Reta dan Qila selalu saja di ganggu hidupnya oleh tantenya, kakak dari mamanya. Tantenya itu selalu saja mengusik kehidupan Reta dan juga Qila. Tiada hari tanpa di ganggu oleh keluarga tantenya itu.
Selain itu Ruri istri Seno pemilik dari sebuah perusahaan membeli kembali rumah itu dari Reta. Sebenarnya awalnnya bukanlah pemilik Pertama rumah itu melainkan mereka juga membelinya namun tidak lama mereka menjual kembali rumah itu.
Seiring berjalannya waktu Seno mengetahui bahwa ada sebuah rahasia besar dari rumah itu yang bisa membuat kehidupan mereka lebih kaya lagi. Tapi jika orang lain yang mengetahui rahasia itu mereka bisa di penjara.
Sebenarnya rahasia apa yang tersimpan di rumah itu?
Apakah Pemilik pertama mengetahui tentang Seno atau pemilik rumah itu menyimpan banyak harta dan juga rahasia di rumah itu?
Apakah Qila dan Reta mengetahui dari rahasia dari rumah itu?
Serta mampukah Reta dan Qila menghadapi tantenya yang selalu menganggu kehidupan mereka?
Yuk ikuti kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fianaqila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16
Rani menyukai Rangga, selain tampan, Rangga juga kaya. Meskipun Rangga itu orangnya cuek, dingin dan irit bicara tapi tidak sedikit yang suka kepada dirinya namun sayang sampai saat ini tidak ada yang bisa membuat Rangga suka kepada mereka kecuali Qila.
Rangga menyukai Qila namun Rangga tidak menunjukkannya. Hanya teman-temannya saja yang mengetahui bahwa Rangga menyukai Qila.
“Ada permen karet di rok Lo Qila.” Bisik Rangga.
Qila kaget sekaligus malu. Qila berpikir, apakah dirinya terlalu ceroboh dengan duduk di sembarang tempat tanpa membersihkannya terlebih dahulu atau ada yang melakukan hal ini padanya.
Qila berpikir dan sangat yakin dirinya tidak lah seceroboh itu sehingga menduduki permen karet. Qila yakin pasti Rani yang melakukannya.
Saat ini Qila tidak ingin memikirkan hal itu dulu, Qila bergegas pergi ke toilet untuk membersihkan roknya yang terkena permen karet.
Rani yang melihat Qila beranjak pergi dari kantin, diam-diam menyusul ke toilet. Rani tersenyum senang mendapatkan ide baru untuk mengerjai Qila.
Rani yang melihat kunci tergantung memutuskan untuk mengunci pintu toilet dari luar. Selain itu Rani juga meletakkan bacaan di depan pintu bahwa toilet rusak.
Qila sontak menoleh ke arah pintu dan mencoba memutar gagang pintu itu.
“Siapa di luar? Tolong buka pintunya!” teriak Qila namun sayang tidak ada sahutan dari luar.
Qila terus teriak meminta pertolongan namun tidak ada yang menolong dirinya.
Rani langsung pergi dari sana setelah meletakkan bacaan itu.
“Rasain Lo Qila, gue yakin tidak akan ada yang menolong Lo.” Ucap Rani tersenyum licik dan melangsungkan kakinya pergi dari sana.
“Siapapun, tolong buka pintunya.” Teriak Qila. Qila berusaha untuk bisa membuka pintu namun selalu saja gagal.
Saat jam pelajaran tiba, Dara, Dira dan Mala kebingungan mencari Qila.
Saat Qila ke toilet mereka tidak menyusul Qila, mereka berpikir Qila hanya sebentar saja pergi ke toilet. Jadi mereka memutuskan untuk menunggu Qila di kantin saja sambil memesan makanan untuk Qila.
“Rangga, lo lihat Qila?” tanya Dira khawatir.
“Tidak.” Jawab Rangga singkat.
Rangga juga mengkhawatirkan Qila. Rangga memutuskan akan mencari Qila namun guru keburu masuk ke dalam kelas. Rangga berpikir ia akan izin saja untuk keluar kelas untuk mencari Qila.
“Anak-anak, hari ini kita pulang lebih cepat, karena para guru akan mengadakan rapat.” Ucap guru mereka.
Semua siswa siswi bersorak kegirangan karena mereka bisa pulang cepat hari ini.
Rani di lokal lain juga merasa senang. Bisa di bayangkan Qila akan sendirian tanpa ada seorang pun yang menolong Qila.
Dira, Dara, Mala dan Sasya begitu juga Rangga dan teman-teman Rangga mencari Qila. Sedangkan Qila yang di dalam toilet sekarang sudah tidak berteriak lagi karena lelah. Qila duduk di dekat pintu berharap temen-temennya menolong dirinya.
