kisah gadis cantik dan sholehah bernama Anindya Zahrani yang harus rela menikah dengan pria begajulan yang suka mabuk dan main perempuan bernama Arkala Mahesa.
Dya terpaksa menerima perjodohan yang dilakukan oleh almarhum Ayahnya dan juga sahabatnya Pak Anggara Mahes yang merupakan seorang konglomerat,demi melaksanakan amanah terakhir dari sang Ayah.
Kala yang tidak pernah setuju menikah dengan Dya kerap memperlakukan Dya dengan Kasar.Bahkan tidak segan segan Kala membawa wanita yang disebut kekasihnya masuk kedalam rumah bahkan kedalam kamarnya.
Akankah Dya terus bertahan??atau menyerah??
Lalu bagaimana reaski Kala saat Dya akhirnya memilih menyerah dengan pernikahannya.
Akankah Kala melepaskan Dya ataukah mempertahankan dan berubah menjadi lebih baik lagi??
Bantu Follow yuukkk
IG : triyani_trian87
tiktok : Triyani_87
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terpaksa Menerima
"Kak, ini baju untuk ganti Kakak. Kamar mandinya ada disebelah dapur, maaf karena kami tidak memiliki kamar mandi didalam kamar jadi Kakak harus keluar kamar dan ke arah belakang untuk membersihkan diri," ujar Dya saat kembali kedalam kamarnya setelah membersihkan diri dan berganti pakaian dengan gamis yang jauh lebih bersih.
"Baiklah. Terima kasih." jawab Kala datar dan dingin.
Melihat sikap suaminya yang begitu dingin dan datar Dya pun hanya bisa menghela nafas panjang.
"Semoga pilihan Bapak memang yang terbaik untuk Dya Pak. Doakan Dya agar bisa ikhlas menerima pernikahan ini ya Pak dan semoga Dya tidak pernah mengecewakan Bapak, aamiin."
Gumam Dya setelah melihat Kala menghilang dibalik pintu kamarnya. Setelah Kala masuk ke kamar mandi, Dya pun keluar lagi untuk ikut menyiapkan segala keperluan yang akan dibutuhkan saat acara tahlilan nanti.
Dya turut serta bergabung dengan Bi Murni dan ibu ibu lainnya yang juga sedang membantu menyiapkan keperluan acara tahlilan untuk mendiang Pak Adam.
Setelah sholat Isya berjamaah para bapak bapak yang kebanyakan tetangga sekitar rumah Pak Adam pun mulai mendatangi rumah sederhana milik Almarhum Pak Adam untuk mengikuti tahlilan untuk mendoakan Pak Adam yang sudah berpulang kepemilik kehidupan.
Dengan wajah sendu dan mata yang masih sembab, Dya menyambut para bapak bapak yang sudah berkenan hadir untuk mendoakan sang ayah dirumah sederhananya.
Dengan didampingi oleh Pak Gara dan juga Kala, Dya ikut mendoakan sang ayah dengan khusyuk. Kini Dya pun terus berusaha untuk tegar dan tidak lagi mengeluarkan air matanya.
*
*
*
Setelah acara tahlilan itu selesai, kudapan sederhana pun nampak mulai ditata dihadapan para bapak bapak.
Kudapan itu disajikan sebagai tanda terima kasih karena sudah berkenan hadir dan mendoakan almarhum agar ditempatkan ditempat yang terbaik dan diampuni segala dosanya.
"Maaf kalau boleh tahu Bapak ini siapa ya?" tanya salah satu warga yang sedari siang merasa penasaran dengan kehadiran dua orang asing yang begitu telaten membantu proses pemakaman dari awal hingga akhir.
"Perkenalkan saya Anggara Mahesa, teman dekat Almarhum Adam sekaligus mertua dari Dya dan ini Arkala Mahesa, suaminya Dya."
Sontak orang yang mendengar pernyataan Pak Gara dibuat melongo tak percaya. Pantas saja keduanya begitu aktif membantu pemakaman.
Bahkan kini keduanya masih ikut dalam acara tahlilan pertama untuk Pak Adam dan hal itu mengundang banyak tanya dari para warga yang melihatnya.
"Nak Dya sudah menikah? Tapi kapan itu? Setahu saya Pak Adam belum mengadakan syukuran apapun,"
"Pernikahan itu dilakukan saat dirumah sakit. Karena itu adalah permintaan terakhir sebelum Adam berpulang dan memang, kami belum sempat mengadakan syukuran karena beliau sudah berpulang sebelum acara itu digelar. Tapi Insya Allah jika kondisi sudah lebih tenang, kami akan mengadakan syukuran itu dan mengundang tetangga semua untuk ikut berbahagia menyambut pernikahan anak anak kami ini." jelas Pak Gara.
Jelas terlihat genangan air mata kembali hadir dimata Dya saat mendengar penjelasan dari Pak Gara. Dya tidak menyangka jika permintaan sang Bapak itu adalah permintaan terakhirnya.
Meski belum mengenal Kala dengan baik, tapi Dya berusaha ikhlas menerima pernikahan nya dengan pria yang baru di temui itu di hari itu juga.
***
Menjelang malam para tamu pun undur diri dari acara tahlilan dirumah almarhum Pak Adam dan kembali kerumah masing masing untuk beristirahat.
"Nak Dya, untuk sekarang dan tujuh hari kedepan tetaplah disini dan setelah tahlilan hari ketujuh Bapakmu, kamu ikut kami ya?" ucap Pak Gara memulai pembicaraan secara pribadi dengan gadis yang baru saja menjadi menantunya itu.
"Insha Allah Pa. Dya akan ikut tapi selama tujuh hari ini, tolong izinkan Dya disini dulu untuk mendoakan Bapak,"
"Iya Nak, Papa juga mengerti tapi maaf jika Bapak tidak bisa menemanimu disini karena besok Papa akan melakkan perjalanan bisnis ke luar negri. Minggu depan akan ada orang yang akan menjemputmu untuk pindah. Bagaimana?"
"Iya Pa. Dya ikut gimana kata Papa Saja,"
"Kala temanilah istrimu disini selama Papa pergi. Sekarang Dya merupakan tanggung jawabmu," ucap Pak Gara yang kini beralih berbicara dengan putra bungsunya itu.
"Mmmm..." jawab Kala hanya dengan gumaman.
"KALA,"
"Iya Papa, Kala dengar dan Kala mengerti." jawab Kala merasa jengah dengan semua yang dilakukan oleh sang Papa dan itu, tidak sesuai dengan apa yang dia ingin kan.
Sedangkan Dya sendiri hanya bisa menundukan kepala nya. Dya tahu jika Kala sangat tidak menginginkan pernikahan ini.
Akan tetapi, semua sudah terjadi. Keduanya pun tidak punya kesempatan untuk menolak atau hanya sekedar meminta waktu untuk berpikir.
Keduanya terpaksa menerima semua keputusan dari kedua orang tua demi menjalani permintaan terakhir seorang ayah yang ingin menikahkan putrinya sebelum dia pergi meninggalkan dunia ini.
*
*
🌸🌸🌸