NovelToon NovelToon
Jodoh Pilihan Bocil

Jodoh Pilihan Bocil

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Paksaan Terbalik / Penyelamat
Popularitas:86.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Ello, seorang dokter pediatri yang masih berduka atas kehilangan kekasihnya yang hilang dalam sebuah kecelakaan, berusaha keras untuk move on. Namun, setiap kali ia mencoba membuka hati untuk wanita lain, keponakannya yang usil, Ziel, selalu berhasil menggagalkan rencananya karena masih percaya, Diana kekasih Ello masih hidup.

Namun, semua berubah ketika Ello menemukan Diandra, seorang gadis misterius mirip kekasihnya yang terluka di tepi pantai. Ziel memaksa Ello menikahinya. Saat Ello mulai jatuh cinta, kekasih Diandra dan ancaman dari masa lalu muncul.

Siapa Diandra? Apakah ia memiliki hubungan dengan mendiang kekasih Ello? Bagaimana akhir rumah tangga mereka?

Yuk, ikuti ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Ingin Pergi

Pak Hadi berdiri di hadapan Zion dengan penuh perhatian, tatapannya serius seperti biasanya ketika menerima perintah penting. Zion, dengan raut wajah tegas dan mata yang menyiratkan kekhawatiran, berkata, “Pak Hadi, aku ingin Bapak menyelidiki kasus penyerangan yang dialami Ello dan Diandra tadi siang. Ini bukan sekadar penyerangan biasa, aku mencium ada yang lebih dari ini, apalagi mereka hanya menginginkan Diandra.”

Pak Hadi menganggukkan kepala, memahami urgensi permintaan tersebut. “Baik, Tuan. Saya akan segera mengumpulkan informasi dan menelusuri siapa saja yang terlibat. Apakah ada detail lain yang perlu saya ketahui?”

Zion menarik napas sejenak sebelum menjawab, “Ello sempat mengatakan bahwa mereka dihadang di jalan sepi, dan pelakunya tampaknya cukup terorganisir. Ini bukan kerjaan amatir, mereka membawa senjata api. Aku curiga ini ada kaitannya dengan masa lalu Diandra. Kita harus bergerak cepat sebelum hal ini menjadi lebih besar.”

Pak Hadi mencatat dalam benaknya setiap detail penting yang disampaikan. “Saya akan mulai dengan memeriksa rekaman CCTV di area sekitar dan menanyai beberapa sumber terpercaya. Kita akan segera tahu siapa yang ada di balik ini, Tuan.”

Zion menatap Pak Hadi dengan penuh keyakinan. “Terima kasih, Pak Hadi. Keselamatan mereka adalah prioritas kita. Jangan sampai ada yang meremehkan keluarga Mahendra.”

"Baik, Tuan." Pak Hadi membungkuk hormat sebelum berbalik meninggalkan ruangan, membawa tekad dan kewaspadaan dalam setiap langkahnya.

Setelah Pak Hadi pergi, Zion menghela napas panjang. "Siapa sebenarnya Diandra ini? Apa latar belakangnya?" gumam Zion tak bisa menebak.

***

Malam telah larut, Diandra duduk di kursi yang ada di balkon kamarnya. Sorot matanya kosong menatap langit di mana malam menutupi langit dengan selimut gelapnya. Cahaya bulan samar-samar menerangi kamarnya, memberikan bayangan tipis di wajahnya yang kini terlihat tegang dan penuh pertimbangan.

Ia memeluk dirinya sendiri, merasakan dinginnya udara malam yang menembus kulitnya. Pikirannya berputar-putar pada kejadian penyerangan tadi. Wajah-wajah para penyerang, suara adu tinju dan tendangan, serta suara tembakan terngiang di telinganya, membuat dadanya sesak. Diandra menggigit bibirnya, berusaha menahan perasaan takut dan bersalah yang mulai merayap.

“Aku hanya akan membawa bahaya pada mereka jika tetap di sini,” gumamnya, suaranya bergetar namun tegas. Matanya mulai basah, tapi ia menahan air mata itu agar tidak jatuh. Ia tahu, keputusan ini berat, namun harus ia ambil.

Dengan hati-hati, Diandra berdiri dan mengemasi beberapa barang penting ke dalam tas kecil. Tidak banyak yang ia bawa, hanya pakaian sederhana dan beberapa perbekalan. Ia melirik foto kecil yang ada di atas nakas, fotonya bersama Ziel dengan senyuman lebar penuh kebahagiaan. Diandra meraihnya dan menatapnya. "Ziel, Tante akan merindukanmu," gumamnya pelan, lalu memasukkan foto itu ke dalam tasnya.

