Ranjang Hangat MAFIA Kejam

(^^^)

7 tahun kemudian...

Ayana membuang nafas kasar saat melihat kedua anaknya berdiri di depannya sambil menunduk, baju mereka basah, dan badan mereka hampir dipenuhi Lumpur. '' kalian tahu mommy sangat panik mencari kalian saat hujan deras tadi?'' Ayana berkacak pinggang. Sebenarnya ia tidak benar-benar marah.

Kedua anaknya hanya menunduk dalam sambil memainkan jemari mereka.

'' mommy, Bi akan mencuci baju sendiri,'' ucap anak pria berumur 6 tahun itu yang bernama Bintang.

''Bulan juga akan mencuci piring dan mengepel lantai, janji,'' anak perempuan berumur 6 tahun itu mengangkat wajah cantiknya dan menunjukkan dua jarinya berbentuk V.

Mereka sangat manis sekali!

'' cepat masuk dan mandi!'' Perintah Ayana tidak terlalu keras namun terdengar tegas.

'' baik mom!''

Kedua anak itu langsung masuk ke dalam rumahnya diikuti Ayana yang berjalan di belakangnya. Ayana mendengar kedua anak itu berdiskusi.

'' sebaiknya kau buang ikan yang kau ambil di Parit tadi, jika mommy tahu dia pasti tambah marah. Karena itu kotor,'' bisik Bulan pada Bintang.

'' tapi aku mau meletakkannya di dalam bak kamar mandi,'' ucap bintang menolak keras bisikan saudari kembarnya itu.

'' kalau Mommy sampai tahu mampus lah kita,'' bisik Bulan lagi bergidik ngeri.

Ayana menahan tawanya mendengar percakapan anak-anaknya.

Ayana pun masuk ke kamarnya bersama Bulan, Bintang ke kamar mandi duluan. Ayana mengeluarkan baju Bulan yang basah kuyup, lalu membalut tubuh anak itu dengan handuk kecil. Sangat menggemaskan!

'' mommy, kau marah?'' Tanya Bulan saat Ayana melilit handuk di badannya.

'' apa mommy terlihat marah?'' Tanya Ayana balik, ia menatap Bulan dengan lembut namun tidak tersenyum.

Bulan memegang wajah Ayana dan menggunakan kedua jari telunjuknya untuk mengangkat bibir Ayana menjadi tersenyum.

'' mommy kau cantik jika tersenyum,'' ucap bulan lalu mencium mommynya. Membuat hati Ayana menghangat.

Bintang masuk ke dalam kamar dengan handuk kecil yang melingkar di pinggangnya.

Ayana tersenyum geli melihat itu.

''Bulan mandi dulu yah,''

Bulan mengangguk dan langsung bergegas ke kamar mandi. Ayana langsung membuka lemari dan menyiapkan baju untuk Bintang. Bintang berdiri di dekat mommynya, ikut melihat-lihat bajunya.

Tangan Ayana meraih satu set baju santai Bintang yang berwarna abu-abu bergambar laba-laba. '' Mommy Aku mau baju putihku yang ada gambar dinosaurusnya!''

Ayana tersenyum, lalu menggeser tangannya meraih sepasang baju berwarna putih dan bergambar dinosaurus itu. Ayana memberikannya pada putranya.

'' mau mau membantu?'' Tawar Ayana.

'' tidak perlu mommy, Bi sudah besar, Bi sudah malu jika Mommy melihat tubuh Bi yang telanjang,'' ucap Bintang lalu mengambil bajunya yang disodorkan Ayana.

'' si paling dewasa,'' Ayana tertawa lalu mencolek hidung Bi yang mancung.

''Mommy,'' rengek Bintang saat Ayana melakukan hal yang sangat tidak Ia suka.

''Ia,tidak lagi mengganggu mu,'' ucap Ayana berpura-pura sedih.

Bintang langsung menarik tangan Ayana, membuat wanita itu sedikit membungkuk, dan Bintang langsung mencium pipinya.

'' jangan colek Hidungku lagi ya mommy, nanti ingus Bi keluar,'' ucap Bintang setelah mencium Ayana.

'' Dasar kau,''

Ayana pun keluar setelah mengeluarkan baju untuk Bulan dan menaruhnya di kasur. Dan Bintang memakai pakaiannya.

Ayana pun ke dapur untuk memasak. Jam sudah menunjukkan pukul 04.00 sore lewat. Iya baru saja pulang dari rumah makannya.

