Pengkhianatan Dalam Pernikahan

"Delapan tahun itu waktu yang lama, Ren. Gue yakin dia pasti sudah memiliki seorang suami. Lagian, buat apa dia hidup sendirian terus? Memikirkan lo? Itu tidak mungkin, lo aja pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun sama dia. Pasti dia akan merasa sakit hati dan mungkin sekarang dia masih membenci lo." Terang Crhistian yang memang mengetahui kisah cinta Darren dengan kekasihnya dulu.

Crhistian ingat betul ketika dulu Darren datang menemuinya dengan kedua mata yang memerah, terlihat habis menangis. Darren yang berusia 22 tahun itu, mencurahkan isi hatinya pada Crhistian.

"Gue meninggalkan dia Crhis! Bokap gue mengetahui hubungan gue sama dia. Bokap gue tidak menyetujui hubungan gue sama dia. Gue tidak bisa berbuat apa-apa ketika bokap gue mengancam akan melenyapkan dia. Gue hanya bisa meninggalkan dia tanpa mengucapkan apa pun," Darren yang selalu kuat menjadi lemah karena seorang wanita. Sudut matanya pun mulai mengeluarkan kristal bening, pertanda bahwa dia begitu mencintai kekasihnya.

Hanya karena sang kekasih seorang anak yatim piatu, juga keluarga tidak mampu, membuat papa Darren enggan merestui hubungannya. Bahkan papa Darren selalu menggunakan ancamannya agar Darren mau meninggalkan kekasihnya.

"Bodoh! Kenapa lo tidak mengucapkan sepatah kata pun? Bukankah itu akan sangat menyakitkan bagi perempuan itu?" Crhistian berkata dengan kesal. Ia pernah merasakan di tinggalkan oleh seseorang yang ia cintai tanpa adanya ucapan, itu terasa sangat menyakitkan.

"Gue gak sanggup Crhis! Gue takut, gue terlalu pecundang untuk menghadapinya." Lirih Darren sembari tersenyum kecut.

Kenangan indah bersama sang kekasih, masih membekas dalam ingatan Darren hingga saat ini.. Padahal itu sudah delapan tahun yang lalu, tetapi Darren masih saja mengingatnya.

"Gue mau minta maaf sama dia. Dan gue mau menebus kesalahan gue di masa lalu." Ucap Darren terlihat begitu serius.

"Sudahlah, lebih baik lo lupain dia. Buka hati lo buat tunangan lo itu. Lagian, lo gak tahu sekarang dia tinggal di mana, mungkin saja dia sudah meninggalkan kota ini sejak lama. Bukannya lo juga sudah pernah mendatangi rumah kontrakan neneknya? Dan lo tidak berhasil menemukan dia di sana bukan? Bahkan neneknya pun sudah meninggal dunia. Mau kemana lagi lo cari keberadaan gadis itu?"

"Saran gue, lupain dia, buka lembaran hidup lo yang baru. Tinggalkan kisah lama, biarkan terkubur bersama kenangan indah lo itu. Percuma saja lo mengingat dia terus, toh lo juga tidak bisa menemukannya bukan?" Crhistian berkata panjang lebar. Berharap temannya itu mau melupakan kekasihnya dulu, dan menjalani kehidupannya yang baru bersama Bella tunangannya.

"Gue yakin, gue pasti bisa menemukan keberadaan dia. Tidak perduli dia sudah memiliki suami atau tidak, yang jelas gue harus menebus kesalahan gue di masa lalu." Ucap Darren dengan tegas.

Semenjak sang papa meninggal, Darren memang langsung mendatangi rumah kontrakan yang menjadi tempat tinggal kekasihnya bersama sang nenek, namun sayangnya dia tidak menemukan sang kekasih di rumah kontrakan itu. Menurut tetangga yang mengontrak di samping rumah kontrakan itu, kekasihnya itu sudah pindah setelah neneknya meninggal dunia.

"Terserah lo, Ren. Gue cuma bisa kasih saran doang sama lo." Crhistian menyerah, ia angkat tangan jika melihat keseriusan yang Darren pancarkan saat ini.

Keadaan dalam ruangan VIP itu mendadak hening seketika, tidak ada lagi yang bersuara keempat manusia itu sibuk dengan urusannya masing-masing.

Hingga beberapa saat kemudian, Alex membuat semuanya terkejut dengan teriakannya yang nyaring seperti kaleng rombeng.

"WHAT! GUE GAK SALAH LIHAT INI!" Alex menganga tak percaya melihat salah satu postingan seroang wanita di aplikasi biru yang selama ini ia gunakan untuk mencari mangsanya dari dunia online.

