Felycia gadis yang cantik, periang, lucu dan punya banyak Sahabat, namun tidak ada yang tau rahasia apa yang sedang ia sembunyikan. satu-satunya sahabat dia yang paling dekatpun tidak mengetahuinya.
mau tau apa yang di sembunyikan Felycia. mari ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sani iswanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.04 Getaran Cinta
Pagi-pagi Angel telah siap segera berangkat kebandara menuju bali.
"Yakin kamu gak mau mas anter ke bandara, mas bisa kok agak siangan ke kantornya.?" tawar Satria kala itu sambil memasang dasi nya di leher.
"Gak usah mas kamu kerja aja yang fokus, gak usah urusin aku, aku bisa sendiri kok." ucap Angel sambil memakai lipstik yang merah merona.
"Oya mas kapan kamu balik lagi ke singapura." tanya Angel.
"Kenapa kamu gak mau mas di sini, kamu pengennya kita jauh-jauhan gitu."
"Enggak bukan gitu mas, aku sekedar bertanya aja kok sewot sih."
"Lagian kamu seperti tidak senang kalau suamimu berada di rumah."
"Suuutt... Udah ya mas aku malas berdebat masih pagi." tutur Angel kesal, kemudian wanita itu melihat penampilannya di pantulan kaca.
"Perfect." lirihnya.
"Kamu bisa gak kalau pergi-pergi itu gak pake pakaian yang terlalu terbuka."
"Apaan sih kamu ngatur-ngatur, dah aku berangkat."
Tampa menoleh lagi wanita itu segera keluar dari kamarnya.
Satria menghembuskan nafasnya. Dia terlalu cinta terhadap istrinya sehingga hanya mengalah yang dapat ia lakukan.
...
Dikantor siang itu tiga lelaki sedang asyik ngobrol di kantin bawah.
"Muka kusut amat Sat kaya baju belum di setrika." ledek Indra teman sejawatnya.
"Palingan gak dikasih jatah sama bininya." tutur william.
Kedua laki-laki itu mentertawakan Satria. "Hahaha.."
"Berisik lu pada, daripada kalian ngomong gak jelas mending nanti sore nginep di apartement gue."
"Hah sejak kapan lu punya apartement." tanya William.
"Baru tadi pagi gue beli." tuturnya.
Sebelum ke kantor Satria sengaja mampir dan membeli sebuah apartement, rencananya apartement itu ia gunakan ketika dirinya di landa gundah gulada.
"Kita selalu siap dan akan selalu ada buat lo bro." Indra berucap seraya menepuk pundak Satria.
"Lagian kenapa sih lo masih pertahanin wanita seperti si Angel yang gak peduli sama suaminya. Belum tentu dia setia sama lo Sat secara dia pergi-pergi apalagi gak ada lo sekarang aja lo di rumah dia milih cabut kan emang gak kangen gitu setelah beberapa bulan gak ketemu." tutur William panjang lebar.
"Apa yang di bilang si William ada benernya juga Sat, mungkin aja dia selingkuh, nih feeling gue ya kalau cewek udah cuek itu tandanya ada yang lain." timpal Indra kembali.
"Udah deh lu pada kenapa jadi ceramahin gue sih.?"
Beberapa jam kemudian jam kantor telah berakhir.
Satria dan kedua temannya segera naik kedalam mobil yang dikendarai Satria, rencananya mereka akan menghabiskan malam ini di apartement milik Satria.
Tak sengaja dilampu merah Satria melihat gadis yang selama ini menari-nari diotaknya.
Mata elang itu tak lepas dari gadis yang sedang berdiri di pinggir jalan. William yang duduk disampinya pun menyadari akan tatapan.
"Biasa aja kali tuh mata."
"Inget istri, inget istri." timpal Indra.
"Apaan si gak jelas lu pada."
Kedua lelaki itu pun tertawa bahagia. "Hahaha.."
Satria pun kembali melajukan mobilnya setelah lampu berganti warna hijau.
Beberapa menit kemudian mobil yang di kendarainya sampai juga di apartement mewahnya.
Ketiga laki-laki itu keluar dan berjalan menuju apartement milik Satria.
Sesampainya disana Satria memasukan kode apartementnya itu.
"Waw mewah banget nih enak tempatnya, lu beliin ini buat istri lu Sat." tanya William.
"Enggaklah buat gue aja kalau lagi males pulang ke rumah." tutur Pria itu sambil mengambil minuman dingin dari dalam kulkas.
William pun ngangguk-ngangguk mengerti sedangkan Indra melihat-lihat seisi apartement milik sahabatnya itu.
"Ngomong-ngomong cewek yang lo tatap tadi tuh kaya gak asing sama mukanya." tanya William kembali.
"Lu lupa Wil tuh bocah temen sekolah adik lo kan Sat." timpal Indra.
Satria pun menganggukan kepalanya.
"Dari mata lo sepertinya lo naksir sama tuh bocah.?" tutur Indra.
"Apaan sih sotoy luh." ucap Satria sambil menyalakan rokoknya.
"Ya wajar sih kalau menurut gue si Satria naksir sama tuh cewek, secara tuh anak cantik seksi lagi." ucap William.
"Bisa diem gak lu pada, berisik tau gak."
"Yaaa marah." timpal Indra.
"Kalian kesini kalau cuma mau ledek gue mending pada balik sana." usir Pria itu.
Kemudian Satria masuk ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya di ranjang king size nya.
"Sat lu beneran marah sama kita nih." William menghampiri Satria yang sedang memejamkan matanya itu, William tau kalau Satria tidak sedang tertidur.
