NovelToon NovelToon
Istri Buangan Tuan Arkana

Istri Buangan Tuan Arkana

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Balas Dendam / Cerai / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:94.4k
Nilai: 5
Nama Author: ayu andita

Kesalahan masa lalu membuat seorang Kaynara Flora terus di sakiti oleh suaminya sendiri. Wanita itu sama sekali tak di anggap oleh sang suami. Kehadiran anak tak mampu meluluhkan hati prianya.

Akankah Kaynara akan tetap bertahan dalam pernikahannya atau justru menyerah dan memilih mengakhiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayu andita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 Bersaing

Pada pagi yang mendung, Jonathan tiba di taman tempat dia telah sepakat bertemu dengan Arkana. Angin berhembus pelan, menggoyangkan ranting-ranting pohon yang mulai menggugurkan daunnya. Taman itu sepi, hanya ada beberapa orang yang lewat. Jonathan merasakan ketegangan yang aneh, seperti ada awan gelap yang menggantung di atas kepalanya.

Di bawah pohon besar di tengah taman, dia melihat sosok Arkana berdiri dengan tangan bersilang di dada. Wajah Arkana tampak suram, tatapan matanya penuh amarah yang tertahan. Jonathan menarik napas dalam-dalam dan berjalan mendekat, mencoba menenangkan dirinya.

"Arkana," sapa Jonathan dengan nada hati-hati.

Arkana menoleh, tatapannya tajam seperti pisau. "Jonathan. Jadi, kau datang juga."

Jonathan mengangguk. "Aku datang. Apa yang ingin kau bicarakan?"

Arkana melangkah maju, wajahnya semakin tegang. "Aku ingin tahu apa yang kau inginkan dari Flora. Apa yang kau pikirkan dengan mendekati mantan istriku?"

Jonathan menatap Arkana, mencoba tetap tenang meski jantungnya berdebar kencang. "Aku dan Flora saling mencintai, Arkana. Kami akan menikah. Ini bukan tentang kau atau aku, ini tentang kebahagiaan Flora."

Kata-kata Jonathan sepertinya membakar emosi Arkana. "Kau pikir kau bisa menggantikan tempatku? Flora adalah mantan istriku! Aku tahu apa yang terbaik untuknya, dan itu bukan kau!"

Jonathan merasakan ketegangan memuncak. "Arkana, Flora sudah membuat keputusannya. Kau harus menghormati itu. Dia berhak untuk bahagia."

Arkana tidak tahan lagi. Dia melayangkan pukulan cepat ke arah Jonathan, menghantam rahangnya. Jonathan tersentak mundur, merasakan sakit yang menjalar di wajahnya. Dia mencoba menenangkan diri, tapi Arkana tidak memberinya waktu.

Serangan berikutnya datang lebih ganas, dan Jonathan terpaksa membalas untuk membela diri. Mereka terlibat dalam perkelahian sengit, tinju dan tendangan bertukar di antara mereka. Jonathan berusaha menghindari serangan Arkana sambil mencoba menahan diri untuk tidak terlalu keras.

"Kau tidak mengerti, Jonathan!" teriak Arkana di antara pukulan. "Aku masih mencintainya!"

Jonathan berhasil menangkap lengan Arkana, memutar tubuhnya dan menjatuhkannya ke tanah. Mereka bergulat di atas rumput basah, berusaha saling mengalahkan. Nafas mereka terengah-engah, amarah dan frustrasi menguasai setiap gerakan.

Akhirnya, Jonathan berhasil mengunci Arkana ke tanah, menahannya dengan kedua tangan. "Cukup, Arkana! Ini tidak akan menyelesaikan apa-apa!"

Arkana, dengan wajah yang penuh kemarahan dan kesedihan, perlahan berhenti melawan. Dia terbaring di tanah, napasnya tersengal-sengal. "Kau tidak tahu apa yang telah kami lalui," bisiknya dengan suara serak.

Jonathan melepaskan cengkeramannya, membiarkan Arkana bangkit perlahan. Dia duduk di sampingnya, mencoba mengatur napasnya sendiri. "Aku mungkin tidak tahu yang telah kalian lalui, tapi aku tahu satu hal, Flora berhak untuk bahagia. Kau harus melepaskannya dan apa kau lupa dengan segala luka yang kau berikan padanya?"