"Sialan! Gendang telinga gue hampir pecah gara-gara teriakan lo bang*at!" Umpat Dimas yang duduk tepat berada di samping Alex.

"Kerasukan setan apa lo? Kenapa lo tiba-tiba berteriak seperti orang utan!" seru Crhistian yang juga merasa terkejut dengan suara nyaring temannya tersebut. Sementara Darren, ia hanya memberikan tatapan matanya yang tajam pada temannya tersebut.

"Sorry, sorry. Gue kaget lihat postingan Gladisya temen online gue ini. Dia biasanya memposting kata-kata bijak, tapi sekarang dia mengumpat kasar. Anjir," Ucap Alex sambil menatap postingan wanita bernama Gladisya itu.

Di dalam postingannya Gladisya mengumpat kata kasar, yang menjurus pada laki-laki pengkhianat. Kata-kata Gladisya sangat kasar, berbeda jauh dari biasanya yang selalu berbau positif. Dan hal ini tentu saja membuat Alex terkejut setengah mati.

Dia paling suka memberikan like pada setiap postingan Gladisya, karena kata-katanya itu selalu bijak dan ngena di hati. Jadi, wajar saja jika si Alex ini merasa terkejut saat melihat postingan kasar Gladisya saat ini.

"Gue harus beri komentar," ucap Alex sebelum ia mengetik di papan keyboard. Ia berniat untuk memberi komentar pada postingan Gladisya, namun belum sempat ia menulis, postingan itu sudah tidak tersedia.

"Di hapus? Huh! Belum juga memberi komentar sudah di hapus. Ada apa sama gadis ini? Apakah dia sedang ada masalah?" Alex bertanya-tanya sendirian.

Sedari tadi ia terus sibuk sendiri tanpa memperdulikan teman-temannya yang lain. Alex ini memang sangat suka sekali bermain sosmed, di antar ketiga temannya, hanya Alex saja yang memiliki aplikasi berwarna biru itu.

"Gladisya? Pinjem hape lo." Ucap Darren yang sedari tadi terdiam dengan sorot mata yang tertuju pada Alex.

Mendengar nama Gladisya membuat jantung Darren berdegup sangat kencang. Nama itu sama persis seperti nama kekasihnya dulu.

"Mau apa lo, Ren? Lo gak mungkin tertarik sama akun sosmed gue kan?" tanya Alex tanpa mau memberikan ponselnya kepada Darren. Menatap Darren dengan penuh curiga karena tidak biasanya Darren ingin meminjam ponsel miliknya.

"Cerewet! Sini gue pinjem sebentar." Darren langsung berdiri, ia berjalan menghampiri Alex, lalu merebut ponsel milik Alex. Tidak perduli sang pemilik kesal atau tidak, Darren tetap mengambil ponsel itu dan berjalan kembali ke tempatnya.

"Sialan! Minjem tapi maksa. Kampret lo," kesal Alex namun tak di indahkan oleh Darren.

Pria itu sibuk mengotak atik ponsel milik Alex, membuka kembali aplikasi berwarna biru itu. Mencari nama Gladisya, lalu menekan profil wanita itu.

Gambar profil Gladisya hanya sebuah gambar bunga mawar saja, itu membuat Darren lemas. Keyakinan bahwa nama Gladisya itu adalah kekasihnya hilang seketika.

"Hanya gambar bunga mawar? Apakah tidak ada photo lainnya?" Ucap Darren sendirian.

Namun, si Alex yang mendengarnya pun langsung menyahut dengan cepat. "Tekan photo, kalau mau lihat photo wanita itu. Gue pernah lihat photonya, dia sangat cantik, tapi sudah punya anak dan suami." Jelas Alex membuat hati Darren tiba-tiba saja terasa panas bak di bakar api. Padahal, belum tentu gadis bernama Gladisya itu adalah kekasihnya yang dulu. Namun, tetap saja hati Darren terasa panas.

Menuruti ucapan Alex, Darren pun lantas menekan photo yang ada di profil Gladisya, mencari satu persatu photo tersebut, hingga akhirnya ia menemukan photo wanita bernama Gladisya itu.

Deg....

Jantung Darren kembali berpacu dengan sangat cepat, ketika ia melihat photo Gladisya yang tersenyum manis bersama seorang gadis kecil di pangkuannya. Juga terlihat di beberapa photo lainnya, wanita itu berphoto dengan seorang pria tampan yang terlihat seperti suaminya.