Rahasia Di Sebuah Rumah

Rahasia Di Sebuah Rumah

bab 1

“Reta, Retaaa, mana sih tu anak? dipanggil tidak muncul-muncul.” gerutu Alika.

Reta dari arah dapur menghampiri tantenya yang memangilnya sedari tadi. Alika adalah tante dari Reta dan juga Qila.

Reta dan Qila adalah kakak beradik yang kedua orang tuanya sudah meninggal dunia. Reta dan Qila memiliki dua tante, kakak dari mamanya. Kakak pertama mamanya bernama Ningrum dan kakak keduanya bernama Alika.

Rumah Reta dan Qila tidak terlalu jauh jadi dengan mudah Alika bisa pergi ke rumah keponakannya. Sedangkan rumah Nigrum agak jauh dari rumah Reta dan Qila.

Retana atau yang lebih akrab di panggil Reta harus menghidupi adiknya yang bernama Laquila atau yang sering dipanggil Qila. Ditambah lagi tantenya yang selalu mengganggunya. Membuat Reta merasa risih. Tantenya itu selalu meminjam uang dan sulit sekali mengembalikannya.

“Ada apa tante ?” tanya Reta setelah sampai dihadapan Alika.

“Tante mau pinjam uang.” ucap Alika to the point langsung menengadahkan tangannya.

“Pinjam uang ?” ulang Reta.

“Iya, Rani lagi butuh uang untuk tugas sekolahnya.” ucap Alika.

“Tapi aku tidak punya uang tante.” jawab Reta.

Reta rasanya tidak mau lagi memberikan pinjaman kepada Alika. Bukannya pelit namun Reta merasa Alika tidak akan pernah membayar hutang-hutangnya.

Bahkan hutang yang telah lalu saja belum ia bayar. Bisa di katakan Alika sering meminjam uang kepada Reta namun tidak pernah di ganti.

Setiap kali Reta menagih hutang ke pada Alika, Alika selalu berkata pedas dan selalu menghina Reta. Terkadang Reta sudah bosan dan tidak sanggup mendengarkan kata-kata pedas dari Alika itu.

Reta sudah tiga kali menolak memberikan pinjaman kepada Alika namun sampai sekarang Alika tiada hentinya meminjam uang kepada Reta.

“Tante hanya pinjam dua juta, masa segitu kamu tidak punya sih!” ucap Alika ketus.

“Kami juga butuh uang tante, kalau aku kasih pinjam tante nanti kami gimana tante?” ucap Reta.

“Ya mana tante peduli, sudah mana uangnya?” ucap Alika tidak peduli dan menengadahkan tangannya kembali.

Alika bersikap seperti dia menagih hutang ke pada Reta. Sikap Alika sama sekali tidak seperti orang yang pinjam uang. Tanpa rasa malu Alika berbicara seperti itu, bahkan Alika sama sekali tidak perduli akan keadaan keponakannya. Yang terpenting baginya dia mendapatkan uang dari keponakannya.

“Maaf tante, tapi kali ini aku tidak bisa kasih tante pinjam uang.” ucap Reta masih tenang dan berusaha sabar menghadapi tantenya itu.

Alika terlihat marah akan jawaban keponakannya itu “Kamu tu pelit banget sih!” ucap Alika marah.

“kakak aku tidak mau kasih pinjam, ya tidak usah maksa tante.” ucap Qila yang sudah berada disamping kakaknya.

Qila yang berada dilantai atas yang mendengar suara ribut dibawah, memutuskan untuk turun dan melihat apa yang terjadi di bawah. Setelah Qila melihat siapa yang datang, Qila terlihat kesal sudah pasti tantenya itu membuat masalah lagi.

“Tante ngomong sama kakak kamu! bukan sama kamu! kamu ngak usah ikut campur deh.” ucap Alika menunjuk Qila.

“Mana uangnya?” ucap Alika kembali meminta uang kepada Reta.

Alika tidak peduli dengan Reta yang tidak memiliki uang untuk kebutuhan mereka yang penting Reta memberikan dirinya uang.

“Uangnya tidak ada tante?” ucap Reta jengah melihat sikap tantenya itu.

“Masa tidak ada, kalian itu hanya hidup berdua sementara gaji Reta itu besar, masa iya sudah habis saja. Pasti nih kalian itu hidup boros.” Ucap Alika.

“Aduh tante walaupun kita cuma hidup berdua tapi kebutuhan kita ini banyak. Lagi pula gaji anak tante dan suami tante juga besar sudah pasti suami dan anak tante punya banyak uang juga kan?” Ucap Qila dan mendapatkan tatapan tajam dari Alika.

Lagi Alika meminta Qila agar tidak ikut campur namun yang namanya Qila anak yang keras kepala tentunya tidak mengindahkan ucapan tantenya barusan.