Arkana menundukkan kepala, mengusap wajahnya dengan tangan. Ada keheningan yang berat di antara mereka, hanya diisi oleh suara angin dan gemerisik daun.

"Aku hanya ingin dia bahagia dan menebus kesalahanku selama ini," gumam Arkana akhirnya, suaranya penuh keputusasaan.

Jonathan menatapnya dengan penuh empati. "Aku juga. aku mencintainya dan akan melakukan apa saja untuk membuatnya bahagia. Tapi kita harus menghormati keputusannya. Kita harus membiarkannya memilih jalannya sendiri."

Arkana mengangguk perlahan, namun dia masih tidak terima dengan apa yang aku dengar. "Baiklah, Jonathan.Kita bersaing secara sehat, aku tak rela jika Flora jatuh ke tanganmu."

Jonathan mengulurkan tangan untuk membantu Arkana bangkit namun ditepis. "Hah, lebih baik kau lupakan Flora dan lanjutkan hidupmu dengan Devina."

Mereka berdiri berdua, menatap satu sama lain dengan tatapan saling menatap tajam. Luka dan memar masih terasa, tapi ada perasaan lega di hati Jonathan. Dia tahu bahwa ini bukan hanya tentang perkelahian fisik, tetapi tentang memenangkan hati dan kepercayaan seseorang.

Dengan langkah pelan, mereka meninggalkan taman itu, masing-masing dengan pikiran yang berat tetapi dengan harapan akan perdamaian yang akhirnya tercapai. Jonathan berjalan menuju mobilnya, merasa lebih mantap dan bertekad untuk menjaga janji yang telah dia buat pada Flora, untuk mencintai dan melindungi Flora dengan segala yang dia miliki.

Setelah pertemuan yang penuh ketegangan dengan Arkana di taman, Jonathan kembali ke perusahaannya, Alasan Corp. Kantor itu terletak di gedung pencakar langit yang modern di pusat kota, dengan jendela-jendela besar yang menawarkan pemandangan kota yang menakjubkan. Dia memarkir mobilnya di area parkir bawah tanah dan masuk ke dalam gedung dengan perasaan campur aduk.

Saat memasuki lobi, Jonathan berusaha menyembunyikan luka di wajahnya dengan menghadap ke arah yang berlawanan dari karyawan yang berpapasan dengannya. Dia ingin segera sampai di ruang kerjanya tanpa menarik perhatian. Namun, beberapa rekan kerja tidak bisa menahan tatapan mereka saat melihat memar di wajahnya. Jonathan hanya tersenyum singkat dan terus berjalan menuju lift.

Lift membawa Jonathan ke lantai atas di mana ruang kerjanya berada. Ruangan itu luas dan terang, dengan meja besar yang penuh dengan dokumen dan laptop yang menyala. Dinding-dindingnya dihiasi dengan penghargaan dan foto-foto proyek yang berhasil diselesaikan oleh perusahaan. Jonathan menutup pintu ruang kerjanya dan mengunci, memastikan tidak ada yang bisa masuk tanpa seizinnya.

Dia duduk di kursinya dengan desahan lelah dan membuka laci meja, mencari kotak P3K yang selalu disimpannya di sana. Tangannya gemetar sedikit saat dia mengeluarkan kotak itu dan membuka isinya. Di dalamnya terdapat perban, antiseptik, dan beberapa obat-obatan dasar.

Jonathan mengambil sebotol antiseptik dan kapas, lalu menuju ke cermin kecil di sudut ruangan. Dia melihat wajahnya yang penuh luka dengan tatapan prihatin. Rahangnya memar dan ada bekas goresan di pipinya. Dengan hati-hati, dia menuangkan antiseptik ke kapas dan mulai membersihkan luka-lukanya. Rasa perih segera menyebar, tapi Jonathan menahannya, menyadari bahwa ini adalah bagian dari konsekuensi pertemuannya dengan Arkana.

Saat membersihkan lukanya, pikirannya melayang kembali ke kejadian di taman. Dia mengingat kemarahan dan kesedihan di mata Arkana, serta betapa sulitnya situasi itu bagi mereka berdua. Jonathan tahu bahwa Arkana masih mencintai Flora, dan itu membuatnya lebih memahami kedalaman rasa sakit yang dirasakan pria itu.

