NovelToon NovelToon
BERMAIN DIBELAKANG SAHABATKU

BERMAIN DIBELAKANG SAHABATKU

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor
Popularitas:21.8k
Nilai: 5
Nama Author: mealvineaaaa

Di balik kehidupan pernikahan yang tampak sempurna, tersembunyi jejak pengkhianatan yang perlahan menguak kebenaran yang pahit. Hanna adalah seorang wanita karier sukses yang selalu mengutamakan keluarganya. Ia percaya bahwa pernikahannya dengan Reza adalah contoh dari hubungan yang ideal, penuh cinta dan kesetiaan. Namun, dunianya mulai runtuh ketika ia mulai mencurigai bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mealvineaaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16: Pertemuan Sederhana

Happy Reading..

...🦋🦋🦋...

Suasana pagi itu sangat cerah, langit biru bersih tanpa awan sedikitpun, memberi nuansa segar dan semangat baru. Hanna memutuskan untuk bertemu dengan Anisa di kafe favorit mereka, "Café Aroma." Kafe ini terkenal dengan suasana nyaman dan kopi yang nikmat, tempat yang sempurna untuk berbincang-bincang santai.

Hanna tiba lebih dulu dan memilih meja di pojok yang tenang. Ia mengenakan blus berwarna pastel dan rok putih yang elegan, tampak anggun seperti biasanya. Tak lama kemudian, Anisa datang dengan langkah ringan. Ia mengenakan gaun kasual berwarna biru muda yang membuatnya terlihat cerah dan segar.

"Hanna! Lama tidak bertemu," sapa Anisa dengan senyum lebar, memeluk sahabatnya erat.

"Anisa, senang sekali bisa bertemu lagi. Sudah lama kita tidak duduk bersama seperti ini," balas Hanna dengan antusias.

Setelah memesan minuman—latte untuk Hanna dan cappuccino untuk Anisa—mereka mulai berbincang-bincang ringan tentang berbagai hal.

"Aku masih ingat, pertama kali kita bertemu di kampus dulu. Kamu yang selalu rajin dan aku yang sering terlambat," kenang Anisa sambil tertawa.

Hanna tertawa mengingat kenangan itu. "Ya, kamu selalu punya alasan lucu setiap kali terlambat. Mulai dari kucing yang menghalangi jalanmu sampai cerita tentang tukang bakso yang membuatmu lapar di jalan."

Anisa mengangguk sambil tersenyum. "Tapi itu semua benar, kamu tahu? Aku tidak bisa menolak tukang bakso yang lewat."

Mereka berdua tertawa, menikmati kenangan masa lalu yang penuh dengan kejadian lucu dan manis. Kafe mulai ramai, tapi mereka tetap asyik dalam percakapan mereka.

"Tapi sekarang, lihat dirimu, Hanna. Kamu sudah menjadi wanita sukses dengan butik mewah. Aku sangat bangga padamu," kata Anisa dengan tulus.

"Terima kasih, Anisa. Kamu juga tidak kalah hebat. Menjadi CEO di usia muda, itu pencapaian yang luar biasa," balas Hanna dengan penuh kekaguman.

Setelah beberapa waktu berbincang-bincang, mereka mulai membicarakan hal-hal yang lebih ringan dan lucu.

"Apa kamu ingat saat kita berlibur ke Bali dan hampir ketinggalan pesawat karena kamu sibuk belanja oleh-oleh?" tanya Hanna sambil tertawa.

Anisa tertawa keras. "Tentu saja ingat! Dan pada akhirnya kita harus berlari di bandara dengan semua barang bawaan kita. Aku masih ingat wajah petugas keamanan yang heran melihat kita."

"Kita benar-benar terlihat seperti orang gila waktu itu," sambung Hanna sambil menahan tawa.

"Jangan lupa, kita juga hampir kena masalah karena kamu mengira kamar hotel orang lain sebagai kamar kita. Untung mereka tidak lapor ke manajer hotel," kata Anisa sambil memutar matanya, berusaha menahan tawa.

Mereka tertawa terbahak-bahak, mengingat betapa konyol dan lucunya kejadian-kejadian yang mereka alami bersama. Percakapan mereka dipenuhi dengan tawa dan kehangatan, membuat suasana menjadi sangat menyenangkan.

Setelah beberapa waktu, percakapan mereka beralih ke topik yang sedikit lebih serius namun tetap dengan sentuhan humor.

