Pembalasan Danastri

*

*

"Paman Jevi masih belum datang, pak?" Tanya Danastri dengan raut khawatir. Menatap Ayahnya dengan tatapan bertanya.

"Nduk, pamanmu masih dijalan, mulai saja acaranya, semua orang sudah menunggu. Kalau menunggu pamanmu, siang baru mulai, tidak akan nyaman, makanan yang sudah disiapkan tidak seenak sekarang nanti." Balas Ayahnya seraya tersenyum.

"Memangnya tidak apa-apa, pak?" Tanya Danastri bertanya lagi, memastikan.

"Ikuti kata bapakmu, nduk. Jangan khawatirkan hal lain, nanti ibu bantu bujuk pamanmu juga." Timpal sang ibu.

Kemudian Danastri menganggukkan kepalanya, dan berjalan ke arah depan, dimana Zack dan Serga sudah menunggu, dengan Kiany dan penjaga laki-laki lainnya yang ikut berjaga, menjaga Danastri agar tetap aman dengan perut yang jelas terlihat. Apalagi ia memakai gaun yang press body.

Tapi meski hamil, aura cantiknya benar-benar tidak hilang. Sejak awal ia memang sangat cantik, kembang desa di desanya, begitu sampai di kota, bukan saja kecantikannya hilang, tetapi malah semakin cantik karena mengurus diri, apalagi makanan juga terjamin. Hidupnya juga lebih sehat. Kulit putihnya semakin putih, dan badannya kurus, kini terlihat cantik dengan lekukan semenjak hamil.

Danastri berdiri di tengah, menyapa semua orang dan memberi beberapa kata sebelum akhirnya menggunting pita bersama semua orang termasuk keluarganya. Yang disambut tepuk tangan meriah dan jepretan kamera dari wartawan yang terlihat silau karena cahayanya.

Selain sambutan meriah, banyak pujian melayang pada Danastri atas paras dan kesuksesannya di usia muda.

Setelah benar-benar selesai pembukaan resmi, akhirnya Danastri membuka Factory's Street Food dan Heavenly hotel. Membuat semua orang yang sudah menunggu langsung memasukinya.

Tetapi sebagian besar orang yang hadir, langsung pergi ke arah dimana Factory's Street Food berada, memburu banyak kuliner yang tersedia disana. Khususnya makanan luar yang Danastri sediakan. Dari makanan berat sampai makanan ringan seperti tanghulu, pangsit kuau pedas, dan makanan tradisional khas negara yang ia cari informasinya melalui jaringan Zack.

Danastri yakin, semuanya akan menyukai menu-menu yang telah dipilihnya. Apalagi kebanyakan dari kuliner yang ada adalah hal-hal baru yang mungkin belum pernah banyak orang coba.

Keantusiasan tersebut jelas membuat Danastri dan keluarganya bahagia. Berhasil mengundang banyak orang, bahkan banyak yang datang tanpa undangan dan ikut meramaikan.

Setelahnya, ia mengundang orang-orang yang diundang oleh Zack dan Serga untuk memasuki hotel dan menikmati jamuan makan yang sudah disediakan bagi para tamu undangan. Di restoran hotel tentunya. Dengan menu baru yang ditambahkan olehnya, yang unik dan menarik perhatian orang-orang besar yang diundang tersebut.

Yah, meskipun tidak sebesar nama keluarga Kusuma alias Sanungga, tetapi orang-orang ini termasuk jajaran orang yang sukses di dunia bisnis. Sekalian ia mempromosikan hotel dan bisnis lainnya. Karena biasanya orang-orang besar ini tidak segan-segan dalam memesan layanan bagi diri sendiri, apalagi para ibu sosialita adalah jagonya dalam hal menghamburkan uang.

Begitu sampai, berbagai menu olahan sudah terdia di beberapa meja yang bisa ditempati. Semua meja sudah dihitung, jadi tidak akan ada yang bisa menyelinap masuk untuk mencoba makanan yang khusus disediakan oleh Danastri untuk para tamu undangan.

Termasuk olahan yang terbuat dari Ayam, bebek dan ikan, Danastri sengaja menambahkan olahan dari daging sapi dan makanan laut seperti udang, kepiting, serta kerang. Yang termasuk hal baru yang belum pernah ada di menu restoran lain. Karena kebanyakan, restoran lain masih menggunakan menu khas tradisional serta ayam yang diolah menjadi berbagai hidangan.

