Kisah satu keluarga yang memiliki ilmu spiritual dan memiliki khodam pendamping dari bangsa Jin. Namun tanpa diduga itu juga terus berlanjut hingga ke anak cucu mereka.
Lalu apakah yang terjadi pada anak cucu mereka? Apakah bisa terlepas dari perjanjian dengan bangsa Jin?
Simak terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. M yanie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TOPENG
Semenjak terkurung di alam gaib, kini Aji bisa melihat sesuatu yang mungkin orang lain tidak bisa melihat, namun Aji yang masih kecil hanya bisa diam tanpa memberi tahu kan keluarganya.
Aji lebih banyak menyendiri dan melamun, karena dia tidk bisa bermain dengan teman-teman seumurannya, Aji takut jika dia berteman maka akan sama seperti kejadian Reyhan dan Alina.
Aji belum bisa membedakan mana yang manusia mana yang setan, yang ia lihat semua nampak sama seperti manusia pada umunnya, seperti halnya sekarang yang ia lihat adalah wanita yang cantik, hanya saja dia tidak memiliki kaki, melainkan ekor ular.
Aji hanya memandang siluman ular itu yang masih melilit tubuh kakeknya, yang sedari tadi merintih kesakitan, "Apakah kelak jin juga masuk neraka?"
Mendengar pertanyaan Aji, siluman ular itu berhenti sejenak, bagaimana tidak? Pertanyaan itu keluar dari mulut seorang anak kecil, "Mengapa kamu bertanya demikian?"
Siluman ular merubah wujudnya, seperti manusia pada umumnya, Aji melihat dengan wajah datarnya, karena ia juga bingung mengapa pertanyaan seperti itu keluar dari mulutnya.
"Aku hanya ingin tahu saja bibi, apakah jin juga bisa masuk surga atau neraka!"
"Bukankah kami kekal, kalian lah para manusia yang akan binasa dan masuk neraka, sedangkan kami abadi." Dengan sinis siluman ular itu menjawab pertanyaan Aji.
"Kata pak ustadz Jin itu menggoda manusia untuk berbuat kesesatan."
"Hey anak kecil, kami tidak menggoda dan menyuruh mereka untuk mengikuti kami, tapi karena keserakahan para manusia sendirilah yang mendatangi tempat-tempat kami, untuk membantu mereka mencapai keinginannya, kami hanya menyediakan sesuatu yang mereka mau, asal perjanjian tetap perjanjian,namun mereka sendiri yang bersembunyi di balik topeng agama."
"Apakah dulu kakek melakukannya? Dan akhirnya aku yang menjadi tumbalnya?"
Mendengar ucapan Aji, Nyi Blorong terdiam membisu, karena ia juga tahu mengapa Aji, yang menjadi tumbalnya, sedangkan Danu hanya melakukan perjanjian tidur denganya, atas susuk yang Danu pasang, namun bukan meminta tumbal manusia, Nyi Blorong tahu jika di garis keturunan keluarga ini, adalah praktek ilmu Hitam.
"Kenapa tidak kau tanyakan saja kepada Ayahmu? atau kamu melihat di gudang belakang rumah kakekmu, mungkin kamu akan tahu jawabannya, tapi tunggu kamu dewasa, karena kamar itu bisa mendatangkan sesuatu keburukan kepadamu."
"Dok, Ayah saya dari tadi seperti ini." Subroto tiba-tiba masuk dengan seorang Dokter disampingnya.
Dokter pun mulai memeriksa kondisi Danu, tanpa mereka sadari jika Danu sedang berada di alam bawah sadarnya, dan belum bisa kembali.
Nyi Blorong merubah wujudnya menjadi siluman ular kembali, karena dia sudah mencintai Danu, dan tidak ingin Danu lepas dari genggamannya.
Sedangkan di alam bawah sadar Danu, ia melihat sebuah kilatan cahaya dan masuk kedalamnya, dan ternyata dia kembali ke dirinya yang masih berumur 23 tahun, namun bukan menyaksikan dirinya sendiri lagi, melainkan ia masuk ke tubuh dirinya dimasa muda.
Danu langsung berlari dan menghampiri kamar Ayahnya kembali, ia penasaran sesuatu yang ia lupakan, Danu mendekatkan telinganya ke pintu lagi, alangkah terkejutnya ia mendengar sesuatu yang menyesakkan di hatinya.
Danu mendengar Ayahnya yang berbicara dengan sosok makhluk menyeramkan itu, akhirnya ia ingat, mengapa waktu itu ia langsung lari dari sini, karena ia mendengar, Ayahnya harus mengorbankan Danu sebagai tumbalnya, dan kakaknya dulu meninggal secara tidak wajar juga karena ulah Bapaknya.