"Hanna, bagaimana hubunganmu dengan Reza? Masih sehangat dulu?" tanya Anisa dengan nada penasaran.

Hanna tersenyum dan mengangguk. "Ya, kami baik-baik saja. Meskipun kadang-kadang ada perbedaan kecil, tapi itu wajar dalam sebuah hubungan."

Anisa mengangguk setuju. "Benar sekali. Aku ingat, waktu pertama kali bertemu Reza, dia begitu gugup saat berkenalan denganku. Sampai-sampai dia hampir menumpahkan kopi di meja."

Hanna tertawa mengingat kejadian itu. "Ya, dia benar-benar gugup. Tapi sekarang dia sudah lebih percaya diri."

"Aku pikir dia takut aku akan menggoda kamu dan merebutmu darinya," canda Anisa sambil tertawa.

"Sepertinya begitu. Tapi dia tahu bahwa persahabatan kita lebih kuat dari apapun," jawab Hanna sambil tersenyum.

Percakapan mereka kemudian beralih ke rencana masa depan dan harapan masing-masing.

"Jadi, apa rencanamu ke depan, Anisa? Ada proyek besar yang sedang kamu kerjakan?" tanya Hanna dengan rasa ingin tahu.

Anisa mengangguk. "Ya, ada beberapa proyek besar yang sedang berjalan. Salah satunya adalah ekspansi ke pasar internasional. Tapi kamu tahu, ini semua membutuhkan banyak waktu dan usaha."

"Itu pasti. Tapi aku yakin kamu bisa melakukannya. Kamu selalu punya tekad yang kuat," kata Hanna dengan penuh keyakinan.

"Terima kasih, Hanna. Bagaimana dengan butikmu? Ada rencana untuk membuka cabang baru?" tanya Anisa.

"Ya, aku sedang mempertimbangkannya. Tapi aku ingin memastikan semuanya berjalan lancar di sini sebelum membuka cabang baru," jawab Hanna.

Mereka berdua saling berbagi mimpi dan harapan, saling mendukung satu sama lain dengan penuh semangat.

Waktu berjalan begitu cepat ketika mereka sedang berbincang-bincang. Sore pun tiba, dan mereka harus kembali ke kehidupan sehari-hari masing-masing.

"Hanna, terima kasih untuk hari ini. Aku benar-benar menikmati waktu kita bersama," kata Anisa sambil memeluk sahabatnya.

"Aku juga, Anisa. Kita harus melakukannya lagi suatu saat," balas Hanna dengan senyum hangat.

Mereka berpisah dengan senyum di wajah dan hati yang hangat. Pertemuan sederhana ini telah mengingatkan mereka betapa berharganya persahabatan mereka.

Malam tiba dan Hanna pulang ke rumah. Ia duduk di ruang tamu sambil memikirkan percakapannya dengan Anisa. Tiba-tiba, teleponnya berdering. Nomor yang tidak dikenal muncul di layar.

"Halo?" sapa Hanna dengan sedikit ragu.

"Hanna, ini penting. Kita perlu bicara," kata suara di ujung telepon dengan nada mendesak.

Hanna merasa jantungnya berdebar. "Siapa ini? Apa yang terjadi?"

"Temui aku di tempat biasa. Ada sesuatu yang harus kamu ketahui," jawab suara misterius itu sebelum telepon terputus.

Hanna berdiri dengan rasa penasaran dan kecemasan. Ada sesuatu yang tidak beres, dan dia tahu bahwa pertemuan ini bisa mengubah segalanya.

To be continued...

1
Siti Aeni
bru ini bc novel bikin knpa reza gk kpikiran anisa yg licik...
Yuli Ana
makin rumit... blm bisa meraba raba kira2 jalan ceritanya seperti apa... protagonisnya siapa... he he he... lanjut thor... semangat...
seru... penuh misteri...🥰🥰🥰🥰
ayudya
aku binggung alurnya ne, anisa apa Hanna yg tokoh utama, lucunya reza marah² gak jelas padahal dia sama saja dengan istrinya... sudahlah, semangat author.
Yuli Ana
ini sebenernya protagonisnya siapa sih... hana atau anisa... 😅
November
lanjut
Jumiah
ya anisa harus mengerti ,
klo yg kmu pacari suami orang..
Ma Em
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!