Sebelum pergi, ia menatap kamarnya sekali lagi, ruangan yang memberinya rasa aman yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. “Terima kasih... Ello, dan keluarga ini,” ucapnya dengan bisikan lirih. Dengan langkah ringan namun tegas, Diandra membuka pintu kamarnya dan melangkah keluar, meninggalkan kehangatan rumah yang telah menjadi tempat perlindungannya untuk terakhir kalinya.

Ia berjalan pelan menyusuri lorong, berharap tidak membangunkan siapa pun. Saat mencapai pintu depan, Diandra berhenti sejenak untuk menarik napas dalam-dalam, sebelum menghilang ke dalam bayangan malam yang membawanya pergi dari rumah itu, meninggalkan jejak samar dari keberadaannya.

Diandra berdiri di depan pintu, kedua tangannya mengepal erat di sisi tubuhnya, bersiap melangkah keluar, namun langkahnya terhenti saat suara kecil memanggil dari belakang.

“Tante Diandra! Tante mau ke mana?” Suara Ziel terdengar tegas, meski diiringi nada panik khas anak kecil yang tak ingin kehilangan sesuatu yang berharga.

"Deg"

Diandra menoleh, wajahnya seketika berubah lembut saat melihat bocah itu. Namun, ia tahu tak bisa mundur dari keputusannya. “Ziel, kembali tidur, ya. Ini sudah malam,” ucapnya lirih, berusaha menghindari kontak mata.

Ziel mengernyitkan dahi, kemudian berlari mendekat. “Tidak! Tante Diandra tidak boleh pergi! Tidak boleh!” teriaknya, membuat suara gaduh yang menggema di seluruh rumah.

"Sstt... pelankan suaramu Ziel." ucap Diandra seraya menempelkan jari telunjuknya di bibirnya sendiri. Ia menjadi panik karena suara Ziel cukup keras, takut orang-orang di rumah itu terbangun karena suara Ziel. Dan benar saja, tak lama kemudian pintu-pintu kamar terbuka dengan cepat. Elin dan Zion muncul di ujung koridor, diikuti oleh Ello yang berlari menghampiri sumber keributan. Ello menatap Diandra yang berdiri kaku di ambang pintu, seolah memproses apa yang sedang terjadi.

“Apa yang terjadi?” tanya Ello dengan nada tegas, matanya bergerak dari Ziel ke Dianda.

Ziel, menunjuk ke arah Diandra. “Om Ello , Tante Diandra mau pergi!”

Sejenak, hening mencekam. Ello menatap Diandra dengan mata yang penuh pertanyaan dan kekhawatiran. Ia melihat tas yang dipegang Diandra. Zion dan Elin saling pandang, sebelum langkah mereka mempercepat mendekati pintu.

“Benarkah ini?” Ello bertanya dengan suara yang lebih pelan namun penuh tekanan. Diandra menunduk, menghindari tatapan semua orang. “Iya, Ello. Aku harus pergi. Aku tidak ingin kalian semua terlibat dalam masalahku, apalagi sampai celaka karena aku.”

Elin maju selangkah, ekspresinya campuran antara khawatir dan iba. “Masalah apa, Diandra? Kita bisa menghadapinya bersama.”

Diandra menggeleng, air mata menggenang di sudut matanya. “Tidak, Kak Elin. Aku ini hanya orang asing yang kalian selamatkan. Kalian sudah terlalu baik padaku, tapi aku tidak bisa membiarkan kalian terluka karena sesuatu yang bahkan aku sendiri tak tahu pasti penyebabnya... karena amnesiaku.”

Zion, yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. “Diandra, kamu tidak perlu pergi. Kami sudah memutuskan akan melindungimu, apa pun yang terjadi.”

Namun Diandra menatap Zion dengan sorot mata penuh tekad. “Terima kasih atas semua yang telah kalian berikan padaku. Terima kasih karena telah menganggap dan memperlakukan aku seperti keluarga, meski aku hanya orang asing yang tak jelas asal-usulku. Jika ada kesempatan, aku akan membalasnya. Aku sudah cukup membebani kalian. Ini keputusan yang harus aku ambil.”

