Wanita Kesayangan CEO

Martinus duduk di sisi ranjang dan melihat Angela berbaring di lantai dengan menutupi tubuhnya menggunakan selimut tebal. Martinus juga melihat tubuh Angela gemetaran dan giginya saling beradu karena ruangannya lumayan dingin.

Martinus yang tidak tega turun dari ranjang kemudian berjalan ke arah pintu untuk menutup pintu kamar mandi dengan rapat. Setelah selesai Martinus membalikkan badannya dan berjalan ke arah Angella.

Martinus membuka selimut yang dikenakan Angela kemudian menggendongnya. Martinus dengan perlahan meletakkan Angella ke ranjang lalu menyelimuti tubuhnya dengan menggunakan selimut tebal.

Martinus kemudian duduk di lantai lalu menatap wajah cantik istrinya yang masih tertidur dengan pulasnya dari jarak yang lumayan dekat.

'Sangat menggemaskan saat suasana sepi.' Ucap Martinus dalam hati.

Martinus membelai pipi mulus Angela dan ingin rasanya mencium bibir Angela namun berusaha untuk menahannya.

Martinus yang juga mengantuk memutari ranjangnya lalu berbaring di sisi ranjang. Namun belum ada dua menit Martinus memejamkan matanya tiba-tiba Angela memeluk tubuh Martinus dan menyandarkan kepalanya di dada bidang Martinus.

Martinus membuka matanya kemudian memeluk tubuh Angela lalu kembali memejamkan matanya. Hingga pagi menjelang Angela membuka matanya dan dirinya sangat terkejut karena dirinya memeluk tubuh Martinus.

'Kenapa Aku memeluk Kak Martinus? Bukankah Aku sudah memberinya tempat tidurnya kemarin malam? Seingatku, Aku tidur di lantai dengan dialasi selimut tebal.' Ucap Angela dengan suara pelan dan nyaris tidak terdengar.

Angela mengangkat kepalanya dan menatap wajah tampan suaminya yang masih tertidur dengan pulasnya.

'Wajahnya sangat tampan.' Ucap Angela dengan suara masih pelan agar Martinus tidak terbangun.

Angela mengarahkan jari telunjuknya kemudian menyentuh hidung Martinus yang sangat mancung karena Martinus ada keturunan orang bule.

Apa yang dilakukan Angela membuat Martinus memalingkan wajahnya ke arah samping, lebih tepatnya ke arah Angela namun sepasang matanya masih terpejam.

'Apa yang Aku lakukan?' Tanya Angela dengan suara masih pelan sambil menarik tangannya.

Angela kemudin turun dari ranjang dengan perlahan lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket namun sebelumnya Angela mengambil satu set pakaiannya.

Martinus perlahan membuka matanya ketika mendengar suara pintu kamar mandi tertutup dengan rapat. Tanpa sepengetahuan Angela kalau Martinus mendengar dengan sangat jelas yang dikatakan oleh Angela.

Martinus dan keluarga besarnya mempunyai pendengaran tajam karena itu Martinus bisa mendengar semua perkataan Angela.

Martinus tersenyum dan kembali memejamkan matanya hingga lima belas menit kemudian Angela keluar dari kamar mandi dengan menggunakan gaun berwarna putih.

Angela kemudian keluar dari kamarnya menuju ke ruang keluarga di mana keluarga besar Michael sudah datang berkumpul.

Lima menit kemudian Martinus membuka matanya lalu turun dari ranjang dan berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket.

Lima belas menit kemudian Martinus keluar dari kamarnya dengan memakai pakaian kantor yang sudah disiapkan oleh istrinya.

Ketika Martinus menuruni anak tangga terdengar suara piano yang sudah lama tidak dimainkannya membuat Martinus terkejut. Hingga datang kepala pelayan dan diikuti oleh dua orang pelayan lainnya sambil mendorong troli yang berisi berbagai cemilan dan beberapa minuman.

"Siapa yang sedang bermain piano? Apa Nenek mengundang seorang pianis untuk datang bermain piano di mansion ini?" Tanya Martinus penasaran sambil masih berjalan menuruni anak tangga.

Kepala pelayan dan dua orang pelayan langsung menghentikan langkahnya kemudian menunggu sampai Martinus berdiri tepat dihadapan kepala pelayan.

"Tuan Muda, Anda akan tahu jika Tuan Muda pergi ke sana dan melihatnya." Jawab kepala pelayan sambil tersenyum dan menatap ke arah ruang keluarga yang ada di samping kanannya.

Martinus yang penasaran menatap ke arah samping kanan kemudian berjalan ke arah ruang keluarga untuk mengetahui siapa yang sedang bermain piano.

Sampai di ruang keluarga, Martinus melihat Angela sedang bermain piano di mana keluarga besarnya berkumpul sambil mendengarkan suara piano yang dimainkan oleh Angela.

