Riana Maharani, seorang Ibu rumah tangga yang dikhianati oleh suaminya Rendi Mahardika. Pria yang sudah lima tahun lamanya ia nikahi berselingkuh dengan sekertaris barunya, seorang janda beranak dua.
Alasan Rendi berselingkuh karena melihat Riana yang sudah tidak cantik lagi setelah melahirkan putri pertama mereka, yang semakin hari lebih mirip karung beras.
Riana yang hanya fokus mengurus keluarga kecil mereka sampai lupa merawat diri dengan kenaikan berat badan yang drastis.
Riana bersumpah akan kembali menjadi cantik dan seksi hanya dalam waktu tiga bulan demi membuat suaminya menyesal sudah berselingkuh.
Akankah Riana berhasil merubah penampilannya hanya dalam waktu tiga bulan dan berhasil membuat Rendi menyesal?
Yuk baca ceritanya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rishalin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Riana sangat senang karena sebentar lagi ia akan mendapatkan pekerjaan, ia tak menyangka hanya karena menolong seseorang dari jambret ia akan mendapatkan pekerjaan.
Jika saja Riana bertemu lagi dengan Bos yang kemarin, ia akan memamerkan jika ia juga bisa mendapatkan pekerjaan meski tubuhnya gendut.
Riana pun bersenandung ria setelah keluar dari kamar mandi, ia bersiap-siap pagi hari sekali sambil menunggu kedatangan Bu Windy.
Tepat jam 7 pagi Riana pun mendengar suara mobil berhenti didepan kontrakannya, dan ternyata benar dugaannya, Bu Windy datang bersama wanita yang kemarin.
Bu Windy pun melangkah menghampiri Riana "Kita bicara dulu didalam" ucapnya setelah tiba dihadapan Riana.
"Maaf Bu, kontrakan saya agak kurang layak" ucap Riana segan.
"Tenang saja, saya bukan tipe orang yang pemilih kok" jawab Bu Windy.
"Syukurlah kalau begitu" Riana sedikit bernapas lega.
"Kita langsung keinti pembicaraan saja, begini, karena kamu kemarin menolak uang pemberian dariku, jadi saya mau menawari kamu pekerjaan, aku dengar kamu sedang butuh perkerjaan??"
"Benar Bu, saya memang sedang membutuhkan pekerjaan" jawab Riana.
"Baguslah, kebetulan putra saya sedang membutuhkan seorang sekertaris dikantornya, kalau kamu mau, saya bisa membuat kamu berkerja dikantornya"
"Saya mau banget Bu!!" Mata Riana berbinar bahagia.
"Tapi selain itu, sebenarnya saya punya rencana dengan menempatkan kamu sebagai sekertaris putra saya"
"Rencana?" Kedua alis Riana bertaut.
"Putra saya adalah seorang pemuda yang ditinggal kekasihnya saat dirinya belum memiliki apa-apa, dia bahkan berselingkuh dengan sahabat dekatnya dan meninggalkan putra saya setelahnya, jadi sejak saat itu dia sangat membenci seorang wanita. Selama bertahun-tahun ia berkerja keras sampai memiliki segalanya seperti sekarang. Sayangnya, karena penghianatan kekasihnya ia selalu memandang rendah setiap wanita yang datang padanya. Kamu tahu? Dia bahkan hanya bersenang-senang dengan seorang wanita, dan setelah itu membayarnya. Lalu, kembali mencari kesenangan dengan wanita lain. Dan, itu membuat saya takut jika putra saya akan terkena imbas dari perbuatannya itu"
Riana menarik napas panjang, mendengar cerita dari Bu Windy ia jadi merasa simpati pada putranya.
"Saya berencana menjodohkan putra saya dengan wanita baik-baik, tapi sebelum itu kamu harus mengawasi semua kelakukan putra saya, jangan sampai dia kembali jajan sembarangan atau berbuat mesum dikantor, jika dia sampai ketahuan melakukan hal itu, orang tua pihak perempuan pasti akan menolak perjodohannya"
"Saya bingung harus melakukan apa Bu, nanti kalau putra ibu tau saya ikut campur urusannya terus dia marah gimana?"
