KESEMPATAN KE2 TELAH TIBA!!
Roselyn, 26tahun. Dia hanyalah anak panti yang merangkak sukses selangkah demi selangkah, harus mati menyedihkan karena ulah suami dan sahabat baiknya..
Kekayaan dan kerja kerasnya selama ini direnggut, bahkan ia tak diberi kesempatan untuk memiliki keturunan..
Saat ia terbangun, ia kembali saat usianya 21 tahun, dimana semua bencana masih belum terjadi..
Kali ini ia bertekad! Bukan hanya memmbalas dendam kepada sahabat dan suaminya, Ia juga akan menyelamatkan orang - orang tercinta bahkan ia akan mencari kekuarga kandungnya!!
~ Kheh.. Mario, Jessica. AKU KEMBALI!! TUNGGU SAJA.. !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
“Bah, ini mah nenek gue sambil merem juga bisa bikin lukisan begini,” celetuk Gendhis. Wajahnya sudah ditempelkan di jendela ruang VVIP yang menghadap ke arah panggung. Beruntung kacanya memakai kaca Film yang dari luar tidak akan bisa melihat tetapi dari dalam bisa dengan jelas melihat apa yang sedang di lelang.
Seketika, Rose yang sedang meminum teh yang tersedia tersedak hingga air teh mengalir tanpa perlawanan dari sudut bibirnya ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Gendhis.
Rose mau terdiam sejenak tetapi langsung melihat barang yang tengah dilelang sehingga menimbulkan ucapan absurd keluar dari mulut Gendhis yang bak Mercon.
Rose tidak mengetahui tentang seni melukis apapun, lukisan yang tengah dilelang adalah tema abstrak yang tentu saja memiliki nilai tinggi bagi para pecinta seni terutama seni lukisan.
Lain halnya dengan dirinya apalagi Gendhis yang tidak tahu apa – apa tentang lukisan. Yang jika mendapatkan tugas kesenian akan menggambar dua pegunungan dengan jalan di tengah – tengahnya. Tidak terkecuali dengan BUNTIB sendiri.
( hayo00.. siapa yang kayak buntib? Yang selalu gambar area persawahan dengan menggunakan huruf V banyak – banyak sebagai ilustrasi dari Padi ...? muehehehehe )
“Huss, jangan begitu. Bisa abis lo jika para kolektor itu denger kritikan lo,” tegur Rose sambil berdehem. Nyatanya ia juga tidak mudeng dengan konsep lukisan tersebut, tetapi jelas Rose memilih untuk mencari aman dengan tidak mencela apapun.
Segala sesuatu yang tidak sesuai dengan hati tetapi disenangi oleh orang lain, sebaiknya kita simpan sendiri. Menghormati pendapat orang lain bukannya lebih elok?
“Upsss aku lupa,” jawab Gendhis sambil celingukan memastikan tidak ada yang mendengar ucapannya yang langsung membuat Rose terkekeh pelan dengan kelakuan Gendhis.
Bagaimana ada yang mendengar ucapannya, sementara mereka berada di ruangan yang tingkat privasinya sangat tinggi. Rose hanya mengingatkan Gendhis agar ucapan – ucapan seperti tadi tidak berucap di khalayak umum.
Ditengah obrolan keduanya, Lukisan tersebut sudah terjual dengan harga yang lumayan tinggi bagi Gendhis. Segera barang – barang lainnya juga dilelang hingga setelah hampir 1 jam tiba waktunya untuk lahan yang diinginkan oleh Rose.
“... Akhirnya kita sampai di penghujung pelelangan dan juga properti terakhir yang menjadi puncak dari acara lelang kali ini,”
“... Barang / Properti terakhir yang dilelang kali ini adalah sebuah lahan terbengkalai di ujung pinggiran kota seluas 2 hektar 700 meter persegi, lahan ini dijual karena sang pemilik ingin pindah ke luar kota,”
Suara Mc Tampak mengumumkan deskripsi mengenai lahan yang terbengkalai ini. Ada sebuah Mansion yang cukup luas di dalamnya dan ada area untuk pertemuan indoor yang cukup luas. Sebuah Istal kuda yang kosong dan masih ada sederet pepohonan buah – buahan yang dibiarkan begitu saja.
Diskusi panas terjadi dikalangan para peserta lelang, bahkan Jessica yang sudah mendapatkan sebuah kalung berlian dengan harta Fantastis tentu saja dari merengek kepada Mario, pun ikut melirik dan diam – diam mencondongkan bibirnya ke telinga Mario.
“Apakah kamu tertarik dengan lahan ini? Ini sangatlah murah untuk lahan seluas itu dan hanya dibanderol dengan harga $15 juta,” bisik Jessica.
