Menceritakan tentang Mahasiswi yang mencintai dosennya. mahasiswi itu bernama Anisa Zahra. Anisa mencintai seorang pria tampan saat pandangan pertama di kampusnya. dan pria itu ternyata Dosen baru di kampusnya.
Karena Anisa penasaran dengan sosok dosen itu, Anisa pun terus mencari tau tentangnya. sampai akhirnya Anisa tau kalau ternyata Dosennya itu adalah seorang duda.
Gimana kisah cerita cinta pandangan pertama Anisa Zahra pada dosennya, yuk kita lanjut baca aja..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tuti yuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sudah Selesai
"Apa!!! 30 juta." Anisa langsung kaget saat dengar 30 juta biaya memperbaiki mobil yang di tabrak nya.
Pak supir bilang pada Anisa agar membayarnya. Karena kalau tidak, Pak supir pasti yang akan kena marah Bos nya.
"Kenapa?" tanya teman Anisa setelah telfon mati.
"Mobil yang aku tabrak masuk bengkel. Dan biayanya 30 juta."
"Ya Tuhan 30 juta. Banyak juga yah. Emangnya parah?"
"Ya cuman penyok dikit gitu. Tapi itu mobil memang mobil mahal."
"Kalau kamu mah 30 juta ngga pusing. kamu tinggal bilang sama Papah mu pasti langsung di kasih itu uang 30 juta. Tapi kalau aku sudah pasti bingung."
"Aku juga ngga semudah itu. Papah ku juga ngga akan segampang itu memberikan uang 30 juta."
Siang hari setelah selesai kuliah, Anisa tidak langsung pulang. Tapi Anisa mau pergi ke kantor Papahnya untuk memberi tau kejadian tadi pagi yang menabrak mobil.
Sampai di kantor Anisa langsung naik ke atas menuju ruangan Papah nya. Saat masuk Lif, ternyata ada Kaka Anisa di dalamnya.
"Kamu ngapain kesini?"
"Eh Abang. Anisa mau ketemu Papah."
"Mau ngapain?"
"Ada deh," sambil senyum senyum ngga jelas.
"Abang dari mana?"
"Ada deh," si Kaka ngikutin omongan Anisa.
"Ih Abang."
Keduanya turun dari lif. Abang rupanya tidak pergi ke ruang kerjanya, tapi ikut masuk ke dalam ruang kerja Papah.
"Abang kok ke sini. Kenapa ngga ke ruang kerja Abang?"
"Suka suka Abang mau kemana."
Abang masuk ke dalam ruang kerja Papah. Anisa mengikutinya di belakang Abang.
"Siang Pah."
"Sayang. Kok tumben kamu kesini. Ada apa?"
Anisa tidak menjawab langsung. Tapi mendekati Papah dulu.
"Pah...." sambil memeluk Papah nya dari belakang kursi.
"Apa? ada masalah? ngomong aja. Kamu kalau sudah gini, Papah sudah tau, pasti ada maunya."
Abang yang dengar perkataan Papah tersenyum. Memang seperti itu adiknya. Kalau ada maunya pasti baik bikin Papah.
"Hehe... Iya Pah."
Anisa lalu duduk di kursi dekat Abangnya duduk.
"Tadi pagi saat Anisa berangkat kuliah nabrak mobil Pah. Anisa ngga sengaja. Tiba tiba dari samping mobil Anisa ada motor mau mendahului dan bunyikan klakson. Anisa kaget dan banting setir kanan. Ternyata di depan nya ada mobil. Jadi Anisa suruh anti rugi betulin mobil yang di tabrak."
"Kamu tapi ngga kenapa kenapa kan sayang?"
"Ngga Pah. Anisa baik baik saja. Mobil Anisa juga penyok dikit."
"Makanya pake supir aja Dek. Biar lebih aman."
"Ngga mau Bang... Anisa kan dah gede. Anisa pengin bawa mobil sendiri."