Setelah membersihkan luka-lukanya, Jonathan mengambil salep antibiotik dan mengoleskannya pada area yang terluka. Dia kemudian menutupinya dengan perban, berusaha sebaik mungkin untuk menutupi bekas-bekas perkelahian. Meskipun luka fisik ini akan sembuh, dia tahu bahwa luka emosional dari pertemuan itu mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih.

Tiba-tiba, pintu ruangannya diketuk pelan. Jonathan menoleh dan dengan cepat merapikan kotak P3K, menyimpannya kembali di laci meja. Dia bangkit dan berjalan menuju pintu, membukanya dengan hati-hati. Di ambang pintu berdiri Melissa, asisten eksekutifnya, dengan wajah cemas.

"Jonathan, apa yang terjadi? Aku mendengar desas-desus bahwa kau terluka," kata Melissa dengan suara penuh kekhawatiran.

Jonathan tersenyum lemah, berusaha meredakan kekhawatirannya. "Tidak apa-apa, Melissa. Hanya kecelakaan kecil. Aku sudah menanganinya."

Melissa menatapnya skeptis, tapi memutuskan untuk tidak mendesak lebih jauh. "Baiklah, kalau kau bilang begitu. Tapi jika kau butuh sesuatu, jangan ragu untuk memberitahuku."

"Terima kasih, Melissa. Aku akan mengingatnya," jawab Jonathan dengan tulus.

Setelah Melissa pergi, Jonathan duduk kembali di kursinya dan menyalakan laptopnya. Ada banyak pekerjaan yang menantinya, tapi pikirannya masih terfokus pada Flora dan apa yang terjadi hari ini. Dia membuka email dan mulai membalas beberapa pesan penting, mencoba untuk kembali ke rutinitasnya. Namun, bayangan perkelahian dan percakapan dengan Arkana terus membayangi pikirannya.

Jonathan tahu bahwa dia harus memberi tahu Flora tentang apa yang terjadi. Dia tidak ingin menyembunyikan apa pun darinya, terutama sesuatu yang penting seperti ini. Tapi dia juga ingin melakukannya dengan cara yang tepat, agar Flora tidak merasa terganggu atau khawatir.

Dengan tekad yang kuat, Jonathan mengambil ponselnya dan mengirim pesan singkat kepada Flora, meminta untuk bertemu nanti malam. Dia merasa bahwa percakapan ini harus dilakukan secara langsung, di tempat yang tenang dan nyaman. Dia ingin Flora tahu bahwa dia akan selalu ada untuknya, apapun yang terjadi.

Hari itu terasa panjang, tapi Jonathan terus bekerja dengan tekun, berusaha menyeimbangkan pikirannya antara pekerjaan dan masalah pribadi. Dia tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, tapi dia siap menghadapi segala tantangan demi cinta dan kebahagiaan Flora. Dia akan memastikan bahwa masa depan mereka bersama adalah masa depan yang cerah dan penuh kebahagiaan.

1
she
good job thoor....
Miss Apple 🍎
jangan lupa komentarnya guys biar othor semangat
Miss Apple 🍎
lanjut
Miss Apple 🍎
Lanjut
Nora♡~
Yaa... benar tuu.. Arkana hidup perlu di teruskan... sebab... Mentari masih bersinar untuk esok dan jangan di sia2 kan... harta dan kekayaan tu memang penting tepi di sertai kebahagian yang hakiki itu yang utama gitu... lanjut...
Miss Apple 🍎
lanjut
Sunaryati
Lanjut
Miss Apple 🍎
lanjut
Miss Apple 🍎
Devina meninggal kenapa Thor?
Bivendra
nah lho ud 13 tahun aja
devina meninggal knp tu terkejut bacanya
Miss Apple 🍎: kita tunggu ya, aku juga kepo
total 1 replies
Miss Apple 🍎
seruuu
Miss Apple 🍎
lanjut
Ceu Markonah
typonya banyak bangat
Nora♡~
Benar tu tuan Arkana apa yang terjadi semua nya dah berlalu...jadikan sebagai pengajaran untuk men jadikan diri kita menjadi lebih baik gitu.... lanjut..
she
season 2
semangat thoor..
Miss Apple 🍎
lanjuttt
Miss Apple 🍎
seru
Miss Apple 🍎
lanjut kak
Miss Apple 🍎
j lanjut
Miss Apple 🍎
uhuy
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!