Demi bisa masuk ke keluarga besar Dirgantara, Nayya menggunakan trik licik dengan menjebak Keyvan sehingga mereka di tuntut untuk menikah.
Tentu Keyvan menolak tegas. Bahkan ia menatap Nayya penuh kebencian. Tapi keputusan keluarga Dirgantara sudah bulat dan Keyvan tidak bisa menolaknya.
Keyvan meminta sedikit waktu untuk memikirkannya. Namun kemudian, tiba-tiba Keyvan menyetujuinya dengan senang hati, hingga pernikahan pun terjadi.
"Aku akan mengikuti permainanmu." ~ Keyvan
"Kini aku berhasil menjadi bagian dari keluarga Dirgantara." ~Nayya
Apa tujuan Nayya sebenarnya? Dan rencana apa yang akan Keyvan lakukan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Pengakuan Nayya
Nayya memilih pulang. Dia berjalan dengan lunglai mengetahui fakta yang baru saja ia dapatkan. Fakta jika ia di buang lebih menyakitkan daripada mengetahui skandal-skandal yang pernah ibunya lakukan.
"Ibu, kenapa kau tega melakukan hal itu padaku," lirihnya. Dia merosot kan tubuhnya di lantai dan menangis terisak.
"Kenapa? Kenapa kau tega membuang ku? Kenapa Bu?" Nayya memukul pelan dadanya yang terasa sesak. Dia sangat senang saat bertemu ibunya setelah sekian lama. Tapi ternyata dia hanya dijadikan alat untuk balas dendam saja.
"Kau jahat, Bu. KAU JAHAT!" teriaknya.
...****************...
Setelah perasaannya tenang, Nayya mulai mengemasi barang-barangnya. Dia berencana untuk pergi ke rumah utama untuk meminta maaf secara langsung pada keluarga Dirgantara, sesuai janjinya pada Keyvan. Baru setelahnya, ia akan pergi, menjauh dari kehidupan keluarga itu. Ia ingin menenangkan pikirannya dan memulai kehidupannya yang baru dengan melupakan dendamnya.
Hah, bukankah ini terlihat sangat lucu? Setelah sekian lama ia menghilang, tiba-tiba ia datang dan menggunakan trik licik untuk bisa masuk ke keluarga Dirgantara hanya untuk balas dendam.
Dan sekarang, belum lama ia menyandang status sebagai nyonya Dirgantara, ia harus melepaskannya karena kesalahannya sendiri.
"Semua gara-gara om Jerry yang terus mendesak ku untuk melakukan hal ini. Entah kenapa om Jerry begitu membenci keluarga Dirgantara. Apa semua karena ibu?"
Ya, Nayya tidak tahu kenapa Jerry begitu membenci keluarga Dirgantara. Selama ini Jerry selalu meracuni pikiran Nayya dengan mengatakan hal buruk tentang Keluarga itu yang sudah memperlakukan ibunya dengan buruk.
Setelah selesai berkemas, ia mengambil ponselnya untuk menghubungi Keyvan. "Aku tunggu di rumah utama." Nayya mematikan sambungan teleponnya tanpa menunggu jawaban dari Keyvan.
Dia bukan orang yang suka ingkar janji. Jadi, setelah ini, ia akan pergi menjauh dari kehidupan Keyvan.
"Huh ... " Nayya mengambil nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Dia menarik kopernya keluar dari kamar.
"No-nona, anda mau kemana?" tanya pelayan yang kebetulan berpapasan dengan Nayya.
"Aku mau ke rumah utama bi. Maaf jika selama tinggal di sini, aku sudah merepotkan bibi," ujar Nayya
"Astaga nyonya, apa yang nyonya katakan? Ini sudah menjadi tugas kami melayani anda."
Nayya tersenyum dan mengangguk. Sekali lagi ia berpamitan pada pelayan sebelum keluar dari rumah itu.
"Nyonya Nayya hanya ingin ke rumah utama, tapi kenapa seolah dia akan pergi jauh," batin si pelayan.
Nayya berdiri di depan gerbang, menunggu taksi yang sudah ia pesan sebelumnya. Dia menggenggam erat kopernya dan mendongak, menghalau air matanya yang ingin menetes.
"Rasanya sangat menyakitkan. Huh, nasib ku sangat tragis. Ibuku tidak menginginkan ku, tapi aku justru menyalahkan orang lain," lirihnya. Dia mengusap kasar air matanya, setelah taksi yang ia pesan sudah datang. Dia mulai masuk ke dalam taksi dan menyebutkan alamat yang ia tuju.
Di sepanjang perjalanan, Nayya hanya terdiam, menatap keluar jendela mobil. Dia sangat malu pada keluarga Keyvan karena sudah memendam dendam sejak lama namun ternyata semua itu hanya manipulasi ibunya dan juga om Jerry.
