Aku Revina.
Aku adalah orang yang tidak pernah menyangka jika perjalanan cinta ku akan berjalan seperti ini.
Aku kira, cinta itu hanya menyenangkan saja, ternyata cinta juga ada sedih nya. Di dalam cinta ada marah nya, ada kecewanya, ada kebohongan nya, bahkan ada pengkhianatan yang amat sangat menyakitkan.
Kenapa tidak pernah ada orang yang menceritakan sisi buruk dari rasa cinta ?
Kenapa mereka hanya menceritakan sisi bahagianya saja ?
Jika tau akan serumit ini, aku tidak akan pernah coba-coba untuk main-main dengan rasa cinta,sampai pada akhirnya aku akan siap menerima segala konsekuensinya.
Aku sudah terlanjur masuk kedalam sebuah perangkap yang hanya akan menenggelamkan ku di dalam kekelaman nya. Aku harus mencari jalan sendiri, mencari jalan terang untuk terbebas dari rasa cinta ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ega Endrawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Malam nya dirumahku.
Aku sedang di kamar memainkan Ipad ku sambil bersiap untuk tidur.
Mama mengetuk pintu kamar ku.
“Masuk Ma” aku sudah hafal dengan ritme ketukan itu.
Mama membuka pintu kamar dan berjalan menghampiriku.
“Kaka lagi apa?” Tanyanya seperti biasa,rutinitas Mama setelah pulang bekerja.
“Lagi liat foto-foto aja Ma. Mama baru pulang?” Tanya ku melihat Mama masih mengenakan baju rapih nya.
Mama duduk di samping tempat tidur ku.
“Iya Mama baru pulang terus kangen sama Kakak”
Lalu mama memeluk ku dan mencium ku. Dia memang masih selalu memperlakukan ku layaknya anak kecil. Sepertinya aku tidak pernah beranjak dewasa di dalam dunianya.
“Pasti ada yang mau Mama omongin kan?” Tanya ku mencium bau-bau mencurigakan.
Mama memicingkan matanya menatap ku,aku balas memicingkan mataku menatap tajam Mama.
Lalu Mama tersenyum.
“Kak. Mama mau minta pendapat” mama membenarkan posisi duduknya sambil menatap atap kamar ku seolah berfikir.
“Kalau Mama menikah lagi gimana?” Tanya nya membuat ku tercengang.
Setelah sekian tahun kita hidup berdua,bahkan aku tidak pernah melihat Mama dekat dengan laki-laki akhirnya Mama menanyakan hal yang tidak pernah aku persiapkan jawaban nya.
“Menikah lagi?” Tanyaku memastikan.
Mama menganggukan kepala dengan wajah yang sepertinya dia pun ragu dengan keinginan nya itu.
“Dengan?”
“Jadi... Mama itu ada kenalan kolega kantor,kita sebenarnya beberapa kali bertemu,terus dia juga sama single parents kaya mama. Kita sempat makan siang di kantor beberapa kali,tapi sebelumnya Mama udah bilang juga kalo hubungan Mama sama dia ga akan lebih dari partner kerja. Eh terus Mama malah suka sama dia,dan minggu kemarin kita udah ngobrolin ini. Tapi,kita masing-masing sepakat untuk bicarakan ini ke anak kita masing-masing dulu,jadi kalaupun Kakak ga setuju Mama bisa tolak dia”
“Segampang itu?” Tanyaku tidak pernah membayangkan jika keputusan nya ada pada diriku.
“Iya. Mama ini sudah bukan remaja lagi kaya Kakak. Bukan masa nya lagi Mama untuk berbasa basi”
“Mama suka sama dia?”
“Mama suka,tapi memang belum terlalu jauh”
“Orang nya gimana?”
“Dia orang nya baik,perhatian. Bahkan di tempat kerja nya dia di kenal bos terbaik sepanjang masa. Terus dia ganteng,tinggi,berotot pokoknya dia salah satu laki-laki terbaik yang pernah Mama kenal. Kakak mau liat ?”
“Ngga,ngga,ngga nanti aja” tolak ku karena memang aku belum tertarik melihat calon Papa ku nanti.
“Umurnya?” Ga jauh beda sama Mama,dia seumuran Papa.
“Terus kenapa dia single parents ?”
