Awalnya Zhea berpikir bahwa perasaannya selama ini kepada dokter tampan putra sulung Will dan Alea—Nathan Willy Coopers hanya perasaan kagum biasa. Namun kenyataannya Zhea salah!
Perasaan itu nyatanya adalah perasaan cinta sejak pertama kali mereka bertemu. Dan siapa sangka seiring berjalannya waktu, perasaan cintanya malah semakin tergila-gila untuk mendapatkan balasan cinta dari dokter nan dingin bernama Nathan itu.
“Aku sudah tergila-gila mencintaimu, Dr. Nath! Dan aku akan berjuang untuk mendapatkan cintamu dan membuatmu berhenti menganggapku sebagai anak kecil. Bahkan meski aku harus bersaing dengan wanita yang kau cintai!” ~Zheara Zaen Xavier~
Akankah Zhea berhasil mendapatkan balasan cinta dari Nathan? Ataukah Zhea harus merelakan cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Kesempatan Diwaktu Yang Tepat
...“Selamat datang, Nona Giselle! Silahkan tunggu sebentar, karena Tuan besar masih ada tamu.”...
Akan tetapi, karena rasa penasarannya Giselle tidak duduk seperti yang kepala pelayan itu dikatakan oleh kepala pelayan tersebut. Diam-diam Giselle malah mendekati ruangan dimana sang ayah dan tamunya tengah melakukan pembicaraan serius. Pintu yang sedikit terbuka itu membuat Giselle bisa dengan mudah mendengar percakapan keduanya.
“Bagaimana bisa transaksi kita gagal? Apa kau berapa banyak kerugian yang harus aku tanggung karena kegagalan kalian, Hah? Milyaran dollar, kau tahu tidak?” Tuan Vigor jelas tengah melampiaskan kemarahannya pada anak buah kepercayaannya itu.
“Maaf, Tuan! Itu diluar kendali kami, apalagi klan Black Sky yang memimpin penyergapan malam itu. Bahkan sebelum kami menyadari keberadaan mereka, sebagian anak buah kita sudah dikalahkan,” jelas pria tersebut yang dipanggil sebagai Alden.
“Aish, Sialan! Sejak kapan klan itu berani mengacaukan bisnisku, Hah? Keluarga Xavier memang benar-benar tidak bisa dibiarkan berkuasa begitu saja,” umpat Tuan Vigor sembari memukul keras meja di hadapannya.
Lalu tiba-tiba dia menyadari ada seseorang yang tengah menguping pembicaraannya di depan pintu. Dengan nada penuh ancaman Tuan Vigor berkata, “Cepat tunjukan wajahmu, jika tidak maka akan aku pastikan kepalamu penuh lubang dari senjata kesayanganku ini.”
Giselle jelas tertegun mendengar ancaman mengerikan dari sang Ayah. Dia memang tahu persis bagaimana sikap kejam ayahnya selama ini, apalagi dalam mendidik kedua saudara laki-lakinya. Namun, setiap kali bersamanya sang ayah akan selalu menunjukkan sisi yang jauh berbeda bahkan kebalikan.
Tidak ingin berakhir mengenaskan di tangan ayahnya sendiri, Giselle pun akhirnya memutuskan masuk ke dalam ruangan itu sambil berkata, “Apakah Papah mau aku bantu untuk menghancurkan keluarga Xavier?”
“Aaah, ternyata putri kesayanganku!” ujar Tuan Vigor yang kembali menyimpan senjatanya, “Kemarilah dan ceritakan bantuan seperti apa yang bisa kau berikan untuk Papahmu ini?” sambungnya menyambut kedatangan Giselle bahkan beralih dalam mode ramahnya.
“Papah tahu sendiri ‘kan? Kalau aku saat ini tengah menjalin hubungan yang cukup serius dengan Nathan Willy Coopers, putra sulung dari William Coopers yang merupakan orang yang paling dipercaya oleh keluarga itu,” ujar Giselle yang seolah mendapatkan sebuah kesempatan di waktu yang sangat tepat.
“Jika aku menikah dengan Nathan nantinya, maka aku bisa dengan mudah menjadi mata-mata untuk Papah ke depannya tanpa diketahui oleh mereka, bukan?” Giselle mengutarakan sebuah ide yang membuat sang ayah sangat tertarik.