"Kamu tenang aja, kamu hanya perlu melaporkan apa saja kegiatan putra saya. Dia selalu nurut kalau sama saya, hanya saja saya gak bisa terus memantaunya selama 24 jam, jadi saya sering kecolongan. Saya sering mendengar beberapa kabar jika putra saya sering membawa wanita kekantornya"
"Kalau kamu bisa melakukan tugasmu dengan baik, bukan hanya dari kantor yang akan kamu dapat, kamu juga akan mendapat gaji dari saya setara dengan gaji kantor. Gimana?"
Riana meneguk salivanya beberapa kali. Membayangkan jika ia digaji dua kali lipat setiap bulan membuat khayalannya melambung tinggi.
"Aku bisa melakukan apapun dengan uang segitu. bahkan, untuk sedot lemak sekalipun. Dengan begitu aku akan menjadi cantik lebih cepat dan membuat Mas Rendi kembali bertekuk lutut padaku" batin Riana.
"Gimana? Kamu setuju" ucapan Bu Windy berhasil membuyarkan lamunan Riana.
"Saya.. coba dulu ya Bu" jawab Riana ragu.
"Saya mau jawaban yang pasti, kalau hanya coba-coba, kamu bisa saja mundur suatu saat nanti, kalau kamu gak bisa saya bisa cari sekertaris lain"
"Baik Bu saya bersedia" Riana mengangguk yakin.
Jika hanya menjaga sang Bos dari mahkluk akhir jaman, ia pasti akan bisa melakukannya.
"Bagus..!! Kalau gitu kamu harus menanda tangani surat perjanjian ini" Bu Windy menyodorkan secarik kertas.
"Saya sampai harus tanda tangan?"
"Iya, kamu harus berjanji untuk menjaga putraku dari wanita-wanita haram, kalau kamu mundur kamu harus ganti rugi sebanyak 5x lipat dari gaji kamu"
Riana kembali meneguk salivanya, tapi kali ini bukan karena tergiur, melaikan karena takut jika dirinya tak sanggup dan membayar ganti rugi yang pastinya sangat banyak.
"Gimana? Kamu sanggup Riana?" Tanya Bu Windy.
"Bismillah.. saya sanggup Bu" jawab Riana mantap.
Jika hanya menjaga Bosnya dari sesuatu yang diharamkan cukup mudah menurut Riana saat ini.
Setelah tanda tangan dan berjabat tangan dengan Bu Windy. Riana pun segera berangkat kekantor putranya Bu Windy.
Saat dalam perjalanan jantung Riana terus berdebar, entah kenapa. Padahal tak biasanya ia seperti itu.
Apa karena hari ini adalah hari pertamanya berkerja tau entahlah, Riana juga tak mengerti.
Setibanya didepan kantor, mata Riana membeliak sempurna, masih terpatri dalam ingatannya saat Bos dikantor itu mengusirnya dengan paksa.
"Ayo turun, katanya mau kerja" ucap Bu Windy seraya mengetuk jendela mobil.
"Putra Ibu berkerja disini?" Riana menatap sebuah gedung pencakar langit yang menyimpan kenangan buruk Riana disana.
"Iya!! Dia kerja disini, ayo masuk sebelum kita terlambat. Karena putraku sangat membenci orang terlambat" Bu Windy menarik lengan Riana untuk masuk.
Dengan terhuyung Riana mengikuti langkah Bu Windy, disepanjang perjalanan ribuan doa ia langitkan. Berharap putranya Bu Windy buka Bos gila yang kemari bertemu dengannya.
Saat Riana tiba didepan ruangan putranya Bu Windy, dada Riana seketika berdegup cepat, seolah hendak melompat dari tempatnya. Bagaimana tidak, ternyata ruangan putra Bu Windy sama dengan ruangan yang Riana datangi kemarin.
"Rama? Darren ada?" Tanya Bu Windy pada Rama asistennya.
"Ada.. tapi!!" Jawab Darren ragu.