“Kisahnya juga sama kaya Mama. Dia di tinggal istrinya meninggal,malah sejak anaknya baru 2 tahun katanya. Terus dia belum coba lagi buat cari Mama pengganti buat anak nya. Sejak kecil dia merawat anak nya sendiri di bantu Ibu nya,terus dia sempet mau menikah lagi waktu anaknya SD tapi ga jadi,karena perempuan nya ga sayang sama anak nya itu”
“Mama udah ketemu anak nya?”
“Belum. Perkenalan kita kan singkat,Mama juga belum tau rumah dia dimana terus gimana keluarganya,pokonya Mama belum tau kehidupan pribadi dia di luar seperti apa. Tapi kalo Kakak dan anak nya setuju ,Mama sama dia mau coba dulu perkenalan lebih jauh baru setelah itu fikirin untuk menikah. Karena kalau seandainya kita jalanin dulu istilah kalau anak remaja itu pacaran,takutnya nanti kita ga cocok dan berpisah malah menjadi timbul fitnah. Kan kalau udah kenal sama kalian,kita bisa coba kenalan sama-sama biar enak nanti di liat orang”
Aku memikirkan keputusan ku dulu sebelum aku menjawab nya.
Aku menatap wajah cantik Mama ku. Dia sudah berumur 40 tahun,tapi jika berjalan bersanding dengan ku,Mama selalu di kira adalah Kakak ku. Karena dia memang secantik dan semulus anak remaja.
Aku tidak mau egois kepadanya. Mama butuh sosok seorang suami. Dia butuh orang di masa tuanya nanti,walaupun masih berat sekali aku mengganti posisi Papa,tapi aku harus melihat kenyataan nya,jika akupun membutuhkan seorang figur Ayah.
“Oke” jawab ku singkat.
“Kakak setuju?”
“Apapun yang akan membuat Mama bahagia,Kakak akan ikut”
Mama menatapku dengan bangga. Lalu dia memeluk ku begitu erat.
“Nak. Kamu emang anak yang baik,Mama selalu bangga sama kamu. Terimakasih ya nak karena kamu sudah mau mengerti Mama selama ini”
Tiba-tiba Mama menangis.
“Mama tau,Mama kurang banyak waktu untuk kamu. Tapi suatu saat kamu juga pasti akan mengerti,apa yang Mama lakukan sekarang,semua demi kebaikan kamu” ucap Mama membuatku terharu lalu aku kembali memeluk Mama.
“Love you Ma“
“Love you Kak. Nanti kita kemakam Papa ya untuk meminta restu”
Aku menganggukan kepala.
Mama mencium kening ku lalu dia berdiri sambil mengusap air matanya.
“Ya udah kakak tidur udah malem jangan main Ipad terus”
Aku tersenyum melihat nya yang masih selalu memanjakan ku,lalu menuruti semua perintah Mama.
Aku menyimpan Ipad ku dan berbaring di tempat tidur ku. Mama hendak pergi keluar kamar sambil mematikan lampu,namun langkah nya terhenti dengan wajah yang mengingat sesuatu.
“Oh iya Kak. Kemarin Bi Inah bilang,katanya yang adopsi Micky bukan Tristan ya?”
Aku merenyitkan dahiku mendengar pertanyaan Mama.
“Soalnya Kakak bilang di ambil teman laki-laki Kakak,terus Mama kira itu Tristan tapi kata Bi Inah bukan katanya. Ada teman Kakak laki-laki satu lagi tapi Bi Inah lupa namanya”
“David” jawab ku singkat.
“Iya. Micky sebelumnya emang punya David jadi dia ambil lagi David” lanjutku dengan wajah malas mengingatnya.
“Oh. Dia sering kesini? Kok Mama jarang liat”
“Ngga sering. Cuma beberapa kali,itupun cuma sekedar main sama Micky aja. Dan dia kesini emang suka kebetulan Mama masih kerja aja”
“Oohhh. Mama kira pacar kakak”
Aku mengangkat halis ku mendengar ledekan Kakak.
“Bukan Ma. Itu cuma teman”
“Oohhh oke. Good night sayang”
“Good nigh Ma”
Ya,yang Mama tahu teman laki-laki ku hanya Tristan. Dia tidak pernah tahu jika aku juga punya teman dekat bernama David,namun memang David belum pernah sekalipun bertemu dengan Mama karena setiap dia kesini Mama selalu masih di kantor.
Keesokan nya di sekolah.
