Dalam dunia sepak bola yang penuh persaingan, cinta tak terduga mekar. Caka Alvias, bintang tim Warriors FC yang tampan dan populer terjebak dalam perasaan terlarang untuk Bulan Nameera, asisten pelatih nya, yang terkenal tegas dan tangguh. Namun, konflik masa lalu dan juga tekanan karir mengancam untuk menghancurkan cinta mereka. Apakah cinta mereka bisa bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjelyy_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan adik kecil
Pagi harinya, sinar matahari menerangi kamar Caka. Debi bangun lebih dulu. Dia bergegas menuju kamar Caka kemudian melompat lompat di tempat tidur dan berlari ke jendela.
"Mas Caka, bangun! udah pagi!" serunya.
Caka membuka mata, meregangkan tubuh dan tersenyum. "Udah, udah. Aku bangun!"
Caka bangun dan berjalan ke kamar mandi. Setelah mencuci muka, ia berganti pakaian dan sarapan bersama Debi dan ayahnya.
"Debi mau ikut mas ketemu kak Lisa?" tanya Caka.
Debi berpikir sejenak. "Kak Bulan! Aku ingin ke toko kue Kak Bulan lagi!"
Caka tersenyum pada Debi. "Gak bisa hari ini, Debi. Mas janji sama kak Lisa untuk bertemu hari ini. Kamu bisa pergi ke toko Kak Bulan besok, ya?"
Debi merengek. "Tapi, mas Caka, aku ingin kue stroberi lagi!"
Caka menenangkan adiknya. "Sabar, Debi. Besok kita ke sana, deal?"
Caka, Debi, dan Ayahnya tinggal bersama dalam harmoni. Ayahnya, yang selalu bijak, sering memberikan nasihat pada Caka tentang pentingnya keluarga dan tanggung jawab.
Saat Caka menolak ajakan Debi ke toko Bulan, Ayahnya tersenyum. "Komitmen sama pasangan itu penting. Tapi jangan lupa, Debi juga butuh perhatian."
Caka mengangguk. "Iya, Ayah. Besok aku ajak Debi ke toko Bulan."
Doni, ayah Caka memandang Caka dengan rasa penasaran. "Kenapa Debi tiba-tiba jadi menyukai Bulan?"
Caka tersenyum. "Bulan baik, Ayah. kemarin dia menyambut Debi dengan hangat dan memberikan kue stroberi favoritnya."
Doni tersenyum hangat. "Lain kali ajak aku bertemu Bulan, ya? Aku ingin kenal lebih dekat orang baik yang membuat Debi bahagia."
Caka mengangguk. "Siap, Ayah."
Debi bersorak. "Yay! Kak Bulan akan senang."
Selesai makan Caka duduk di ruang tamu bersama Ayah Doni, seorang jenderal besar yang dihormati.
"Ayah, kapan harus berangkat bertugas lagi?" tanya Caka.
"Kemungkinan 1 bulan lagi nak."
Caka mengangguk.
Ayah Doni menepuk pelan pundak Caka, "Kamu yakin tidak ingin menjadi abdi negara seperti ayah?"
"Caka masih ingin menjadi atlet sepak bola yah."
"Ya sudah kalau itu mau mu, tapi jika kamu berubah fikiran bilang ayah ya. Tapi kapan kamu mulai berlatih di tempat baru mu?"
"Belum tau ayah, nunggu instruksi dari coach."
***
Bulan tersenyum ceria menyambut pelanggan di toko kue tempatnya bekerja. Toko sedang ramai, dan Bulan sibuk melayani pembeli.
"Saya ambil kue stroberi, satu lusin, Bu," kata seorang pelanggan.
Bulan mengangguk dan mempersiapkan pesanan. "Siap, Mbak. Silakan dibayar di kasir."
***
Keesokan harinya Caka duduk di teras, masih terengah-engah setelah lari keliling komplek. Debi berlari mendekatinya dengan senyum lebar.
"Mas Caka, ingat janji kan? Ayo ke toko kak Bulan." kata Debi dengan mata berbinar.
"Sebentar ya Debi mas mandi dulu."
"Oke mas"
Debi berlari masuk ke toko kue, mata bersinar. "Kak Bulan! Mas Caka bawa aku kesini!"
Bulan tersenyum hangat. "Hai, Debi! Senang kamu datang. Kue stroberi sudah siap!"
"Kak bulan nanti malam kemana."
"Di rumah, gak kemana-mana."
"Ikut Debi aja yuk."Debi antusias memegang tangan Bulan
"Debi, kita kan sama kak Lisa."ucap Caka pelan
"Tidak mau, Debi maunya sama kak Bulan, kakak bisa kan?"
Bulan melihat ke arah Caka tidak enak, Caka hanya memberi kode setuju kepada Bulan.
"Iya kakak bisa."
"Ya sudah Debi ayo pulang."ajak Caka
Caka dan Debi berpamitan bersamaan kepada Bulan.
"Sampai jumpa nanti malam, Kakak!" seru Debi.
Bulan tersenyum. "Hati-hati di jalan, ya!"
Sesudah Caka dan Debi pergi, Bulan kembali masuk lagi kedalam toko, dia di sambut dengan Ririn yang menunggu nya di balik pintu
Ririn penasaran. "Hai, Bulan! Siapa cowok tampan yang baru aja pamit sama kamu? Pacar baru?"
Bulan tersenyum. "Bukan"
"Ah bohong kamu, aku pernah liat dia, dia yang kehujanan kemarin itu kan?"
Bulan mengangguk.
"Kayaknya dia tertarik deh sama kamu."
"Hahaha, mana mungkin Ririn, Caka udah punya pacar." Bulan tertawa geli
"Oh Caka namanya, ganteng sama kaya orangnya." gumam Ririn
Bulan berjalan meninggalkan Ririn yang masih penasaran, tidak terima di tinggalin Ririn mengikuti Bulan dari belakang.
"Eh tapi nih ya Lan, kalau tidak tertarik kenapa mengajak kamu keluar nanti malam."
Bulan menoleh kebelakang menghentikan langkahnya, "Itu permintaan Debi, udah ah sana lanjut kerja."