Setelah dijemput dari desa dan dinikahi, pada akhirnya nasib buruk tetap menimpa Danastri. Faktanya, ia dijemput dan dinikahi hanya untuk dijadikan sebagai rahim pinjaman bagi istri Sanungga.
Setelah Sanungga dan istri pertamanya mendapat dua anak kembar dengan proses fertilisasi in-vitro pada Danastri. Danastri diperlakukan baik kemudian diajak berlibur oleh Sanungga yang memberikan malapetaka lain bagi Danastri. Danastri akhirnya didorong jatuh dari tebing sampai nyawanya terenggut.
Tapi ternyata, Danastri terlahir kembali dan berhasil melarikan diri sebelum proses infiltrasi dimulai, yang mengejutkan adalah ia tetap hamil anak kembar!
"Jadi, apakah si kembar dikehidupan sebelumnya benar-benar anakku?!" Gumamnya tidak percaya.
Disamping itu, pembalasan dendam dari Danastri, tetap berjalan sedikit demi sedikit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serigala Kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tempat tinggal Baru
*
*
Meninggalkan keramaian dan keriuhan di desa, Danastri dan keluarganya, saat ini masih terombang-ambing di laut, menuju salah satu kota tetangga membutuhkan waktu sekitar satu hari, tapi Danastri memilih menuju dua kota berikutnya jadi butuh sekitar empat hari sebelum akhirnya ia menepi dipelabuhan, di waktu yang berbeda dengan waktu ketika ia datang ke desa, kini ia sampai ketika pagi menjelang.
Tetapi Danastri dan keluarganya jelas berpindah kapal ketika menuju dua kota berikutnya, karena kapal tersebut tidak memungkinkan.
Kalau memaksakan menggunakan kapal tersebut, ia akan sampai sekitar 10 hari karena kecepatan kapal tersebut tidak secepat kapal yang biasa dijadikan transportasi antar kota.
Begitu sampai, ia mengajak tiga orang keluarganya untuk sarapan lebih dulu di pelabuhan. Baru setelahnya, ia mengunjungi kantor sipil untuk mendaftarkan rumah tangga sebagai penduduk pindahan dari kota lain.
Untuk menutupi identitas, Danastri tidak merubah nama, tetapi merubah kota tempat tinggal mereka dulu. Agar Sanungga yang punya kuasa, tidak akan mudah menemukan mereka.
Meski sudah jauh, dan tidak mungkin bagi Sanungga menyusulnya ke kota tersebut, karena ia sama sekali tidak mendapat informasi apapun dari warga desanya tentang keluarganya yang pergi melarikan diri dengan kapal di desa.
Tapi Danastri tetap ingin berjaga-jaga, ia dan keluarganya bagaikan tikus kecil di mata Sanungga yang saat ini berkuasa.
Maka dari itu, ia lebih memilih melarikan diri bersama keluarga dan membuka lembaran hidup baru. Membangun kerajaan bisnisnya sendiri, agar ia bisa setara, bahkan melebihi kekuasaan Sanungga, memudahkannya membalas dendam.
Pada saat ini, semuanya masih terbelakang, jadi pencatatan sipil pun masih dengan serba kertas dan pena. Jadi akan sulit bagi Sanungga menemukan keluarganya, meski ia mencarinya di seluruh penjuru kota.
Tapi, mengingat hal ini, daripada mencarinya dan membuang-buang waktu, Danastri pikir, Sanungga lebih mungkin mencari wanita baru daripada dirinya yang tidak jelas keberadaannya. Dan Danastri hanya bisa meminta maaf dalam hati jika benar-benar ada wanita yang menggantikan posisinya saat ini. Semoga, ia lebih beruntung dari pada dirinya yang berakhir menyedihkan dan tragis.
"Bapak, Ibu, maaf membuat kalian melarikan diri bersama Tri..." Ucap Danastri dengan raut sendu menatap Ayah dan ibunya, serta adiknya dengan tatapan bersalah.
"Nduk, tidak, jangan begitu. Kami rela meninggalkan tempat itu demi keselamatan kita semua. Karena meskipun semisal hanya kau yang melarikan diri, tidak menjamin kita bertiga akan tetap aman di desa." Jelas Ibu Danastri seraya mengusap bahunya.
"Benar, nak, bapak setuju dengan ibu. Apalagi setelah mendengar betapa liciknya Sanungga, bapak yakin dia tidak akan melepaskan kita. Adalah hal benar bagimu membawa kita semua pergi." Timpal Ayah Danastri tak kalah lembutnya.
Danastri menatap keduanya dengan penuh rasa syukur. Ia bersyukur memiliki orang tua yang sayang dan mendukung dirinya kapanpun dan dimanapun. Keduanya bahkan percaya sepenuhnya pada dirinya tanpa banyak bertanya dan menyanggah.
Benar, keluarhanya kebih percaya pada putri sulung yang selama 20 tahun dibesarkan oleh keduanya dibanding Sanungga yang baru datang beberapa bulan dalam hidup mereka.