Suasana hening lagi, hanya suara napas berat dan bisikan angin malam yang terdengar. Tiba-tiba suara Ziel yang polos memecah keheningan, "Kalau Om Ello menikahi Tante Diandra, Tante Diandra tidak akan pergi, 'kan?"

Diandra terkejut, tubuhnya seketika menegang. Pertanyaan itu seolah menghentikan waktu dan membuat semua orang memandang ke arah Ziel dengan kaget. Mata Diandra membulat, tak percaya dengan apa yang baru saja keluar dari mulut bocah itu. Elin menahan napas, sementara Zion mengangkat alis, tertarik dengan respons yang akan muncul.

Sebelum Diandra bisa merespons, Ziel berlari ke arah Ello dan menarik lengan Omnya sambil merengek, "Om Ello, nikahi Tante Diandra, biar Tante Diandra nggak pergi! Aku tidak mau dia pergi, Om!"

Ello, yang awalnya terdiam dalam keterkejutan, menatap Ziel dengan wajah bingung. "Ziel, apa yang kamu katakan? Ini bukan hal yang bisa diputuskan begitu saja," jawabnya, suaranya bergetar antara takjub dan kebingungan.

Ziel tak mau kalah, tatapan matanya yang polos berubah menjadi permohonan yang tulus. "Tapi, Om Ello, aku tidak mau Tante Diandra pergi. Dia baik sekali dan aku sayang dia," katanya dengan mata yang berkaca-kaca, membuat suasana semakin mengharu biru.

Diandra menelan ludah, air mata yang ia tahan sejak tadi akhirnya mengalir. "Ziel, Tante dan Om kamu hanya berteman, tak mungkin menikah. Apalagi Tante belum tahu siapa diri Tante sebenarnya." Diandra berusaha membujuk Ziel.

Ziel mendongak menatap Ello. "Ziel akan mogok bicara dan makan kalau Om Ello nggak nikah sama Tante Diandra." Tegas Ziel, kemudian berlari meninggalkan semua orang.

"Ziel! Dengarkan Om dulu!" panggil Ello. Namun Ziel tetap berlari meninggalkan mereka.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Riaaimutt
jadi,, beneran Diana yaa
iskandar kandar
Luar biasa
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Ilham Dwi Putra
luar biasa
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Riaaimutt
q datang,, otw marathon ..
Septya Tya
kurang meledak disaat2 terakhirnya
Cicih Sophiana
terima kasih kak Nana... sehat sll tetap semangat dan sukses... ❤️❤️❤️
Fadillah Ahmad
Kakak ada akun ke 2 ya kak?
🌠Naπa Kiarra🍁: Iy, Kak.
total 1 replies
Cicih Sophiana
mantap bulan madu...
Farida@Hidayu🇵🇸
terima kasih author di mana cerita om John...
🌠Naπa Kiarra🍁: Masih di NT, Kak. Cari aja judulnua di kolom pencarian.
total 1 replies
Farida@Hidayu🇵🇸
apa om John n Nadira di jebak dengan obat perangsang
Farida@Hidayu🇵🇸
baru saja aku berkata dalam hati apa kak Nana enggak mau bikin kisahnya om John /Facepalm//Facepalm//Facepalm/. ternyata kata hati ku di dengarin ya
🌠Naπa Kiarra🍁: 🤣🤣🤗🤗🤗
total 1 replies
Fadillah Ahmad
Luar Biasa.
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Fadillah Ahmad
Ini publish dimana kak? Di FZ atau di NT lak?
🌠Naπa Kiarra🍁: Di NT, Kak. cari aja judulnya.
total 1 replies
Dewi S Ayunda
kapan launching thor
Dewi S Ayunda: oke kak..semoga suksesss yaaa..
🌠Naπa Kiarra🍁: Masih, kak.
total 6 replies
Dwi Winarni Wina
keren bingit kisah John dan nadira cus mampir kesana kak Nara....
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
ternyata disini brata diringkus
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
om jhon nya belum keliatan di aku
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama Kak🤗🙏🙏🙏
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ: iya keliatan. udah ke ❤. besok baca. makasih kak
total 3 replies
Arima Nur
sama sama,terimakasih kasih juga atas semua karya yg tercipta.Banyak pelajaran hidup yg didapatkan.ada hikmah disetiap kejadian.🤗😘🙏🙏
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
belum keliatan. belum bisa dimampirin
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
ini kisah si om jhon. 😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!