Kekecewaanya terhadap sang Ayah membuat Azzura menerima dengan lapang ketika sang ayah akan memasukannya ke sebuah pesantren.
Ingin menolak namun hatinya terlalu lelah dengan keadaan.
Satu hal yang ia harapkan bahwa langkahnya menerima keputusan sang ayah hanya agar sang bunda kelak akan bahagia dan tak mendapat siksaan atas semua dosa-dosa nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Enambelas
Zura berjalan memasuki rumahnya,di belakangnya Gus Ilham dan Ustadz Yusuf mengikuti.
"Ya Allah non Zura,apa kabar non bibi kangen sama non"
Bi Yati pembantu yang sejak dulu bekerja di rumahnya jauh sebelum ia lahir bi yati lah yang menjadi saksi bisu keluarganya.
"Alhamdulillah kabar Zura baik bi,bibi gimana kabarnya ? Rumah aman kan bi ?"
"Maaf non,bibi sudah gagal jaga kepercayaan non"
Bi yati tiba-tiba menangis tertahan,beban yang ia tanggung akhir-akhir ini begitu berat.
Zura langsung memeluk bi yati
"It's ok bi,bukan salah bibi semua akan baik-baik aja "
Zura mengusap punggung bi yati,Zura sangat menyayangi bi yati karena telah mengurus Zura sejak ia kecil.
"Tapi non rumah..."belum selesai ucapan bi yati Zura langsung menyelanya.
"Zura yang ambil alih semuanya,mulai sekarang bibi bekerja seperti biasa aja.Dan anggap bibi gak pernah tau ya bi " ucap Zura saat melepas pelukannya.
"Zura ke kamar dulu ya bi "
"Tapi non di kamar ada..." bi Yati bingung harus memberitahukannya
"Gak apa-apa bi,zura tau" zura tersenyum meyakinkan bi Yati bahwa ia baik-baik saja.
"Non sebaiknya non di temani Den Gus aja,maaf non bibi takut non gak bisa kontrol dan kejadian dulu terjadi lagi " Bi Yati langsung tertunduk setelah selesai bicara.
Ini juga lah yang Zura takuti,Zura takut tak bisa mengontrol emosinya saat menghadapi kenyataan di depannya.
Ia takut kejadian dulu terjadi kembali.
"Gus bisa temani saya" pintanya ragu.
"Saya temani!" ucapnya tegas
"Apalagi yang belum saya tahu ra,kamu begitu misterius "
Gus Ilham mengikuti langkah Zura menuju lantai 2 dan berhenti di depan pintu dengan aksen hiasan bertulisan nama Azzura.
Zura memutar gagang pintu namun pintunya terkunci.Zura tersenyum smirk,tangannya menggedor pintu kamarnya dengan keras.
"BUKA " teriaknya.
Dan tak lama pintu terbuka menampilkan sesosok gadis dengan baju seksinya.
"ASTAGHFIRULLAH "
Gus Ilham terlonjak kaget tanpa sadar langsung membenamkan wajahnya di balik punggung Zura
Sedangkan Zura menatap rendah gadis di depannya.
"Ck,dasar sampah..tutup badan lo,gue gak mau Gus Ilham dapet dosa cuma karna liat lo yang gak jauh beda sama perek "
"MAKSUD LO APA BILANG GUE PEREK" teriak cindy.
Ya,gadis yang keluar dari kamar Zura adalah cindy,keponakan ibu tirinya yang dari dulu selalu memfitnahnya.
"Tutup kata gue, SEKARANG!!" ucap Zura dingin dan tegas,cindy yang melihat aura dingin di wajah Zura langsung mengambil jubah mandi dan memakainya dengan cepat.
Zura langsung masuk ke kamarnya yang di ikuti Gus Ilham,dan lagi-lagi mereka terkejut karena di dalamnya ada seorang laki-laki yang tertidur di atas kasur hanya memakai celana boxer.
Dan kali ini Gus Ilham reflek menutup mata Zura dengan tangannya.
"ASTAGHFIRULLAH,merem ra "
Sama halnya dengan Gus Ilham,Zura benar-benar kaget mengetahui kamarnya di pakai berbuat mesum cindy .
Dadanya bergemuruh hebat,emosinya sudah di ujung.Urat-urat pada tangannya terlihat jelas,wajahnya merah padam.
Bola matanya berubah menjadi hitam legam,dan itu lah yang selama ini rizal dan bi yati takuti Zura berubah menjadi sosok lain.
Sosok kejam yang akan menghabisi siapapun yang sudah mengusiknya.
Gus ilham yang melihat keadaan Zura berbeda,dengan penuh keberanian ia memeluk Zura erat.
"Istigfar ra,kendalikan dirimu jangan sampai kamu di kendalikan jin..tenang kamu gak sendiri,ada saya"
Gus Ilham terus menenangkan Zura bibirnya terus melantunkan do'a-do'a agar Zura lebih tenang
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ ، وَأَذْهِبْ غَيْظَ قَلْبِيْ ، وَأَجِرْنِيْ مِنَ الشَّيْطَانِ
Allâhummaghfirlî dzanbî, wa adzhib ghaizha qalbî, wa ajirnî minas syaithâni.
Mendapat perlakuan Gus Ilham yang tiba-tiba Zura sempat terkejut namun perlahan ia meredam semua emosinya.
Dalam hatinya ia terus beristighfar meminta kekuatan kepada Allah SWT.
Setelah di rasa mulai tenang,Gus ilham melepaskan pelukannya.