“Lalu sebagai gantinya apa yang kau inginkan, Putriku Sayang?”
Tuan Vigor tahu persis bagaimana sifat asli putrinya, karena sifatnya memang yang paling mirip dengannya. Jika dia memberikan bantuan, maka dia harus mendapatkan imbalan yang menguntungkan untuknya sendiri.
“Bunuh salah satu putri kembar dari Levi dan Lucia yaitu Zheara Zain Xavier, karena dia bisa berusaha merebut Nathan dariku, Pah!” Giselle langsung saja mengutarakan keinginannya untuk melenyapkan Zhea dari hidup Nathan selamanya.
“Hanya itu? Baiklah, Papah akan membunuh keluarga itu sebagai bonusnya,” ujar Tuan Vigor dengan penuh percaya diri, tanpa mengetahui betapa mengerikan ketika iblis Xavier sudah menggila, "Seperti biasa, kau akan mendapatkan apapun yang kau inginkan, Putriku Sayang!” sambungnya.
Tuan Vigor dan Giselle seolah mengabaikan seorang Alden di sana. Dimana Alden hanya bisa diam mendengarkan rencana kejam ayah dan putrinya itu.
Akan tetapi, dalam hatinya Alden berkata, “Astaga, apakah mereka tidak mengetahui betapa mengerikannya iblis Xavier. Aku bahkan lebih baik mati di tangan kalian daripada harus mati di tangan salah satu iblis Xavier itu. Karena itulah aku melarikan diri saat penyergapan itu terjadi.”
“Hai, kau sudah mendengar apa yang putriku katakan, bukan? Maka tugasmu sekarang adalah membunuh gadis yang putriku sebutkan sebelumnya,” perintah Tuan Vigor kepada Alden yang sontak membuatnya terpaku di tempat.
Dia bahkan melarikan diri dari penyergapan yang dilakukan anak buah Xavier dan sekarang sialnya dia malah mendapat tugas untuk membunuh salah satu cucu kembar kesayangan keluarga mafia itu. Sungguh, jujur saja Alden tidak sanggup untuk melakukannya dan berharap akan dengan senang hati mengambil alih tugas tersebut.
Doa orang teraniaya sepertinya memang selalu terdengar, buktinya belum sempat Alden memberikan jawaban tiba-tiba pintu ruangan itu kembali terbuka. Memperlihatkan seorang pemuda yang cukup tampan yang mulai memasuki ruangan tersebut tanpa meminta ijin lebih dulu.
“Kali ini siapa target yang ingin kau bunuh, Giselle? Bolehkah aku yang melakukannya untukmu? Karena sungguh menyenangkan melihatnya memohon untuk tetap dibiarkan hidup, seperti targetmu sebelumnya,” ujar Pria itu yang ternyata putra kedua Tuan Vigor, Dario Alland Harrison.
“Ouh, kau sudah tiba rupanya. Jika kau ingin maka lakukan saja seperti biasa yang kau lakukan, untuk lebih jelasnya kalian berdua bicarakan di tempat lain. Karena Papah masih harus membicarakan hal penting lainnya dengan orang ini,” ujar Tuan Vigor yang menyerahkan permasalahan keinginan Giselle pada orang yang tepat menurutnya.
Giselle segera beranjak dari tempat duduknya dan berjalan meninggalkan ruangan itu, dikuti oleh Dario di belakangnya. Dia pun menceritakan semuanya tentang Zhea yang menjadi orang ketiga dalam hubungannya dengan Nathan, padahal pertunangan mereka aku dilangsungkan beberapa hari lagi.
...****************...
Sementara di Mansion kediaman keluarga Xavier, Jaydon kembali menyeret Rayden, sedangkan Felix menyeret Levi sampai tepat dihadapan Zhia sebagai bukti bahwa dia sudah melakukan sesuai yang diperintahkan. Zhia, Lucia dan si kembar Shea serta Zhea memang sudah menunggu kedatangan mereka di ruang tamu.
“Nyonya Zhia, saya sudah menyeret Tuan Rayden dan Levi sesuai yang telah anda perintahkan sebelumnya,” ujar Jaydon melaporkan bahwa tugasnya telah dia selesaikan dengan sangat baik.
Bersambung....
Up yang banyak 🙏🙏🙏