Cyra Alesha wanita berusia 25 tahun wanita yang berhati baik dan tulus selalu di bully dan di hina karena fisiknya yang berbeda dari yang lain.Semua orang selalu memandang remeh Cyra akan karena fisik yang tak terawat.
Bagaimana kisah Cyra Alesha selanjutnya?
simak ya gess..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
Dokter Rudi keluar dari ruangan Rendi, berjalan menuju ruangannya sendiri. Begitu sampai dan membuka pintu terlihat Agam yang tengah menatap ponselnya.
"Agam, beritahu Cyra suami dan putranya masuk rumah sakit yang sama" Cicit dokter Rudi mendudukan pantat di kursinya. Melepas jaz putihnya menyampirkannya di sandaran kursi menyisakan kemeja hitamnya.
Agam menatap Dokter Rudi. "Baik Dok" Segera Agam menghubungi ponsel Cyra.
Dokter Rudi menghembus nafas kasar. Berusaha fokus dengan data pasien yang harus diperiksa dijam setelah makan siang nanti.
"Dok, ponsel Mbak Cyra tak aktif" Celetuk Agam.
"Jemput saja diapartement" Jawab Dokter Rudi tanpa beralih tatap.
"Baik Dok" Agam segera keluar ruangan menuju dimana mobil terparkir.
Setelah sampai diparkiran Agam segera melajukan mobilnya menuju apartement.
🔹🔹🔹
Cyra keluar apartement niatnya ingin membeli isi kulkas yang sudah habis disupermarket terdekat.
Baru dua kali melangkah mobil putih yang sangat dikenali berhenti didepannya.
Tak lama pintu mobil itu terbuka Agam keluar dari dalam sana.
"Mas Agam, tumben ?" Tanya Cyra. Biasanya di mana ada Agam di situ pasti ada dokter Rudi.
"Mbak Cyra ayo ikut saya ke rumah sakit. Kata dokter Rudi putra dan suami Mbak Cyra masuk rumah sakit"
"APA !!?" Cyra kaget, jika Mas Rendi masuk rumah sakit itu memang sudah tahu tapi untuk Hasa...?
"Ayo Mas!" Cyra segera masuk mobil begitu juga Agam.
Beberapa menit kemudian Cyra dan Agam tiba dirumah sakit.
Begitu keluar dari mobil Cyra berlari tergesa menuju keruangan doker Rudi.
Cek klek
Buggg !
"Ah !"
Cyra mengusap kening yang tak sengaja menabrak dada dokter Rudi.
Kebetulan pintu terbuka dan dokter Rudi keluar bertepatan dengan Cyra yang akan masuk kedalam.
"Ruangan suamimu masih sama ruangan putramu dinomor 010" Tutur Dokter Rudi yang paham akan kekhawatiran Cyra.
"Makasih Dok, maaf tadi saya tak sengaja saya ceroboh" Cyra merasa tak enak hati.
"Tidak papa, cepat lah temui suami dan putramu mereka berdua sudah menunggumu" Ucap dokter Rudi tanpa ekspresi.
"Baik Dok" Cyra segera berjalan menuju ruangan yang dokter Rudi arahkan.
Dokter Rudi menatap punggung mungil Cyra yang mulai menjauh.
"Dok"
"Astaghfirullah !" Dokter Rudi terlonjak kaget. Menoleh dan ternyata Agam yang datang mengagetkannya.
"Maaf Dok, saya mengagetkan anda" Agam tak enak hati.
"Susul Cyra diruangan 010 dan 07"
"Baik Dok" Agam menurut.
"Cukup awasi dari jauh jangan terlalu dekat !" Ucap Dokter Rudi sedikit teriak.
Membuat langkah Agam yang baru dua keramik terhenti, Agam menoleh. "Baik Dok" Jawab Agam dan melanjutkan langkahnya.
🔹🔹🔹
Rendi memegang sisi kepalanya yang terasa pusing. Bibirnya meringis sambil berusaha untuk duduk. Ditatapnya sekeliling ruangan.
Tak ada siapapun dan Rendi sudah menduga Ibu dan Bapak pasti tengah diruangan Hasa.
Rendi berusaha turun dari atas brankarrr, dengan hati-hati ia melangkah pelan, tangannya bertumpu dinding supaya tak ambruk karena pandangannya terasa berputar. Rendi memegang handle pintu dan menariknya. Perlahan ia keluar.
Buggg !
"Arrggghhh !"
"Eh, maaf-maaf !"
Baru saja Rendi keluar dari pintu ada orang yang menabrak dirinya, untung saja ada yang menahan bobotnya jika tidak sudah dijamin dirinya akan ambruk kelantai.
"Ini rumah saki---Cyra ?!"