"Bapak, Ibu, terimakasih..." Ucap Danastri seraya memeluk keduanya dan menangis.
"Sudah, sudah, ayo makan dulu. Bukankah kau bilang setelah dari kantor catatan sipil ini, kita akan mencari rumah? Maka bergegaslah, sebelum hari menjadi gelap dan kita malah menjadi gelandangan di kota orang, hahaha." Ucap Ayah Danastri bercanda, sehingga suasana diantara keempatnya berangsur-angsur mencair. Bahkan si kecil Wudira juga mulai tersenyum, setelah kebingungan dan takut dalam beberapa hari ini, menghadapi dunia luar yang asing baginya.
*
"Kita sudah menjadi warga kota, selanjutnya beli rumah dan tinggal dengan nyaman." Ucap Danastri tersenyum, menatap catatan rumah tangga atau kartu keluarga dan tanda pengenal setiap orang ditangan.
Tentu saja Danastri membayar mahal atas semua hal tersebut, jika tidak, maka hal-hal ini tidak akan bisa dibuat dengan cepat. Bisa memakan waktu berbulan-bulan lamanya jika ia mengikuti aturan antri. Tapi demi kenyamanan, ia rela mengeluarkan uang.
"Tri, sekalian tanyakan pada petugas, dimana kita bisa membeli rumah di kota ini." Ucap Ayah Danastri.
Danastri akhirnya menganggukkan kepalanya dan kembali memasuki kantor catatan sipil. Setelah beberapa menit bertanya, akhirnya ia di arahkan ke sisi selatan kota, tidak jauh dari kantor, hanya sekitar 2 jam an menuju tempat pembelian rumah.
Keempatnya menunggu di sisi jalan, menaiki angkutan umum yang bisa membawa keempatnya menuju tempat pembelian rumah. Sampai 2 jam berlalu, dan keempatnya sampai.
Danastri langsung masuk untuk menanyakan rumah yang akan dibelinya. Disambut pegawai, Danastri dengan lugas menjelaskan keinginannya tentang rumah.
Tapi beberapa orang melihat penampilan Danastri yang terlihat lusuh. Akhirnya pembelian tertunda karena orang-orang ini. Kemudian, orang yang melayaninya membela Danastri dan keluarga, sampai Danastri melihat gambar rumah yang sesuai dengan kriterianya, dan langsung membelinya secara cash.
10 juta adalah harga yang fantastis pada tahun 2000, karena gaji umr per bulan di ibukota saja hanya sekitar 300 ribuan, jadi kedua orang tuanya bahkan menenangkan Danastri untuk memastikan jika ia tidak ditipu dan tidak gegabah.
Danastri kembali menenangkan keduanya dan akhirnya membeli rumah tersebut, alhasil kini, ia dan keluarganya berada di rumah yang jelas-jelas akan menjadi miliknya di masa depan.
Benar, pertama-tama Danastri meminta pegawai mengantarnya melihat rumah, untuk memastikan kebenaran rumahnya. Setelah rumah satu lantai bergaya klasik tersebut dengan halaman yang luas dan dinding yang dibangun dengan batu bata, terlihat sangat kokoh, Danastri akhirnya tidak segan membelinya.
Di ibukota, harga rumah tersebut kemungkinan besar bisa mencapai 50 sampai 70 juta. Tapi di kota ini, jelas masih sangat murah. Jadi ia tidak ragu lagi dan langsung menyelesaikan transaksi jual beli dengan pegawai tersebut yang semakin ramah saja pada Danastri.
Setelah transaksi dan mendapatkan surat-surat kepemilikan rumah dengan persyaratan yang telah selesai dilewati, akhirnya rumah tersebut benar-benar menjadi milik Danastri dan keluarganya. Dan yang membuat Danastri semakin yakin membelinya adalah karena rumah tersebut, sudah lengkap dengan perabotannya.
Hanya perabotan kecil yang belum ada, seperti alat masak, alat makan, dan alat kebersihan rumah, perabotan yang lebih besar seperti lemari, meja, kursi, sofa, meja makan, lampu, sudah tersedia.
Peralatan elektronik jelas berbeda, hal tersebut harus dibeli baru jika Danastri menginginkannya saat ini.
"Tri, kemari, ada yang mau bapak dan ibu bicarakan." Ucap Ayah Danastri, yang sudah duduk di sofa baru di rumah baru.
"Ada apa, pak, bu?" Tanya Danastri sedikit gugup ketika melihat wajah serius keduanya.
"Nduk, kami tidak meragukanmu sama sekali, tapi kami ingin tahu, darimana sebenarnya kau dapat banyak uang ini?" Tanya Ibunya.
*
*
sedikit yg kurang pas, akan lbh baik kalo sejak kedatangan Jev dan rombongan langsung diperkenalkan satu persatu..
semangat terus thor.. smg karya2 mendatang lebih sempurna dan smakin sukses meraih hati readers. aamiin.😊💪🙏
terus melakukan program bayi terus hamil kembar
lah nanti di juga hamil kembar
besar kemungkinan dia hamil anaknya sendiri dengan pria asing tersebut