"Gue cuma lagi kesel aja sama Angel Wil, akhir-akhir ini dia berubah, tadi pagi aja dia gak mau gue anter ke bandara."
William menghembuskan nafasnya. "Mungkin Angel gak mau repotin lu Sat."
"Gak Wil sebelumnya dia gak pernah kaya gini, malah dia manja banget apa-apa pengen gue anter, sekarang istri gue berubah drastis." tutur Satria sambil menatap langit-langit kamarnya.
"Yang sabar Wil, mungkin ini ujian buat rumahtangga lu, coba lu sedikit perhatian sama Angel." Saran William.
"Kurang perhatian apa gue, di hari ulangtahunnya kemarin gue tawarin rumah, mobil mewah, apartement tapi semuanya dia tolak bahkan hadiah yang gue kasih kemarin pun dia belum membukanya."
"Mungkin lu terlalu sibuk Sat sama dunia bisnis lu." timpal Indra yang baru saja menghampiri mereka di kamar Satria.
"Apa yang di ucapkan Indra ada benernya juga Sat."
"Ya gue udah di pikirin ini dari kemarin dan gue udah putusin gak balik lagi ke singapura, disana udah ada adik bokap buat urus perusahaan di sana."
"Terus lu beli apartement ini buat lu tinggalin sama Angel.?" tanya Indra kembali.
"Kagak, kan gue udah bilang apartement ini cuma persinggahan gue kalau lagi males balik rumah."
Lalu Satria mengambil benda pipih yang tergeletak di kasurnya, pria itu menelpon Art-nya untuk mengemasi beberapa baju dak keperluannya dan minta di kirimkan ke Apartementnya.
Setelah selesai menelpon Art-nya benda pipih itu ia letakkan kembali.
"Sat gue balik dulu ya, gojek nya udah dateng, terpaksa gue ke kantor dulu ngambil mobil." Indra pamit pada sang tuan rumah.
"Kenapa mesti naik gojek, gue bisa nyuruh orang kantor buat nganterin mobil lu pada kesini." tutur Satria sambil mengendorkan dasi yang melingkar di lehernya.
"Ya gue mana tau kalau lu bakal nyuruh orang kantor buat anterin mobil gue kesini."
"Makanya bilang dulu sama bos kita yang tampan ini kalau mau balik, Sat mobil gue ada yang nganterin kan." William menimpali obrolan kedua pria tersebut.
"Aman."
"Yeee, thanks bro lo emang bos paling baik sedunia." Rangkul William ketika Satria telah bangun dari tidurannya.
"Huh seneng lo." Indra melemparkan guling tepat di wajah William.
....
Malam pun tiba, setelah beberapa menit berlalu Art-nya sampai mengantarkan pesanan sang bos muda.
"Akhirnya bisa mandi juga." Pria itu keluar dari bilik kamar mandinya.
Deringan telepon terdengar lalu pria itu segera mengambilnya dan melihat siapa yang menelpon dirinya.
"Sat kok gak pulang ke rumah kenapa.?" suara sang Bunda terdengar khawatir di sebrang sana.
"Gak apa-apa bun, Satria lagi pengen sendiri." tutur Pria tampan itu.
"Kamu tidur dimana, udah makan.?"
"Satria lagi di apartement bun, ini baru mau pesen." jawabnya dengan senyuman kecilnya meskipun sang bunda tidak melihat senyuman anaknya.
"Apartement siapa.?"
"Aku bun, baru tadi pagi aku membelinya."
"Oh ya sudah, kalau gitu bunda matiin dulu telponnya jangan lupa makan ya sayang."
"Iya bunda." telepon pun berakhir.
Di lain tempat di sebuah apartement tak kalah mewah dari apartement milik Satria.
"Makasih sayang hari ini aku seneng banget bisa tidur seharian sama kamu."
"Sama-sama selama suamiku gak mengetahui hubungan kita semuanya aman."
Kedua pembicaraan insan yang sedang dilanda mabuk asmara itu bercumbu diatas kasur tampa sehelai benangpun menempel di tubuh mereka.
...
Pagi pun tiba, kebetulan hari itu sekolah Felycia libur sehingga gadis itu bisa olahraga ditaman yang sering ia kunjungi dikala libur juga tentu juga untuk berolahraga.
Sedang asyik-asyiknya berlari mengelilingi taman tiba-tiba. "Bruugghh..." kedua saling tatap dengan tubuh kecil Felycia berada di kungkungan pria tampan nan atletis tatapan mereka bertemu lagi lebih dekat dari yang sebelumnya.
Setelah beberapa detik keduanya pun baru sadar. "Hati-hati dong punya mata gak." ucapan ketus nan dingin lolos dari mulut pria itu.
"Maaf bang Fely gak sengaja."
"Makanya kalau olahraga itu hati-hati." tuturnya sambil meninggalkan gadis itu.
"Dasar cowok nyebelin, betah amat istrinya sama cowok galak modelan abang si Syakira." gadis itu ngedumel dan terdengar oleh Satria.
"Heh saya dengar ya apa yang kamu bilang barusan, awas nanti jatuh cinta lagi sama saya." ucapnya.
"What...?" Felycia memutar tubuhnya dan menghampiri pria itu.
"Aku suka sama kakak, gak mungkin aku jatuh cinta sama pria beristri kaya gak ada cowok lain aja." tutur Felycia.
Satria hanya terdiam saat gadis itu membalas perkataannya barusan, tiba-tiba ada getaran hebat di dadanya.
Bersambung...