"Sudah tenang ?"
Wajahnya menatap teduh Zura,seolah memberikan kekuatan.
Dan Zura hanya mengangguk,Zura kembali menatap dingin Cindy
"KELUAR DARI KAMAR GUE "ucap Zura tegas dan dingin.
"Gak,karena mulai saat ini kamar ini milik Gue "
"Siapa yang udah izinin lo masuk ke kamar gue HAH?"Tanya zura menahan emosi nya
"Ayah yang udah izinin gue buat pake kamar ini,dia sama sekali gak nolak waktu gue minta kamar ini " ucap cindy tersenyum meledek
" AYAH ??OH,dia udah jadi ayah lo ya ?"ucap tenang Zura
"Oh,lo belum tau ya..sorry mungkin ayah belum sempat kasih tau lo tapi biar gue aja yang kasih tau lo.Dengar baik-baik ya,bokap lo dan nyokap gue udah nikah. Nyokap gue jadi istri muda nya bokap lo so mulai sekarang kita saudaraan " ucap cindy di selingi tawa jahatnya.
"Selamat,lo udah berhasil jadi manusia paling menjijikan yang pernah gue temui.Lo mau kamar ini kan,silahkan dengan senang hati gue kasih sama lo " Zura terlihat tenang
"Ok,jadi lo udah tau kan nah sekarang lo beresin semua barang-barang lo dari kamar gue"
"Sans dong,tanpa lo suruh juga gue bakal beresin barang-barang gue coz haram hukumnya barang gue di pake sama jalang kaya lo "
ucap Zura telak membuat cindy kembali emosi.
"Maksud lo apa bilang gue jalang "
"Perlu gue perjelas ?" tantang zura
"Lebih baik lo pergi dari kamar gue sekarang juga"
usir cindy
"Ck,siapa juga yang mau lama-lama disini males gue kamar ini udah kotor dan gue gak mau ikutan kotor..so minggir lo,gue mau ambil barang-barang gue dulu "Zura menabrak pundak cindy hingga cindy mundur beberapa langkah.
Zura masuk menuju ruang ganti,ia mengeluakan sebuah kunci dari dalam saku nya.
Tangan zura terulur membuka sebuah brangkas kecil di dalam lemari bajunya.
Zura mengambil sebuah tas di dalamnya kemudian mengunci kembali lemari ny dan bersiap keluar.
Zura berjalan menuju pintu keluar namun saat kakinya mulai melangkah keluar zura kembali berkata tanpa menengok.
"Lo udah usik hidup gue,maka bersiaplah untuk penderitaan yang gak akan pernah lo bayangkan sebelumnya. Dan satu lagi LO SALAH PILIH LAWAN " ucapnya dingin dan menusuk.
Zura membanting pintunya dengan keras.
Zura dan Gus Ilham kembali ke ruang tamu menghampiri Ustadz Yusuf yang di temani Bi Yati dan Pa Maman suaminya.
Zura menyerahkan sebuah kunci pada Bi yati
"Tolong kemasi semua barang Zura ya bi,jangan ada yang terlewat satu pun dan kalau sudah selesai kirim semuanya ke panti dan bilang baju Zura bagikan semua ke anak-anak panti dan untuk barang lainnya tolong simpan dulu sama ibu panti nanti suatu saat Zura akan ambil kembali.Terus tolong bereskan juga baju-baju dan barang ibu semua,nanti tolong Mang Maman antarkan ke pondok ya. Dan satu lagi,tolong Bibi dan Mamang bersabar ya..tolong bertahan sedikit lagi. Zura janji setelah semuanya selesai Zura akan jemput bibi dan mamang."
Zura langsung memeluk Bi yati,tak terasa air matanya mengalir di sela-sepa pipinya.
"Yang sabar ya non,non harus kuat demi Almarhum Nyonya dan Nyonya Nay. Bibi yakin non bisa melewati ini semua,sampai kapanpun bibi gak akan pernah tinggalin non "
Tangis bi yati pecah karena tak kuat melihat penderitaan sang anak majikan yang sejak kecil ia urus.
"Bibi percaya kan sama Zura,tolong bertahan sebentar lagi Zura akan selesaikan secepatnya bi..Zura janji "
Zura menghapus air mata bi yati,kemudian memeluknya lagi sebentar.
"Zura pamit ya bi,do'a kan terus zura dan ibu ya.Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Zura perlahan meninggalkan rumahnya,sesekali ia melihat kebelakang.Berat rasanya meninggalkan rumah yang penuh kenangan bersama sang bunda.
Namun ia bertekad harus kuat.
Zura masuk ke dalam mobil dengan wajah dinginnya.
Di depannya Gus Ilham dan Ustadz Yusuf di buat takut dengan aura dingin dari wajah Zura .
"Ada yang mau anda jelaskan GUS MUHAMMAD ILHAM ALGHIFFARI ?" ucapan Zura lirih dan dingin seolah menusuk seluruh tulang Gus ilham.
Dengan susah payah ia menelan ludahnya.
Bukannya ia tak mau memberitahukan Zura tapi ia takut jika Zura tidak menerima kenyataan yang sebenarnya.
Ia takut Zura meminta hal yang selama ini ia takutkan.
Tapi mungkin inilah waktu yang tepat untuk menjelaskan semuanya.
Jantungnya berdebar cepat,ia menyiapkan hati nya agar lebih sabar menerima segala kemungkinan yang terjadi nanti.
Apakah Zura akan menerimanya dengan ikhlas ataukan menolaknya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
♧R²_Chair♧