Martinus berdiri sambil menatap Angela yang sedang asyik memainkan piano di mana suara piano tersebut sangat lembut dan enak untuk di dengarnya. Begitu pula dengan keluarga besarnya yang sedang menatap ke arah Angela sambil tersenyum.

Hingga beberapa saat kemudian Angela selesai memainkan piano membuat Martinus berjalan ke arah Angela bersamaan terdengar suara tepukan tangan.

"Sangat bagus, Nenek sangat suka." Ucap Nenek Elisabeth.

"Aku juga Mom." Sambung Sandra.

"Suara piano Adik ipar sangat indah." Puji Melani yang merupakan menantu pertama sekaligus istrinya Mike.

"Adik iparku sangat hebat selain pintar piano, pintar mendesain pakaian dan juga pandai melukis." Puji Gracella yang merupakan menantu ke dua sekaligus istrinya Marcell.

"Betul." Sambung Marcella dan Marbella dengan serempak.

"Boleh dong Aku belajar." Sambung Caroline yang merupakan menantu ke lima sekaligus istri Markus.

"Terima kasih atas pujian. Tentu saja boleh belajar." Jawab Angela sambil tersenyum.

"Martinus, duduklah sama Nenek." Pinta Nenek Elisabeth sambil melambaikan tangannya ke arah cucu kesayangannya.

Semua cucunya di sayang namun lebih sayang Martinus karena Martinus dari remaja hingga sekarang masih tinggal di mansion miliknya yang sudah puluhan tahun ditempati oleh Kakek dan Neneknya Martinus.

Ke lima saudara kembarnya sama sekali tidak iri dengan Martinus karena ke dua orang tua mereka mengajarinya untuk tidak saling iri atau ingin menguasai harta ataupun saling bersaing antar saudara kandung.

Sandra dan Michael juga mengajari untuk saling membantu jika salah satu anggota keluarganya mengalami kesulitan tanpa memikirkan untung rugi.

"Apa kamu mendengar kalau Angela baru saja memainkan piano? Simfoni kelima Beethoven merupakan tingkat master di mana semua orang belum tentu bisa memainkan piano sebagus Angela." Ucap Sandra.

"Kita sekarang bisa mengadakan konser." Sambung Nenek Elisabeth.

"Tentu saja Aku mendengarnya dan suara pianonya sangat bagus dan enak untuk di dengarnya selain itu kita bisa mengadakan konser." Jawab Martinus sambil berjalan ke arah Angela.

"Keluarga besar kita mempunyai harta karun di mana Angela bisa melakukan apapun. Melukis, mendesain pakaian dan bermain piano." Puji Nenek Elisabeth.

"Selain itu kita juga mempunyai harta karun lainnya yaitu para cucuku Mike, Marcell, Markus dan Martinus ahli dalam bidang bisnis dan juga bisa meretas data." Sambung Nenek Elisabeth sambil tersenyum bangga.

"Begitu pula dengan para wanitanya yaitu Melani, Gracella, Marcella, Marbella dan Caroline bisa mendesain pakaian, mendesain perhiasan, pintar bisnis dan juga ahli medis. Nenek sangat senang sekali keluarga besar kita banyak sekali harta karunnya." Sambung Nenek Elisabeth lagi.

"Betul sekali." Ucap Michael dan Sandra dengan serempak sambil ikut tersenyum.

'Kalau saja mereka tahu kalau ternyata Aku juga bisa menguasai itu semua yang tadi disebutkan oleh Nenek barusan.' Ucap Angela dalam hati.

"Sepertinya Aku menikah dengan seseorang yang sangat luar biasa. Tidak ada yang tidak dapat kamu lakukan, kamu memang wanita sangat luar biasa." Puji Martinus sambil menatap wajah cantik Angela.

Angela ikut menatap wajah tampan Martinus sambil tersenyum karena suaminya bisa menebak apa yang ada dipikirannya. Yaitu Martinus sudah mengetahui kalau Angela hampir menguasai semua bidang akademi kecuali medis.

Tanpa mengetahui kalau Angela sebenarnya juga bisa mengasai ilmu medis malah lebih hebat dari Melani, Gracella dan Marcella.

"Apakah Tuan Muda Martinus tertarik padaku?" Tanya Angela sambil berdiri dan masih menatap wajah tampan suaminya dengan suara menggoda.

Martinus yang tadi menyandarkan tubuhnya di sisi piano langsung berdiri dengan tegak sedangkan Angela masih menatap dan menunggu jawaban Martinus.

'Jika suamiku menjawab tertarik padaku maka Aku akan belajar untuk lebih mencintainya tapi jika tidak maka Aku akan berusaha untuk tidak mencintainya dan menghilangkan semua perasaan sukaku yang sudah mulai muncul.' ucap Angela dalam hati.