Saat Bu Windy memegang gagang pintu dan hendak mendorongnya, dengan cepat Rama mencegahnya. Sebab, didalam sang Bos sedang bersama tamu spesialnya.
"Pak Darren ada, tapi beliau sedang ada tamu penting dan tak ingin diganggu"
Rama tau jika Bu Windy akan membawa Riana kekantor ini, tapi ia tak menyangka akan datang hari ini, dia pikir besok atau lusa Riana baru akan datang.
"Tamu apa sampai melarangku untuk masuk?" Bu Windy menepis tangan Rama dan buru-buru masuk.
Sementara Rama dibuat kelabakan dengan mengekor dibelangkang Bu Windy.
"Darren, apa yang sedang kamu lakukan?" Teriak Bu Windy saat melihat Darren kini tengan memangku seorang gadis seksi dan bercumbu dengannya.
"Mami!!"
"Rama!!" Aku pasti akan membunuh mu" umpat Darren kesal, sebab dirinya baru saja akan memulai aksinya dan harus berhenti secara tiba-tiba.
"Saya sudah menjelaskan kalau Bapak sedang ada tamu" jawab Rama.
Darren terus mengumpat kesal, karena ia tadi lupa mengunci pintu.
"Berhenti terus mengumpat pada Rama, Mami kan sudah bilang, kalau kamu mau melakukan hal seperti ini, menikah saja, kamu bisa melakukannya setiap saat jika bersama istrimu" cecar Bu Windy.
Meski terlihat kecewa, wanita itu segera berlalu dari ruangan itu, sedangkan Darren membenahi pakaiannya yang berantak akibat wanita tadi.
"Mau sampai kapan kamu seperti ini? Mami bilang menikahlah dengan wanita baik-baik. Jangan terus bergonta-ganti pasangan seperti ini, mana semua wanita yang kamu bawa gak jelas asal-usulnya dari mana"
"Semua wanita itu mata duitan Mi. Mereka sama mau sama aku karena sekarang aku kaya dan banyak uang, kalau suatu saat aku kembali jatuh miskin, dia pasti akan meningalkan ku seperti wanita itu" ucap Darren seraya membuang muka.
"Jangan seperti itu Nak, gak semua wanita seperti mantan kekasih kamu, Mami juga wanita, kamu mau imbas dari perbuatanmu juga berimbas pada Mami?"
"Jangan ngomong gitu dong Mi. Mami adalah orang paling berharga bagiku. Aku gak akan biarkan siapapun jahatin Mami"
"Maka dari itu, Mami mohon kamu berhenti dan menikahlah, tidak semua wanita itu sama dengan Luna" Bu Windy mengusap lembut punggung putranya.
"Aku pikir-pikir dulu Mi, tapi untuk saat ini, aku masih belum siap. Tolong beri aku waktu sedikit lagi" jawab Darren.
"Baiklah, Mami kasih waktu kamu tiga bulan, kalau dalam waktu tiga bulan kamu masih belum berubah, jangan salahkan Mami kalau Mami akan memaksamu"
"Iya Mi, tapi hal penting apa yang membawa Mami sampai datang kesini? Apa ada yang melapor pada Mami tentang wanita tadi" mata Darren menatap tajam Rama.
"Bukan saya Pak!!" Ucap Rama sambil melambaikan kedua tangannya.
"Jangan menuduh Rama, dia gak tau apa-apa, Mami datang kesini karena mau memperkenalkan sese.."
"Kan aku udah bilang kalau sekarang aku masih belum siap"
Plaakk!!
Bu Windy memukul kepala putranya karena sudah dengan lancang memotong pembicaraannya.
*****
*****
Amira juga bodoh egois udah dimintai tolong Darren buat bicara ke mami kalo mereka gak akan menikah!! ehh... malah ngotot dgn segala cara buat bisa nikahin Darren
Riana selain bodoh juga tolol paok pekok longor bittot
seperti gak kebagian akal Riana sampai gak bisa mikir betapa besar rasa malu besok
tokohnya berat buat jujur