" Jika kau tidak mau mendengar ku. Aku akan mencium mu sekarang juga" ancam Zahra.dia benar benar ingin pulang dan menemui teman temannya. Dia sudah berjanji ingin keluar bersama. Tapi dia juga tidak berani untuk ijin pada Umi Amelia.
" Cium saja jika kau ingin kita di nikah kan sekarang juga." Kata Ustadz Sulaiman melepas tangan Zahra dari lengannya dan kembali melangkah masuk ke dalam.
Zahra mengangkat tangannya meninju Angin. Dia sangat geram dengan sikap ustadz Sulaiman yang ternyata tidak mudah dia kendalikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Marah
"Abah, ibu. aku berniat membawa Zahra untuk tinggal di rumah ku Bah" Kata Ustadz Sulaiman sopan pada kedua mertuanya. mereka sedang bersantai di ruang tengah rumah Zahra setelah selesai makan malam. Seperti biasa hanya Radit yang tidak berada di sana. karena dia masih berada di kantor.
Abah Zahra tersenyum dan mengangguk. "bawa saja nak Sulaiman. dia kan sudah jadi tanggung jawab mu" jawab Abah Zahra.
"Benar nak Sulaiman. tapi sering sering la berkunjung kemari ya" sahut ibu Zahra tersenyum lembut.
" Baik Abah ibu" ujar ustadz Sulaiman juga tersenyum
Zahra hanya diam seperti biasa dia tidak banyak tingkah di hadapan kedua orang tuanya.
Setelah itu mereka pamit ke kamar mereka di lantai atas
" Kenapa kita Harus pindah si pak ustadz " kata Zahra mendudukkan dirinya di kasur nya melihat ke arah suaminya yang berjalan ke ruang ganti.
"Apa lagi yang kau lakukan di situ. berdiri dan bersiap untuk solat " ustadz Sulaiman tidak menjawab istrinya
Zahra ingin menjawab suaminya. tapi tiba-tiba dia teringat tadi siang suaminya Marah karena dia tidak mau mendengar ucapan nya
Zahra tidak punya pilihan lain selain mengikuti ucapan suaminya melangkah untuk bersiap dan solah berjemaah dengan suaminya. tidak lupa Sulaiman juga kembali menyuruh nya untuk membaca surah surah pendek.
Selesai itu Zahra ingin bersiap untuk tidur. tapi ponsel nya berdering
Zahra mengangkat panggilan nya dan sedikit menjauhi suaminya. karena yang menghubungi itu adalah Ken.
"Hello Ken. ada apa" tanya Zahra melalui panggilan telefon.
"Apa Kata mu sayang... ada apa... kau tidak merindui ku... kau kemana saja... kenapa kau libur" tanya Ken pada Zahra
Zahra jadi gelagapan " Aku ada urusan keluarga sebentar Ken. kau di mana. " tanya Zahra sengaja menukar topik pembicaraan.
" Aku di Rumah. malam ini ada Balapan. aku jemput kau seperti biasa ya" Kata Ken.
" Tidak usah Ken. aku lagi malas keluar ,"Alasan Zahra
"Pokoknya. aku Akan menjemput mu seperti Biasa. daa sayang" Ken langsung menutup Ponselnya.
Zahra Kembali melangkah masuk dan melihat suaminya sudah menutup matanya berbaring di ranjang. Zahra duduk di ranjang kembali melihat pada suaminya.
"Apa dia sudah tidur" Gumam Zahra melihat suaminya.
,,,,,,,,
Saat menunjukkan pukul sebelas malam Ken Kembali menghubungi nya dan memanggil nya pergi. Zahra melihat suaminya yang seperti tidur dengan pulas masih seperti posisi tadi. dia perlahan merinsut turun dari kasur Ke ruang ganti dan memakai baju kaos juga Seluar jeans panjang. dia tidak tampil seksi seperti biasanya.
Zahra sudah berniat ingin keluar dari pintu tapi di kejut kan oleh suara suaminya " Kau mau ke mana Zahra " Tanya Sulaiman menatap istrinya. tadi dia terbangun karena merasa tenggorokan nya sangat kering dan ingin pergi minum.
"Aku mau keluar sebentar " Jawab Zahra
"Ganti" kata Sulaiman
" Ganti apa"
" Ganti pakaian mu." dan kembali tidur tidur
"Aku hanya sebentar " Kekeh Zahra
"Jangan membantah ku Zahra. lihat ini sudah pukul berapa."
"Tapi aku benar benar hanya sebentar
"Zahra!!! " Sentak Sulaiman yang membuat Zahra terloncat kaget. selama ini laki laki di hadapannya itu sering ramah pada siapa saja dengan wajah lembutnya. melihat sisinya yang saat ini Zahra merasa Sangat asing dengan sikap suaminya.
"Jangan perlakukan aku seperti laki-laki pecundang Zahra. aku ini suami mu!. apa kau bisa mendengar ku. apa pantas seorang wanita keluyuran di waktu seperti ini. Aku tidak pernah mempermasalah kan seperti apa pun kau sebelum nya. tapi setelah kau menjadi istri Ku. aku tidak membenarkan mu melakukan semau mu Zahra " Ustadz Sulaiman benar benar marah pada Zahra.