“Kakak aku bilang tidak ada ya tidak ada tante! kemarin kakak aku baru bayar hutang.” Ucap Qila berkilah.

Reta pun heran pasalnya dia sama sekali tidak berhutang kepada siapapun tapi kenapa adiknya bilang baru bayar hutang.

“Kalian punya hutang?” Heran Alika.

“Ya punya lah tante, kita kan juga punya banyak kebutuhan sedangkan tante sampai saat ini belum juga bayar hutang.” Ucap aqila menyindir Alika.

Entah apa kaitannya yang jelas Qila bicara sesuai dengan apa yang ia pikirkan saat ini.

Tantenya mendengus kesal, Alika pergi dari sana tapi Alika tidak pergi keluar dari rumah itu melainkan pergi ke dapur mengambil bahan makanan yang berada di rumah Reta dan Qila.

“Tante mau ngapain ambil ayam sama sayur ?” tanya Qila.

Alika tidak menggubris ucapan Qila, setelah mengambil ayam dan sayur, Alika langsung pergi dari sana.

“Dasar tidak punya sopan santun tu orang! pagi-pagi sudah datang aja kesini” kesal Qila.

“Sudah sabar dek.” ucap Reta.

“kakak jangan diam terus kalau tante Alika ke gitu.” ucap Qila. Entah setebal apa kesabaran kakaknya itu tapi yang jelas dirinya tidak bisa sesabar Reta.

Demi meredam emosi adiknya Reta pun menanyakan soal hutang yang dibilang adiknya tadi. Qila pun mengatakan itu hanya akal-akalan dia saja agar Alika tidak lagi memaksa Reta memberikan uang.

“Sudah tidak usah di bahas, sekarang kamu sarapan, nanti kamu telat lagi sekolahnya.” ucap Reta yang tidak mau lagi membahas kejadian yang baru saja terjadi.

Qila masih terlihat kesal namun menuruti perkataan kakaknya.

Qila masih tidak habis pikir dengan kakaknya yang selalu saja diam di perlakukan seperti itu. Qila akui kakaknya itu memang baik tapi ya jangan terlalu baik juga seperti itu.

“Nanti kakak antar aku sekolah ya.” ucap Qila.

“Iya.” jawab Reta singkat.

Reta sudah sarapan duluan tadi jadinya sekarang ia pergi ke kamarnya untuk siap siap pergi mengantar adiknya sekaligus pergi kekantor tempat Reta bekerja.

Reta bekerja di sebuah perusahaan dan bisa dikatakan bahwa gaji Reta cukuplah besar. Gaji Reta cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka berdua. Makanya tadi dia heran akan ucapan Adiknya bahwa dirinya memiliki hutang.

Reta juga menabung uang gajinya itu. Itung-itung untuk biaya adiknya kuliah nanti. Reta tidak seberani Alika dalam hal meminjam uang. Makanya Reta mulai menabung untuk biaya kuliah Adiknya nanti.

. . .

“Gimana ma dapat uangnya ?” tanya Piko suami Alika.

“Tidak, katanya dia tidak punya uang.” jawab Alika. Lalu pergi ke dapur meletakkan sayur dan ayam yang ia ambil dari rumah Reta.

“Ma, mana sarapannya, aku sudah lapar nih?” ucap Rani.

Rani Zafia adalah anak kedua dari Alika dan Piko. anak yang manja dan keinginannya harus selalu terpenuhi. Rani sangat iri terhadap Qila.

“Iya nih, nanti aku telat berangkat kantornya ma.” timpal Tika.

Santika atau yang lebih sering di panggil Tika adalah anak sulung dari Alika dan Piko. Tika sudah bekerja namun dirinya sangat pelit. Mau menang sendiri dan egois.

“ Sudah beli saja, mama tidak sempat bikin sarapan.” jawab Alika.

“Pa tolong beliin sarapan buat anak-anak.” perintah Alika dan memberikan uang selembar berwarna biru kepada suaminya.

Suaminya itu langsung pergi membeli sarapan untuk kedua anaknya itu, walaupun sebenarnya dia tidak mau tapi melihat anaknya yang belum sarapan akhirnya memutuskan untuk menuruti ucapan istrinya itu.

“Ma, gimana? Ada uangnya ?” tanya Rani.

“Tidak ada.” ucap Alika.

“Terus gimana dong ma? Kalau aku tidak beli bahan untuk praktek, ya ada nanti aku jadi omongan teman-teman aku ma.” ucap Rani.

Terpopuler

Comments

♀️Mari_Mar🍀

♀️Mari_Mar🍀

Alika perlu di tenggelamkan, yang berhutang lebih galak Ama yang nagih

2024-07-09

1

piyo lika pelicia

piyo lika pelicia

mampir juga yuk ke serigala

2024-06-21

0

piyo lika pelicia

piyo lika pelicia

1 iklan untuk kamu

2024-06-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!