Yah selama ini Ayana pergi ke desa kelahiran ibu angkatnya itu, yaitu ibu Diana yang berada di atas puncak. Selama hampir 7 tahun Ayana membuka usaha warung makan kecil-kecilan. Walau tahun pertama masih kecil, namun memasuki tahun kedua dan ketiga warung itu sangat berkembang.

Dibantu oleh Devi, keponakan ibunya, yang Juga ditinggal mati oleh kedua orang tuanya. Devi sangat menyukai kuliner dan juga Rere, nenek Ayana.

Awalnya Ayana kira mereka akan menolak kehadiran Ayana dengan keadaan membawa dua anak tanpa menikah. Tapi dugaan Ayana salah, Devi dan Rere menerimanya dengan sangat baik.

Ayana sudah menceritakan semuanya. Membuat Dev dan Rere merasa kasihan dan prihatin padanya. Pilihan Ayana memang tidak salah, datang ke sini adalah pilihan yang sangat tepat.

Rere mengatakan jika Ibu Ayana dan kakaknya sudah lama tak ke sini, hanya sesekali bertukar kabar lewat telepon. Membuat Ayana sedikit lega. Ada satu momen di mana Ibu Ayana menelpon dan saat itu Ayana sedang menyusui anaknya. Rindu yang selama ini Ayana tanam baik-baik di dalam hatinya seketika tumpah menjadi air mata saat mendengar suara ibunya.

Dev dan Rere tidak mengatakan jika Ayana ada di sini.

Dan sejauh ini berkat usaha rumah makannya. Hidup Ayana menjadi lebih baik.

Banyak pengunjung dan orang-orang dari kota, maupun anak-anak muda yang setiap hari tak pernah putus datang ke puncak untuk berkemah atau sekedar hanya hunting, singgah di rumah makan Ayana.

Tak pernah sehari pun Rumah Makan Ayana tak penuh. Suatu keuntungan karena Rumah Makan ayena hampir dikatakan satu-satunya yang ada di Puncak. Dan Devi yang bermain dengan harga pun bisa membuat keuntungan. Walau harganya hanya dinaikkan sedikit, Tapi itu sudah menguntungkan.

tok tok tok

Ayana yang sedang memasak menatap ke arah pintu rumahnya.

'' Ayana, ini aku Devi!''

'' Biar Bintang saja yang membuka pintu mommy!'' Sahubi yang sedang bermain robot. Ayana hanya mengangguk.

Bi membuka pintu, senyumnya merekah saat melihat Devi membawa semangkuk ayam kecap, dan itu adalah kesukaan bintang dan Bulan.

''Bibi tadi dari pasar, melihat ayam kecap. Langsung teringat kepada kalian berdua,'' ucap Devi kepada Bintang dan Bulan yang sedari tadi berada di belakang Bintang.

Namun yang membuat Devi langsung menatap kedua Anak itu aneh, biasanya mereka dengan Gesit dan cepat mengambil lalu memakannya. Namun mereka langsung pergi ke meja makan Yang dibuat oleh kayu biasa itu lalu ayamnya mereka masukkan ke dalam piring dan dua anak itu langsung mendekati mommynya. Membuat Devi semakin penasaran apa yang akan mereka lakukan.

Devi yang melihat itu mengerinyit.

'' Apa itu Bi?'' Tanya Ayana heran.

'' ayam panggang kecap, sebagai permintaan maaf Bi pada mommy,'' jawab Bintang, ia menatap mommy nya penuh harap.

Devi sangat gemas melihat tingkah Bintang.

Ayana membawa makanan yang sudah ia masak ke meja makan. Iya pun tersenyum pada Bintang dan mencium pipi anak itu.

'' Mommy tidak marah Sayang. Tapi lain kali jangan diulang lagi yah, janji?'' Ayana menyodorkan jari kelingkingnya.

'' janji,'' Bi membalas dengan mengaitkan jari kelingking. Iya tersenyum senang.

'' mommy, Bulan akan mencuci piring untuk meminta maaf!'' Ciletuk Bulan yang berlari dari pintu kamar ke meja makan.

'' Nanti yah, jika Bulan sudah besar. Bulan boleh membantu Mommy mencuci piring!'' Ayana langsung membantu Bulan naik ke atas kursi. Lalu membantu Bintang.

NEXT.....

like dsn komen .. mksih