cerita ini mengisahkan tentang persahabatan dan juga percintaan saat SMA, di mana ada 3 laki laki yang sudah bersahabat sejak SMP. salah satu dari mereka sangatlah pemilih dalam pacaran, ia adalah Arba Panjaitan. Karena hal itu, mereka pun membuat sebuah taruhan. apakah taruhan itu? dan siapa kah yang akan menang dalam taruhan tersebut? yuk tanpa berlama-lama lagi, gass langsung baca aja 😉
sebelumnya mohon di baca dulu teks di bawa!
-Di mohon untuk membaca dengan benar.
-Di mohon jangan lompat bab.
-Dan jangan bom like.
-Sebisa mungkin jadi lah pembaca setia 🙏🏻
sekian terima kasih 🙏🏻 happy reading 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tanzila mutiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16 [ Di hukum bareng ]
"Lu serius di suruh ambil buku paket, sendirian?." Tanya Liza untuk memastikan, ia merasa tak percaya, jika Arba di suruh mengambil buku paket sendirian, Karena buku paket yang di bawa biasa nya banyak dan pasti nya juga berat.
"Se-serius lah. Udah Sono lu masuk, lu udah telat tuh." Jawab Arba yang berusaha mengalihkan pembicaraan, agar Liza tak mengintrogasi nya lagi.
"Waduh mampus, Gua bakal di hukum pasti." Gumam Liza yang baru sadar, jika diri nya sudah tak ada kesempatan lagi untuk masuk ke kelas.
"Gak usah di pikirin, bawa santai aja kali. Mending bolos dari pada di hukum." Ucap Arba santai, karena ia sudah terbiasa melakukan hal itu, berbeda dengan Liza yang sangat anti dengan yang nama nya bolos.
"Gua tampol lu ye, lebih baik gua di hukum dari pada bolos yang akhirnya tetap sama, di hukum juga dan lebih berat malah." Jawab Liza yang lebih memilih di hukum dari pada bolos. Ia pun tak ingin banyak bicara lagi dengan Arba, dan langsung melanjutkan perjalanan nya ke kelas, walaupun akhirnya ia di hukum dan tak mengikuti jam pelajaran pertama.
"Hem....Liza bakal di hukum?....gua punya ide nih." Gumam Arba yang memikirkan suatu ide. Sembari tersenyum smirk dan melihat punggung Liza yang sudah jauh pergi dari nya.
...----------------...
Sesampainya Liza di kelas.....
"Assalamualaikum....maaf pak, Liza telat." Ucap Liza memberi salam, lalu menghampiri Sang guru yang sedang duduk di kursi nya.
"Wa'alaikumsalam....Kenapa kamu telat Liza, tidak seperti biasanya kamu begini?." Tanya pak guru yang Merasa Bingung melihat seorang Liza yang datang telat ke sekolah.
"Maafin Liza, pak." Jawab Liza sembari menundukkan kepalanya. Ia merasa malu, karena tatapan mata teman teman nya semua melihat ke arah Liza.
"Bapak harap, ini pertama dan terakhir kali kamu telat ya nak. Tapi....maaf sekali, kamu tetap bapak hukum Liza." Ucap pak guru yang terpaksa menghukum Liza. Liza pun hanya mengangguk dan menurut.
Liza pun keluar dari kelas untuk melaksanakan hukuman yang di berikan oleh pak guru. Ia pun langsung menuju ke lapangan, hingga sesampainya di lapangan, Liza melihat ada Arba yang berdiri di depan tiang bendera. Liza yang tak ingin banyak pikiran pun, langsung berdiri di samping Arba dengan jarak yang lumayan jauh.
Arba yang melihat ada Liza di dekatnya pun tersenyum tipis, ia pun bergeser 1 langkah agar bisa lebih dekat dengan Liza. Lalu Arba pun memulai pembicaraan.
"Di hukum ya?." Tanya Arba yang memulai basa basi, agar ia bisa lebih dekat dengan Liza.
Liza pun hanya diam, tak menanggapi pertanyaan Arba. Arba yang merasa di abaikan pun, terus berusaha mengajak Liza mengobrol.
"Kenapa telat, tumben banget lu Dateng siang gini?." Tanya Arba sekali lagi, berharap Liza mau menjawab pertanyaan nya.
"Bukan urusan lu, mending lu diem deh. Nih cuaca makin panas, jangan buat gua jadi kepengen ngejitak jidat lu ye!." Jawab Liza tanpa melihat ke arah Arba, ia sangat malas menanggapi pertanyaan tak penting Arba.
"Etdah main jitak jitak aje lu, kalo panas bilang My wife." Ucap Arba yang membuat Liza langsung melihat ke arah nya.