Teman-temannya Qila begitu juga Rangga dan teman-temannya terus mencari Qila namun tidak ketemu. Hanya toilet tempat Qila di kunci saja yang tidak meraka hampiri untuk mencari Qila. Dira awalnya ingin pergi ke toilet dimana Qila terkunci namun tidak jadi karena ada salah satu siswi mengatakan bahwa toilet itu rusak.
Dira mengurungkan niatnya untuk pergi ke toilet, dan mencari ke tempat lain.
“Gimana apa kalian sudah ketemu dengan Qila?” tanya Rangga.
“Seperti yang Lo lihat.” Ucap Mala.
“Apa mungkin Qila sudah pulang ya?” ucap Dara.
“Mana mungkin, lihat motor Qila masih terparkir di sana.” Ucap Dira.
“Mungkin saja, Qila malu jadi memutuskan untuk pulang saja.” Ucap Sasya.
“Coba Lo cek, ada tidak kunci motor Qila.” Ucap Mala.
Dira mengecek ke dalam tas Qila dan menemukan kunci motor milik Qila. Teman-temannya Qila itu berpikir apa yang di katakan Sasya benar, mungkin saja Qila tidak berani untuk masuk ke untuk mengambil kunci motornya.
Mereka pun memutuskan untuk pulang saja ke rumah. Teman Qila memutuskan untuk pergi ke rumah Dira saja dan motor Qila mereka akan di letakkan di rumah Dira saja dulu.
. . .
Reta mendapatkan pesan dari Sersan. Sersan mengajak Reta makan bersama di cafe dekat kantor.
Reta merasa heran, Sersan tidak pernah mengajak dirinya makan siang bersama sebelumnya. Meskipun Reta pernah makan bersama Sersan waktu istirahat kerja namun Raka yang mengajak dirinya. Namun kali ini Sersan sendiri yang mengajak dirinya.
Reta mau makan bersama Sersan. Mereka akan berte di cafe dekat kantor.
“Maaf ya bikin Lo lama nunggu.” Ucap Reta merasa tidak enak.
“Santai saja gue juga baru datang.” Jawab Sersan.
Sersan dan Reta memesan makanan terlebih dahulu baru mereka mengobrol.
“Raka mana? Tumben Lo tidak makan bersama Raka.” Tanya Reta memulai obrolan.
“Raka lagi malas keluar, dia juga lagi banyak kerjaan, makannya gue ajak Lo saja. Ada hal serius yang mau gue bicarakan sama Lo.” Ucap Sersan yang terlihat mulai serius.
Reta yang melihat Sersan yang awalnya santai berubah menjadi serius pun penasaran akan apa yang Raka ingin bicarakan kepada dirinya.
Raka melihat situasi terlebih dahulu, Sersan yang awalnya duduk berhadapan dengan Reta sekarang duduk di sebelah Reta.
Reta merasa tidak nyaman duduk berdekatan dengan Sersan pun “Harus banget lu duduk di sebelah gue?” tanya Reta.
“Ini hal serius jangan sampai ada orang lain yang mendengarnya.” Ucap Sersan dengan suara pelan.
Sersan mulai berbicara, memberitahukan Reta bahwa bos mereka Randi dan Rindu mengawasi gerak-gerik Reta. Sersan memberitahukan semenjak mereka mulai di perkenalkan oleh Pak Seno dan mulai menjadi pemimpin, Randi dan Rindu selalu mengawasi Reta.
“Lo serius akan hal yang Lo ucapkan barusan?” tanya Reta.
“Ya gue serius, kalau Lo tidak percaya tanya saja sama Raka. Gue juga sudah beritahu Raka. Raka sudah membuktikannya sendiri.” Ucap Sersan.
Sersan yang paham bahwa Reta tidak nyaman dirinya duduk dekat dengan Reta memutuskan untuk kembali duduk berhadapan dengan Reta.
“Sekarang Lo harus hati-hati, sepertinya ada sesuatu yang mereka incar dari kamu.” Ucap Sersan.
“Makasih ya informasinya, gue bakalan hati-hati.” Ucap Reta.
“Apa Lo tahu kenapa mereka mengawasi Lo?” tanya Sersan.
“Gue tidak tahu, tapi gue akan coba cari tahu nanti.” Ucap Reta.
Reta merasa tidak nyaman di awasi seperti itu. Reta juga tidak tahu harus mencari tahunya bagaimana. Sekarang Reta harus berhati-hati sekarang.
“Apa karena, ah sudahlah.” Ucap Reta dalam hati merasa bahwa tebakannya belum tentu benar.
Mereka tidak lagi membahas hal itu. Mereka sekarang membahas hal lain. Di saat mereka sedang asyik mengobrol pelayanan datang mengantarkan pesanan mereka.
Mereka makan bersama di selingi mengobrol santai.
jangan lupa mampir ya?