Mario mengernyitkan keningnya ketika mendengar ucapan Jessica, ia menoleh dan menatap Jessica yang masih tampak mengagumi sebuah Mansion tua yang ada di layar.
Dikatakan tua, sebenarnya itu karena sudah hampir lebih dari 5 tahun Mansion tersebut dibiarkan kosong. Tanaman merambat mulai tumbuh sementara cat di dinding sudah mulai mengelupas hampir 50%.
Jika dipungkas dan direnovasi, maka akan mendapatkan sebuah Mansion yang sangat besar dan mewah. Tapi... Haah, Mario mendesah tidak berdaya.
Rumor yang beredar mengenai lahan ini sungguh menakjubkan. Banyak anggota keluarga yang sering mengalami kecelakaan dan juga kejadian Teror membayang di pikiran Mario dan juga para peserta yang lainnya.
“... Bukankah ini adalah daerah yang ditinggalkan oleh keluarga Jhon?”
“... Kudengar lahan itu pembawa sial,”
“... Dikatakan jika hampir semua orang yang tinggal di Mansion baik pekerja atau tuan rumahnya mengalami kecelakaan, mengalami teror secara terus menerus,”
“.. Ya ya benar. Haaah apa yang dipikirkan oleh perusahaan PHANTOM dengan melelang lahan ini? Lalu apa maksud dengan harga awal yang tinggi ini? Siapa juga yang ingin menawar?”
“... Pasti orang itu bodoh jika menawar lahan yang membawa sial itu!!”
Ada banyak diskusi lainnya yang masih berkeliaran di kalangan para peserta ini. Dan Mario juga dengan sabar menjelaskan mengenai rumor tersebut kepada Jessica.
Mereka semua sepakat kebingungan dengan tujuan penyelenggara acara lelang ini, PHANTOM GROUP yang mengikutsertakan lahan ini untuk dilelang.
Jika diskusi ini sampai di telinga Rose, bisa dipastikan ia tidak bisa lagi menahan tawanya. Mereka semua tidak akan tahu jika setelah PHANTOM menemukan dan ‘mengusir’ sumber dari kesialan dan Teror di lahan itu, lahan itu akan menjadi lahan yang ternilai setiap jengkalnya!
Hening.. hingga 15 menit berlalu setelah penjelasan dari MC, tidak ada yang menawarnya. Tampaknya semua peserta tidak akan mengambil suara satupun untuk barang 1 ini.
Di sebuah ruang super VVIP yang hanya diperuntukkan bagi pemilik PHANTOM, Jackson Phantom.
Jack ditemani oleh Mike, dengan santai menyesap wine dengan rendah alkoholnya. Matanya tajam mengamati jalannya acara pelelangan kali ini yang dikatakan... Cukup berhasil.
Tentu saja kecuali Lahan terbengkalai milik sepupunya ini. Mike bahkan sudah beberapa kali melirik ke arah sang Bos guna menelisik ekspresi Jack yang sayangnya tetap saja Datar dan dingin sedari memasuki ruangan 1 ini.
Jika Jack tidak menggerakkan tangannya untuk sekedar menyesap Wine dan sesekali memakan cemilan manisnya, Maka Mike akan mengira jika Bosnya ini tengah tertidur nyenyak!
“Bos, sepertinya kita memang akan menggunakan Lahan tersebut secara pribadi,” ucap Mike setelah memberanikan diri memecah kesunyian Hati, Eh kesunyian suasana di dalam ruangan.
“Hmmm,” tanggap Jack. Singkat, padat, dan tidak jelas apa maksud dari gumamannya. Tetapi, sebagai asisten terlama dan terpercaya bagi Jack, tentu saja Mike paham apa yang dimaksud dengan Jack. Jack tidak memungkiri prediksi Mike tentang lahan ini.
Sepertinya ia memang harus segera memikirkan proyek apa yang akan ia bangun untuk lahan ini, dan juga ia akan memberikan sejumlah uang seharga dengan yang ditawarkan oleh MC tadi kepada keluarga sepupunya.
Situasi yang sangat hening juga menyebabkan kecanggungan di hati para staff pelelangan. Pasalnya hal ini baru terjadi hari ini, dimana tidak ada sama sekali yang menawar harga untuk barang yang mereka pamerkan.
Sebenarnya MC juga mendengar rumor tentang lahan ini, tetapi karena bos besarnya memiliki hubungan dekat dengan pemilik lahan, para staff hanya bisa menuruti perintah meski akhirnya tidak ada yang menawar.
“Baiklah, tidak ada yang menawar? Jika demikian, kami akan meng – keep barang properti ini untuk barang pelelangan selanjutnya. Sekali lagi, harga awal adalah $15 juta dolar ini kesempatan terakh...”
“ $20 juta Dollar ....”