Terima kasih narin, kamu sudah menepati janjimu" Ucap sari didalam hati.
Sari seorang gadis desa yang memiliki kelebihan dapat melihat sosok tak kasat mata mendapatkan beasiswa untuk bersekolah dikota. Hari-harinya selalu kesepian namun kesepian itu menjadi sirna setelah narin datang ke hidupannya. sari berteman baik dengan sosok tak kasat mata itu. Namun sayang mereka harus berpisah karna sesuatu
walaupun begitu tetap narin ingat dan menepati janjinya kepada sari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gitafiq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERGI
Sekitar 2 jam lamanya sari pingsan akhirnya sari pun terbangun dari pingsannya.
Sari membuka matanya yang masih terasa berat secara perlahan.
Saat ia sadar di sekelilingnya sudah banyak temannya mengelilingi kasur tempat ia terbaring lemah.
Penuh dengan wajah kekhawatiran sangat terlihat jelas dari raut wajah mereka terutama teman dekatnya ratna.
"alhamdulillah sari akhirnya kamu sadar" ungkap ratna dengan ekspresi wajah yang sangat sedih.
Sari pun perlahan berusaha duduk di kasurnya agar lebih leluasa.
Dina yang tepat ada disamping sari pun dengan sigap membantu sari duduk yang tampak masih lemah.
Sari pun akhirnya berhasil duduk walaupun sambil memegang kepalanya yang tampak terasa sakit.
Sari masih berusaha mengingat apa yang sudah terjadi sehingga mengakibatkan dirinya pingsan dan merasa sakit kepala.
Sampai akhirnya satu persatu ingatannya kembali seolah rekaman yang terjadi sebelum ia pingsan sedang berputar didalam kepalanya.
Tiba-tiba tangan sari pun memegang tangan ratna yang ada ditepi kasurnya
"na kamu lihat kan gadis berbaju biru yang di meja pendaftaran dia yang bikin aku terangkat ke atas sampai plafon terus dia jatuhin aku gitu aja. Kamu lihat semuanya kan na?" ungkap sari memastikan kalau ratna juga melihat semua yang sudah menimpa dirinya karena hanya ada ratna waktu itu.
Ratna yang mendengar penjelasan sari pun tentu saja kebingungan karena yang dia lihat tidaklah seperti yang sari ucapkan.
"hah? Kamu jatuh dari atas setinggi plafon? Nggak sar!! Kamu cuma tiba-tiba jatuh pingsan tersungkur dilantai!!"
"nggak na sumpah aku nggak bohong!! Gadis itu menjulurkan lidahnya terus melilit leherku sampai aku terangkat tinggi. Terus dia lepasin lilitan lidahnya dileher aku tiba-tiba waktu dia sudah ngangkat aku setinggi plafon makanya aku jatuh tersungkur ke lantai"
Mendengar penjelasan panjang sari, sontak dina pun berinisiatif memeriksa leher sari.
"kak putra, rio hadap kesana bentar ya" suruh dina.
Dina pun menyingkap sedikit hijab sari untuk mengecek.
Dan dina saat melihat leher sari pun tampak syok.
Ternyata benar saja dileher sari ada lebam dan bekas lilitan yang masih membekas di lehernya.
"kak kayaknya kita harus segera keluar dari sini!!" kata dina sambil menutup kembali hijab sari.
Kak putra yang mendengar ucapan dina seolah sudah paham apa yang dina maksud.
"iya sudah kalau gitu aku urus administrasi sandi sama sari dulu. Kalian jangan ada lagi yang berpisah atau jalan sendirian. Ayo rio kita ke kasir dulu" ucap kak putra yang langsung bergerak cepat.
Tak lama kak putra dan rio pergi datang seorang perawat datang menghampiri sari.
"maaf mba bisa menunggu diluar tirai soalnya saya mau periksa kembali pasien" ucap perawat ke dina dan ratna.
Tanpa banyak bertanya dina dan ratna pun mengikuti instruksi dari perawat tersebut.
perawat tersebut pun setelah dina dan ratna keluar ia menutup rapat tirai dan hanya menyisakan sari dan perawat di dalam tirai.
sambil memeriksa keadaan sari tiba-tiba perawat tersebut bertanya kepada sari.
"adiknya bisa lihat ya?"
Sari pun mendengar pertanyaan perawat tersebut cukup kaget karena dari mana perawat itu bisa tau kalau sari bisa melihat makhluk-makhluk tak kasat mata.
"iya kok mba perawat bisa tau? "
"karna saya juga bisa lihat. Sosok penunggu disini pasti cuma ganggu orang yang berdarah manis seperti kamu . Termasuk saya juga dulu saat pertama kali saya masuk kerja disini".
"penunggu? Gadis berbaju biru itu mba?
Perawat tersebut pun menganggukkan kepalanya sambil mengarahkan jari telunjuknya ke mulutnya menyuruh sari agar tidak berbicara lebih lanjut.
Perawat tersebut pun tersenyum dan pamit kepada sari karena sudah selesai memeriksa sari.
Tak lama setelah perawat tersebut pergi akhirnya dina dan ratna pun kembali masuk menghampiri sari.
Disusul tak lama kak putra pun datang.
"ayok kita pulang sekarang!! Sandi dan rio sudah ada di mobil"
Mendengar itu sari, ratna dan dina pun bergegas untuk cepat keluar dari puskesmas yang aneh ini.