“What?!! Nyokap lo mau merried lagi?” Teriak heboh Kanza.
Aku memicingkan mata menatapnya.
“Berisik banget sih lo,ga sekalian pake mic kantor guru sana!”
Ya saat ini di kantin aku langsung memberitahukan gosip ini kepada teman-temanku.
“Iya. Dia bilang gue butuh sosok seorang ayah”
“Emang iya sih. Sosok Ayah itu emang penting banget” ujar Stevi membuat kita teringat tentang ayahnya yang masih hidup namun tidak pernah mengurusinya.
“Tapi gue ga mau bokap gue balik lagi sama nyokap gue ya. Mending gue nyuruh nyokap cari jodo kaya nyokap lo” ujar Stevi dengan wajah kesalnya.
“Ya iyalah. Suruh nyokap lo cari berondong sana” ucap Tristan dengan masih saja bercanda.
“Ya jangan berondong juga kali. Kalo berondong gue mending comblangin nyokap gue sama elo” tunjuk Stevi kepada Tristan.
Tristan terkejut,dan kami semua tertawa.
“Gila lo. Enak aja ntar gue punya anak kaya lo”
“Ye kenapa emang?”
“Ntar di rumah kerjaan gue malah dengerin curhatan lo doang”
“Iya tujuan gue kan itu. Hahaha”
Kami semua kembali tertawa.
“Terus,terus,terus? Lo udah liat calon bokap lo?” tanya Stevi.
Aku menggelengkan kepalaku.
“Belom. Tar aja gue liat langsung. Terus katanya,laki-laki yang lagi deket sama nyokap gue punya anak juga,seumuran gue lagi” ucapan ku membuat reaksi teman-teman ku benar-benar berlebihan.
“Wah parah”
“Parah sih ini”
“Ntar lo ada saingan”
“Ntar dirumah malah lo di banding-bandingin nyokap lo sama anak bokap lo”
Semua teman-teman ku mulai kompak mengomporiku. Apalagi Kanza,dia yang lebih jahat dari teman ku yang lain.
“Emang ya, mulut kalian tuh jahat tau ga” ucap ku sambil dramatis.
“Apalagi kalo tuh anak nya cewe,terus lebih cantik,lebih pinter,lebih rajin. Ah udah,abis lo Rev” tambah lagi Kanza.
Aku memicingkan mata menatapnya dengan kesal.
“Aahhh lo semua malah bikin gue overthinking tau ga” rengek ku.
“Iya harus. Ovt deh lu”
Semua menertawakan kepanikan ku.
“Terus gue harus gimana?” Tanya ku dengan wajah di buat sedih.
“Ya ketemuan dulu sama mereka. Bener ga anaknya cewe atau cowo ? Kalo cewe,lo liat tuh cewe sama seperti apa yang gue bilang apa ngga,terus kalo iya,ya jangan di terima udah,bilang sama nyokap lo kalo lo batal ngerestuin mereka”
Aku semakin gundah,
“Tapi kalo ngga,gapapa lo terima aja. Ntar kalo kalian udah jadi keluarga terus satu rumah,lo racunin aja makanan sodara tiri lo itu terus lo buang dia ke laut terus lo pura-pura ga tau apa-apa, kan jadinya elo jadi anak tunggal kaya raya nantinya” ucapan nya membuat ku malah takut untuk membayangkan nya.
“Sadis banget sih lo. Elo aja sana yang racunin,gue sih ogah”
“Ya ayo kalo lo minta tolong sama gue,gue tinggal gas aja”
Aku mengusap kasar wajah nya agar dia bisa sadar dengan hayalan sadis nya.
“Terus kapan lo ketemuan sama calon Papa dan Calon sodara tiri lo?” tanya Dara.
“Malem ini”
“Waw”
“Video call kita ya?” Pinta Stevi.
“Yaa lo lagi. Gue lagi perkenalan keluarga tiba-tiba gue video call kalian. Stres lu semua”
“Pelit amat sih lo”
“Iya pelit lo. Ga bagi-bagi sama kita”
Kami kembali tertawa.
Malam ini memang renacana Mama mau mempertemukan aku dengan laki-laki pilihan Mama beserta dengan anaknya. Aku berharap semoga pertemuan ini akan lancar dan berjalan lebih cepat,karena aku sendiri merasa kikuk membayangkan berhadapan dengan mereka.