Ini mas, sarapan nya." Kata Naira.
"Hm." Balas Bagas.
Di tengah sarapan nya, tiba-tiba Bu Citra dan Pak Anwar masuk ke dalam rumah. Naira pun tersenyum saat ia melihat kedua mertua nya datang, merasa ada kelegaan tersendiri bagi Naira karena suasana yang begitu tegang di antara dia dan Bagas, kedatangan orang lain mungkin bisa sedikit menghilangkan kegugupan nya saat ini.
"Mama, Papa." Sapa Naira.
"Kalian sedang sarapan?, wah kelihatan enak." Kata Bu Citra.
"Ayo ma, duduk sarapan bersama." Ajak Naira.
"Makasih sayang." Balas Bu Citra.
"Wah. rasa nya sangat enak, kalau begini terus, Bagas pasti akan gemuk karena masakan kamu Naira." Kata Bu Citra. Naira tersenyum lalu melihat ke Bagas yang tampak diam saja sejak tadi.
"Kapan kamu akan ajak Naira untuk liburan (Bulan madu) Bagas?." Tanya pak Anwar.
"Aku masih sibuk pa." Balas Bagas.
"Jangan banyak alasan, lagian apa yang bisa kamu urus disini dengan keadaan kamu seperti ini, kamu sudah Ada Ken." Balas Pak Anwar. Bagas hanya diam saja.
Naira yang melihat Pak Anwar begitu tegas dengan Bagas pun menjadi kasihan dengan laki-laki itu.
"Ma, Pa, kami pasti akan pergi liburan, tapi tidak sekarang." Ucap Naira.
Bagas lalu menaruh sendok dan garpu agak keras membuat Naira terkejut dan seketika terdiam, Bagas lalu beranjak berdiri dan masuk ke dalam kamar nya.
bukan pak Cipto