"Gua bukan bini lu!." Jawab Liza dengan tegas.
"Ntar juga lu jadi bini gua." Ucap Arba dengan kesadaran penuh. Dan tingkat kepercayaan tinggi nya yang setinggi harapan emak nya.
"Pede bet lu." Jawab Liza sembari membuang muka. Ia sangat malas meladeni Arba yang terus menggoda nya.
Namun tiba tiba, Liza merasa teduh, seperti tak ada lagi sinar matahari yang membuat nya kepanasan. Liza yang bingung pun langsung melihat ke arah matahari, disana terlihat tubuh tinggi Arba yang menutupi sinar matahari.
"Lu ngapain ngadep sini, tiang bendera nya Disana woy?!." Tanya Liza bingung, saat melihat Arba yang menghadap ke samping bukan nya menghadap ke tiang bendera.
"Gua mau nya ngadep sini." Jawab Arba santai, seperti tak ada beban.
"Astaga, yang bener aje. Emang punggung lu gak panas ha?!." Tanya Liza yang heran dengan tingkah aneh Arba.
"Liza Liza, lu gak peka banget sih. Gua gini buat lu, Liz. Biar lu gak kepanasan!." Batin Arba yang jadi kesal. Kerena Liza yang tak peka peka.
"Udah, mending lu diem, Liz. Gua Nikahin juga nih." Jawab Arba yang mulai kepanasan.
"Ya udah, serah lu deh." Ucap Liza sembari bergeser sedikit menjauh dari Arba, hingga Liza kembali terkena sinar matahari. Arba yang melihat Liza bergeser pun, ikut bergeser untuk menutupi sinar matahari yang terpancar ke arah Liza.
Liza pun menjadi semakin bingung melihat Arba yang terus mengikuti nya bergeser.
"Lu Nape sih, gua geser lu ikut ikutan geser?!." Tanya Liza yang sangat heran melihat tingkah Arba yang menurut nya aneh.
Arba pun menghela nafas panjang, ia sangat lelah dengan Liza yang sangat tidak bisa memahami maksud nya yang ingin membantu Liza agar tidak kepanasan.
"Gua mau bantuin lu, Liz. Biar lu gak kepanasan!." Jawab Arba sejujurnya.
"Lu gimana sih, yang nama nya di hukum ya harus kepanasan lah?!." Tanya Liza yang sudah tak tau lagi dengan jalan pikiran Arba.
"Aaa...gemes banget anjir, pen gua cubit ginjal nya!." Batin Arba yang sudah habis kesabaran.
"Cape bet gua," gumam Arba sembari memijat pelipisnya.
"Lu kek nya lagi pusing ya, mending lu ke uks deh. Dari pada ntar lu pingsan di sini, siapa coba yang mau bawain lu ke uks kalo lu pingsan?." Ucap Liza yang menyarankan Arba untuk segera ke uks sebelum ia pingsan.
"Ya lu lah, ntar lu gendongin gua kalo gua pingsan." Jawab Arba sembari membayangkan bagaimana Liza yang menggendong nya sampai uks.
"Ogah, mending gua minta tolong orang lain, dari pada gendong badan lu yang berat nya seberat beban negara." Tolak Liza.
"Gak beban negara juga kali. Gua timpuk juga nih pake cinta." Jawab Arba yang sangat gemas dengan Liza.
"Hey, hey, hey. Kalian lagi di hukum ya, bukan lagi di suruh pacaran. Ini sekolah bukan tempat pacaran, jangan memberikan contoh yang buruk untuk siswa lain nya!." Ucap seorang guru yang tak sengaja melihat dan mendengar pembicaraan mereka. Guru tersebut pun langsung mengomeli Liza dan Arba habis habisan, hingga jam pertama selesai.
"Telinga gua sakit bet anjir, tu guru ngomel Mulu dah!." Ucap Arba setelah guru tersebut pergi meninggalkan mereka berdua, Arba sangat kesal pada guru tersebut karena mengomeli mereka hingga jam pertama selesai.
"Eh, lu kenapa sedih gitu?." Tanya Arba, saat melihat Liza yang menunduk sedih.
...----------------...
to be continued ~~~
jangan lupa dukungan nya 😉
@Tanzila_mthv
Aku author Tanz >.<
Sekian, terima kasih 🙏🏻
See you tomorrow, my month 👋🏻
Kenapa Zionku tiba-tiba nongol?😂
Jangan gitu lah Ar. Kasihan Bunda mu sama dua teman mu yang sayang sama kamu🥰🤗
Jangan gitu lah Ar. Kasihan Bunda mu sama dua teman mu yang sayang sama kamu🥰🤗