Setelah ini, mungkin akan ada beberapa restoran yang menjualnya juga. Tapi tidak apa-apa, restoran di hotelnya yang pertama kali menyediakan, dengan rasa khas yang tidak bisa dilupakan, sudah pasti orang-orang besar ini akan kembali hanya untuk merasakan kulinernya.

Selain itu, hotelnya telah berubah sekitar 60 persen dari semula. Kamar dibuat lebih modern dan elegan. Terlihat lebih nyaman dengan hal-hal baru yang ditambahkan. Rooftop hotel yang semula kosong dan terbengkalai juga Danastri ubah menjadi ruang dengan view malam bagi oara vip dan vvip. Ada kolam renang yang disediakan juga yang menjadi tambahan daya tarik untuk dicoba.

Tataan lobby hotel juga di ubah, lebih dirapikan resepsionis dan ruang santai untuk menunggu di lobby. Membuat semua orang yang masuk jelas terpana karena penampakan hotelnya tidak begitu indah di awal berdirinya.

Serga, selaku pemilik yang lama bahkan bangga dan takjub dengan semua ide Danastri. Tidak merasa salah sama sekali telah menjual hotelnya pada gadis muda macam Danastri. Karena ia menjualnya ke tangan yang tepat. Selain ia diterima bekerja disana dengan bayaran dan bonus besar, hotelnya juga dipercantik dan bisa beroperasi kembali dengan baik.

"Ibu, dimana Bapak dan Dira?" Tanya Danastri sebelum memasuki restoran untuk memulai makan bersama para tamu undangan.

"Pergi ke kamar mandi, nduk. Ayo masuk saja, tidak apa-apa, masih ada ibu. Bapak bikang mulai saja, jangan membuat para tamu menunggu." Balas ibunya.

"Tapi Bapak dan Dira baik-baik saja kan? Lagipula hanya ke kamar mandi, kami bisa menunggu." Balas Danastri lagi.

"Sekalian menunggu paman Jevimu. Biarkan saja." Ucap Ibunya menggelengkan kepalanya.

"Tapi, bu, ini acara penting. Aku ingin ibu dan bapak mendampingiku, aku ingin kalian dikenal semua orang." Ucap Danastri dengan raut sedih.

Menatap raut sedih Danastri akhirnya sang ibu menghela nafas. "Baiklah, ayo telfon bapak saja. Biarkan ibu yang menyuruhnya datang, begini baik, nduk?" Tanya ibunya seraya tersenyum.

Setelah menelfon, ayah Danastri dan adiknya datang dengan terburu-buru, membuat Danastri tersenyum senang. Kemudian satu keluarga memasuki restoran dan memulai perjamuan dengan resmi.

Setelah beberapa saat, semua tamu dibebaskan untuk mengobrol satu sama lain, jadi oada waktu ini, Danastri juga dibawa oleh Zack dan Serga mengenal orang-orang besar lainnya. Sedangkan Ayah dan ibunya lebih memilih undur diri dari hadapan semua orang.

Selain tidak terbiasa, keduanya juga sekalian menjemput Jevi yang sudah ada di depan hotel dengan dua orang lainnya.

"Ayo, ayo bawa aku melihat Tri dulu. Aku tidak enak karena datang terlambat, aku harus meminta maaf dulu." Ucap Jevi begitu disambut orang tua Danastri, yang langsung dibawa menemuinya.

Ayahnya memanggil Danastri yang sedang mengobrol, lantas begitu ia berbalik ia tersenyum menatap Jevi yang sudah datang.

"Aku kira paman tidak akan datang!" Dengus Danastri kesal. Hubungan keduanya memang sangat baik ketika Jevi datang dan sering mengunjunginya dalam dua bulan ini.

"Aiya, maafkan paman. Paman menunggu adik dan temannya yang ikut, jadilah terlambat. Menyebalkan, bukan? Ayo salahkan dia!" Ucap Jevi seraya mengeluh, kemudian menyingkir dan menunjuk adiknya yang terdiam mematung, menatap Danastri. Begitupula Danastri yang tertegun menatapnya.

"Tuan Janitra?! Kau Tuan Janitra, kan?!" Pekikan orang ini lantas menyadarkan Danastri, yang semakin terkejut dibuatnya.

*

*

Ada yg kelewat ga ya? Setelah tiga hari mendadak banyak yg lupa.

Oh ya, maaf karna baru up, ternyata ujiannya sampe sore jadi aku gabisa up di hari2 kemaren.

4 bab dulu hari ini ya semoga suka🤗