Ghea yang sudah menikah selama tiga tahun dengan suaminya, dia tidak pernah mendapatkan sentuhan lembut dari suaminya karena sang suami sibuk dengan kekasihnya, hingga akhirnya dia harus terlibat dengan seorang playboy yang tak lain adalah adik iparnya sendiri.
Gairah keplayboyan Gibran seketika menghilang setelah bertemu Ghea, membuat dia ingin menjadikan Ghea sebagai miliknya.
Padahal sebelum menikah dengan Romi, Ghea lebih dulu dijodohkan dengan Gibran. Tapi Gibran menolak perjodohan itu tanpa ingin tau dulu siapa yang dijodohkan dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenalan Sama Cewek
Gibran menemui kedua teman semasa SMA-nya, Bram dan Reno, di klub, mereka saling mengadukan tinju mereka, "Hai bro!"
Gibran duduk di kursi empuk yang sudah dipesan oleh kedua temannya.
"Wah sudah lima tahun tahun kita gak bertemu nih, jirr lu makin keren aja, bro!" Reno memuji penampilan Gibran, badannya memang sangat terlihat atletis dan penampilannya juga selalu stylish.
Gibran hanya tersenyum kecut, sudah terbiasa dengan pujian itu.
Reno jadi penasaran dengan kabar para pacar Gibran yang di Amerika, "Gimana kabar pacar-pacar lu yang bule itu? Siapa namanya Mmm... Jennifer, Angelin, terus... "
"Gue udah putus sama mereka. Gue putusin mereka sebelum gue pulang kesini." potong Gibran.
Bram ikut bicara, "Justru gue penasaran sama kakak ipar yang dulu lu tolak itu, pasti sekarang kalian ketemu kan?"
Gibran terdiam, mendengar kata tolak kenapa dia jadi ada sedikit menyesal atas penolakan perjodohan itu, Gibran menggelengkan kepala, dia berpikir untuk apa juga menyesal toh dia juga belum siap untuk menikah.
"Lah malah bengong?!" Bram tidak sabar menunggu jawaban dari Gibran.
"Mmm... cantik sih," Gibran memanggut-manggut, dia membayangkan kembali saat pertama kali melihat Ghea.
Melihat dari ekspresi Gibran membuat Reno Bertanya-tanya, dia menyipitkan matanya, "Kayaknya ada yang nyesel nih, ngaku lho pasti kakak ipar lu cantik banget kan?"
"Wah jangan sampai lu naksir sama kakak ipar lu!" Bram ikutan menggoda Gibran.
Gibran menjitak kepala kedua temannya satu-satu.
Betok! Betok!
"Pada sotoy ya kalian! Hhh... mana mungkin gue naksir kakak ipar gue sendiri!"
Reno menepak-nepak pundak Gibran saat melintas ada cewek yang sedang memegang segelas wine menghampiri mereka, "Jirr ada cewek cakep banget bro!"
"Hai, " Cewek itu menyapa mereka.
Reno menelan ludah berkali-kali karena lihat jelas b*l*h*n di d*d* cewek itu, "Aku Reno!" Reno mengulurkan tangannya kepada cewek se*ksi itu, tapi cewek itu malah menyelinap melewati Reno.
Cewek itu ternyata ingin berkenalan dengan Gibran, dia tersenyum manis pada Gibran.
Gibran yang sudah terbiasa ditatap seperti itu, dia menyikapinya dengan santai membalas tatapan itu dengan tatapan mautnya, membuat cewek itu makin meleleh.
"Namaku Klara!" Cewek itu mengulurkan tangan pada Gibran.
"Gibran," jawab Gibran dengan santai dan menjabat tangan Klara, mereka berjabatan tangan sangat lama.
Reno dan Bram seperti nyamuk diantara mereka.
Klara memberikan ponselnya pada Gibran, "Boleh minta nomor kamu?"
"Tentu saja dengan senang hati," Gibran tersenyum sambil menulis nomor ponselnya lalu menekan tombol hijau sehingga ponsel Gibran berbunyi.
Klara itu nyengir, "Oke nanti aku hubungi kamu ya, aku gak enak temanku lagi menungguku."
Gibran menganggup, "Asiap,"
Klara mengedipkan matanya lalu pergi, Gibran tersenyum simpul sambil mengesave nomor Klara.
"Lu lagi, lu lagi, gue kapan dapat cewek?" Reno meratapi nasibnya sendiri.
"Hahaha... sabar bro pasti lu bakal ketemu jodoh lu suatu saat nanti," Bram menyemangatinya.
"Hhh... lu enak sih Bram, sudah punya cewek, si Arumi, lah sementara gue?"
Gibran ikut nimbrung dengan pembicaraan mereka, "Wah si Bram ini harus dapat penghargaan bro, cowok tersetia di dunia! Sudah berapa tahun lu pacaran sama cewek lu, Bram?"
"Mmm... sekitar 4 tahun sih,"
"Buruan nikahin si Arumi, bro!" Dengan entengnya Reno mengatakan itu.
"Emang nikah itu enteng, bro? Gue harus mikir panjang! " Bram belum siap untuk menikah.
"Padahal nikah itu enak lho, bisa mantap-mantapan tuh," Reno menggoda Bram .
"Nikah itu bukan cuma Mantap-mantapan aja tapi mikirin masa depan, bro. Lu mah mikirnya ngeres mulu,"
Gibran hanya terkekeh mendengarkan pembicaraam dua makhluk yang baru ditemuinya lagi itu.
...****************...
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat! ...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalinya. ...
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya! ...