"Mas Rendi !?"
Tanpa di sengaja keduanya bertemu, mereka berdua sama-sama terkejut.
Bibir Rendi yang siap mengomel itu urung dan bibirnya perlahan tersenyum. "Cyra aku merindukanmu, akhirnya kau kembali sayank" Rendi memeluk Cyra haru.
Cyra yang sebenarnya belum siap bertemu dengan Rendi hanya bisa pasrah. Cyra balas memeluk Rendi.
"Gimana keadaan dirimu Mas? Bagaimana kabar anak kita?" Cyra menitikan air mata dibalik punggung suami, tak bohong dirinya juga ternyata merindukan suaminya.
"Hasa masuk UGD, dia sangat merindukanmu dan ingin bertemu denganmu" Cicit Rendi tanpa ingin melepas pelukan. Seakan takut Cyra pergi meninggalkannya lagi.
"Maaf, aku pergi tanpa pamit"
Rendi menggeleng. "Aku yang salah aku yang seharusnya meminta maaf padamu. Aku minta maaf Cy, aku minta maaf sayank. Plis, jangan pergi lagi dariku dan anak kita, kami berdua sangat membutuhkanmu dan merindukanmu"
Cyra tersenyum, hangat pelukan Rendi membuatnya nyaman. "Aku ingin bertemu Hasa Mas"
Rendi melepas pelukan menatap wajah Cyra yang sudah satu bulan lebih tak ia tatap. Tangannya terangkat mengusap pipi Cyra yang terlihat cerah bersih segar dan berisi.
"Satu bulan pergi dariku kau bertambah cantik dan gembul" Ujar Rendi menatap wajah Cyra lekat dengan kekehan.
Cyra menunduk, terasa malu ditatap terlalu lama oleh suaminya sendiri. Tak bohong cinta dihatinya masih sama besarnya sejak dulu hingga sekarang.
"Apa kau bahagia bisa lepas dariku ?" Tanya Rendi.
Cyra mendongak cepat, menatap wajah Rendi yang terlihat pucat tapi masih tetap tampan. "Kenapa bertanya seperti itu?"
Rendi tersenyum. "Sudah lah itu tidak penting, kita keruangan Hasa sekarang" Ajaknya merangkul bahu Cyra.
Kedunya pun melangkah bersama menuju ruangan Hasa.
Agam yang sejak tadi melihat Cyra dan Rendi dari kejauhan segera berlalu dari persembunyiannya. Melangkah menuju ruangan dokter Rudi.
Setibanya disana dokter Rudi tak ada di ruangannya mungkin sedang makan siang atau di masjid rumah sakit. Karena sekarang sudah pukul 12 siang waktunya makan siang dan menunaikan ibadah umat islam.
Agam segera menuju masjid yang di pojok selatan rumah sakit setelah itu Agam baru akan kekantin rumah sakit untuk makan siang.
🔹🔹🔹
Diruangan yang berbeda Hasa baru saja siuman. Melirik dokter Momo yang memeriksa bagian dadanya. Melirik nenek dan kakeknya yang tersenyum memerhatikan dirinya.Wajah lega Mini dan Rizwan sangat jelas terukir.
"Alhamdulilah, sudah jauh lebih baik. Saya tulis resepnya disini nanti tolong di tebus ya Pak, Bu" Dokter Momo menulis resep disecarik kertas. Lalu memberikannya pada Mini.
"Baik, Dok. Terima kasih" Ucap Mini sambil menerima kertas resep itu.
"Saya permisi, jangan lupa nanti diminum obatnya ya Hasa" Dok Momo menjawil dagu Hasa.
"Obatnya manis atau pahit Dok?" Tanya Hasa lugu. Membuat Mini, Rizwan dan Dok Momo tertawa renyah.
"Tentu saja, manis seperti dirimu" Goda dok Momo.
Hasa tersenyum. "Iya Dok, nanti aku minum"
"Yasudah, mari Pak, Bu. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Jawab Rizwan mengantar dok Momo sampai pintu.
Tak lama dari kepergian dok Momo terlihat Rendi datang bersama seseorang yang sangat Rizwan kenal. Rizwan melebarkan matanya supaya bisa melihat dengan jelas. Takut dirinya hanya berhalusinasi.
"Pak, Assalamualaikum" Sapa Rendi dan Cyra bersamaan.
"Waalaikumsalam, Ren kau datang bersama siapa? Bapak tidak salah melihat kan? Bapak tidak sedang berhalusinasi kan?" Tanya Rizwan saat Rendi dan Cyra sudah dihadapannya.
Rendi dan Cyra beradu tatap, keduanya sama-sama bingung akan pertanyaan bapak.
hihihi