Danu mengulang ingatanya, ia berlari menghampiri ibunya, yang masih membuat kain batik, "Bu.. kita harus segera pergi dari sini!"
Dengan perasaan yang kalut dan takut, Danu langsung menarik tubuh Ibunya, "Loh, ada apa toh lek? kenapa kamu mengemasi pakaian kita?"
"Tidak ada banyak waktu Bu, kita harus segera pergi."
"Terus Ayahmu bagaimana?"
"Jangan pikirkan Ayah Bu, Ayah tidak pernah sayang sama kita, Ayah hanya butuh kita sebagai tumbal untuk praktek ilmu hitamnya." Danu menjelaskan sembari mengemasi seluruh barang-barang milik ibunya.
"Mau kemana kalian?" Soedibjoe yang melihat istri dan anaknya mengemasi pakaiannya.
Suasana tegang mulai terasa, karena Danu tahu, seberapa sakti Ayahnya, "Jangan mendekat.".
Soedibjoe berhenti karena di suruh oleh anakknya, " Ayah tanya, kalian mau kemana? mengapa membawa tas dan pakaian?"
"Mengapa Ayah begitu tega terhadap anaknya, Huh? Kenapa cuma karena ambisi Bapak, yang ingin menjadi kaya dan paling kuat, tapi aku yang di korbankan, dan abang juga meninggal karena Ayah."
Bagai disambar petir di siang bolong, mendengar ucapan anaknya yang mengatakan bahwa anaknya yang menjadi tumbal, begitu sakit dan perih hati seorang ibu, apalagi Bapaknya sendiri yang melakukan perbuatan yang menjijikan itu.
Danu dengan amarah yang sudah di atas kepala, akhirnya mencoba untuk meredamnya, dan melanjutkan mengemasi pakaian, karena ia tidak ingin menjadi korban seperti kakaknya.
"Ayah adalah orang yang munafik, Ayah sholat di masjid, suka memberi santunan, bahkan Ayah orang yang terkenal baik, tapi apa? semua itu untuk menutupi kebusukan Ayah."
PLAAKK...
Sebuah tamparan keras berhasil mendarat di pipi Danu, dengan air mata yang sudah membasahi pipi nya, Danu mencoba untuk tidak menangis di depan Ayahnya.
"Dasar anak kurang ajar, kamu aku besarkan untuk berbakti kepadaku, bukan untuk menjadi anak yang tidak tahu diri, seperti ini."
"Sudah Yah, jangan kamu tampar lagi anakmu, karena anakmu benar, kamu lebih menjijikan, kamu bahkan tega membunuh anakmu sendiri, yang bahkan hewan saja tidak akan tega menyakiti anaknya." Dengan tangis yang sudah tidak mampu ditahan, akhirnya ibu Danu meluapkan rasa kecewanya terhadap suaminya.
"Kamu jahat Yah, kamu tega, membunuh darah dagingmu sendiri, hanya untuk aliran sesatmu itu, sudah cukup semuanya, lebih baik kita berpisah, daripada aku harus tinggal dengan laki-laki yang berlindung di balik jubah dan sorbannya."
"Hey kalian, dasar manusia tidak tahu diri, sudah ku beri kemewahan, hidup enak, bahkan tidak kurang apapun, tapi kalian.tidak tahu berterimakasih, kalian akan tahu akibatnya, karena sudah menentangku, sekarang kalian angkat kaki dari rumahku." Dengan nada yang keras, soedibjoe mengusir istri dan juga anaknya.
"Kamu harus ingat Soedibjoe, apa yang kamu miliki sekarang akan hilang dalam sekejab, karena kesombongan dan keangkuhanmu."
BRUGHHH...
Soedibjoe mendorong istrinya hingga terjatuh.
***
Note
"Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi". Hadis ini diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu dari Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam.
"Para penghuni neraka adalah orang-orang yang keras kepala, kasar lagi sombong". Hadis ini diriwayatkan dari Bukhari dan Muslim.
Rasulullah SAW bersabda: Sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia. (HR Muslim). Jika dalam hati kita ada satu dari dua hal ini, atau kedua-duanya ada, itu pertanda kita telah masuk dalam deretan orang-orang sombong.
"Wa la tusha'ir khaddaka lin-nasi wa la tamsyi fil-ardli maraha, innallaha la yuhibbu kulla mukhtalin fakhur"
Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.
Bagaimana bisa orang bersikap sombong, sedangkan tanah saja tidak sudi melihatnya, jangan kalian selalu melihat ke atas, tapi lihatlah tanah yang kau pijak, karena pada dasarnya dari tanah lah kita diciptakan, dan akan dikembalikan.
HUWWALLAHUALLAM...
kasih ⭐⭐⭐⭐⭐ sekalian takut lupa baca lagi novel seru nya 🙏