"Sebenarnya, apa yang mereka inginkan?" batin Nayya.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, taksi yang ia tumpangi sampai di depan rumah mewah Keluarga Dirgantara. Dia berdiri di depan gerbang dan menghela nafas berulang kali, guna mengumpulkan keberaniannya.
"Ayo Nayya, kau pasti bisa. Sama seperti saat pertama kau berniat untuk balas dendam. Sekarang kau juga harus berani mengakui kesalahan mu di depan mereka," batin Nayya menyemangati diri sendiri. Baru kemudian, ia mulai masuk setelah penjaga membuka pintu untuknya.
Di dalam, tepatnya di ruang tamu. Semua orang sudah menunggu kedatangan Nayya. Mereka semua bertanya-tanya, untuk apa Nayya meminta mereka berkumpul di rumah utama. Bahkan Kevin mencoba bertanya pada Keyvan, tapi pria itu hanya mengangkat kedua bahunya seolah tidak tahu menahu.
Ya, sebenarnya ia sendiri juga tidak tahu kenapa Nayya melakukan hal ini. Hanya saja, ia mempunyai firasat tidak baik. Apakah semua ini berhubungan dengan bukti yang ia berikan pada wanita itu? Atau jangan-jangan Nayya tidak percaya dengan bukti-bukti tersebut?
Dan tidak berapa lama, akhirnya yang ditunggu-tunggu sudah datang. Mereka semua berdiri menyambut Nayya, namun mereka juga tertegun saat melihat wanita itu menarik kopernya.
"Nayya, apa yang kau lakukan? Kenapa kau ... "
"Aku ingin berpamitan, mom," sela Nayya
"A-apa maksud mu, sayang?" Flora menghampiri Nayya dan mengajaknya untuk duduk, tapi wanita itu justru menolaknya.
"Aku ingin jujur pada kalian semua," seru Nayya. Dia menghela nafas panjang dengan kedua tangan yang mengepal. Baru kemudian, ia kembali berkata. "Sebenarnya, aku menjebak Keyvan agar aku bisa menikah dengannya dan masuk ke dalam keluarga ini untuk balas dendam."
Deg
"A-apa? Na-nayya, apa maksudmu? Balas dendam?" Flora terkejut dengan pengakuan Nayya, begitu juga dengan yang lainnya, kecuali Keyvan dan Kevin tentunya.
"Kak, apa maksudmu berkata seperti itu?" tanya Keyra.
Nayya tersenyum menatap Keyra, dan berkata, "aku bukan kakakmu, Key. Tapi aku adalah teman masa kecilmu yang dulu pergi tanpa mengatakan apapun padamu."
Deg
"A-apa?"
"Ya, aku Aina. putri dari Fiona Evelyn Saraswati," seru Nayya.
"Oh my God." Semua orang terkejut mendengar pengakuan Nayya. Bahkan Flora yang saat ini berdiri di dekatnya, sempat terhuyung. Beruntung Nayya dengan sigap menopang tubuh Flora, dibantu oleh Keyvan yang menghampirinya.
"Kau baik-baik saja, mom?" tanya Keyvan
"Ya, mommy baik-baik saja." seru Flora. Dia menatap Nayya dan berkata, "jadi kau putri Fiona dan kau menjebak Keyvan untuk balas dendam. Tapi, kenapa kau melakukan hal itu? Memangnya apa kesalahan kami?"
Nayya menunduk dengan kedua mata yang mulai berembun. Dia tersenyum, menatap Flora dan berkata, "karena kalian yang menyebabkan ibuku meninggal."
"Apa?" pekik semua orang.
"Iya, selama ini aku selalu berfikir jika kalian lah penyebab ibuku meninggal. Bahkan ibu dan om Jerry menanamkan kebencian di hatiku. Itu sebabnya, aku menjebak Keyvan."
"Hah, tapi sekarang aku sadar jika aku salah besar. Dan Keyvan sudah menunjukkan kebenaran padaku. Jadi, sesuai kesepakatan kami sebelumnya. Aku ingin meminta maaf pada kalian semuanya. Dan aku akan pergi jauh dari kehidupan kalian," seru Nayya.
Dia melepas cincinnya dan memberikannya pada Keyvan. "Kau tenang saja, jika nanti muncul berita buruk tentang dirimu dan juga keluargamu, aku yang akan mengklarifikasi semuanya. Maaf sebelumnya dan terima kasih untuk semuanya." Nayya menarik kopernya dan pergi dari rumah itu. Namun, suara lantang Keyvan membuat Nayya menghentikan langkahnya.
"Apa kau pikir bisa pergi begitu saja?" Keyvan menghampiri Nayya dan berdiri di depannya. "Kau memang sudah meminta maaf pada kami. Tapi, apa kami sudah memaafkan mu?"
"Jadi, apa yang kau inginkan?" tanya Nayya.
"Kau akan segera tahu nanti," seringai Keyvan