"Berapa yang harus di ganti rugi?"
"Tadi kata orangnya biaya masuk bengkel 30...."
Anisa berhenti bicara karena Papah dan Abangnya terus menatapnya, membuat Anisa was was takut di marahi.
"30 apa? 30 ribu apa berapa?" tanya Abang.
"Mobil yang Anis tabrak mobil mahal. Ngga mungkin cuman 30 ribu Abang...."
"Ya terus berapa?"
"Papah...." Anisa makin takut.
"Ngga papa katakan saja."
"30 juta," kata Anisa pelan.
Papah dan Abang diam. Karena ngga ada reaksi Anisa jadi takut.
"Pasti aku kena marah ini," dalam hati Anisa berkata.
"Oh 30 juta. Ya sudah kasih aja sana. Itu kan memang kamu yang salah. Yang penting kamu ngga kenapa kenapa," bibir Anisa langsung tersenyum saat dengar jawaban Papah.
"Tapi jangan senang dulu. Sebagai hukuman kamu harus bantu Papah."
"Bantu apa Pah?"
"Besok malam temani Papah di acara ulang tahun teman Papah."
"Kenapa ngga minta Mamah aja yang temani Papah."
"Mamah ngga bisa ikut. Soalnya Mamah besok malam mau ke rumah Tante Maya."
"Mau ngapain Mamah ke rumah Tante Maya Pah?"
"Tante Maya sedang sakit. Mamah mau jenguk sama teman teman sosialitanya."
"Oh gitu. Ya baiklah Pah, Anisa setuju."
Setelah itu Papah mentransfer uang 30 juta ke rekening Anisa. Anisa setelah dapat uang langsung pamit. Sebelum pamit Anisa mencium pipi Papah. Sedang Abang mau di cium sama Anisa tidak mau, karena kata Abang menjijikan.
Anisa membawa mobilnya menuju bengkel mobil di mana mobil yang di tabrak nya di betulkan. Anisa juga sudah menelfon pak supir kalau sudah OTW.
Sampai di bengkel, Anisa memberikan uang 30 juta melalui tranfer.
"Ini mba KTP nya. Terimakasih karena mba sudah bertanggung jawab. Kalau sampai mba ngga bertanggung jawab, saya sudah pasti langsung di marahi sama bos saya."
"Iya pak sama sama. Saya juga minta maaf karena sudah menabrak mobil yang bapak bawa."
Setelah itu Anisa lanjut pulang karena semua sudah selesai. Anisa sudah merasa capek hari ini. Sampai di rumah, Anisa minta mba bawakan makanan ke kamarnya.
"Kenapa ngga makan di tempat makan sayang?" tanya Mamah.
"Anisa ada tugas banyak dari Dosen Mah. Besok harus di serahkan. Jadi Anisa mau langsung kerjakan."
Anisa naik ke kamar, sedang Mba menyiapkan makanan buat Anisa.
Esok harinya Anisa sudah selesai mengerjakan tugas dari dosen. Hari ini Anisa sangat hati hati bawa mobil menuju kampus. Anisa tidak mau apes seperti kemarin.
Sampai di kampus Anisa langsung masuk kelas.
"Nis kamu sudah buat tugas belum?'
"Sudah dong."
"Mana? lihat dong aku."
"Buat apa?"
"Aku belum selesai mengerjakannya. Aku lihat ya punya kamu."
"Dasar males kamu. Ini buruan di kerjakan. keburu Dosen nyebelin itu datang lagi."
"Iya."
Teman Anisa langsung mengerjakannya. Tapi ternyata baru satu selesai, Dosen datang.
Pak Benaya datang dengan tampang juteknya.
"Ya Tuhan itu Dosen. Ganteng tapi tampangnya kenapa jutek gitu ya," kata Anisa sambil berbisik ke temanya.
"Iya. Tapi tetap aja walau tampangnya jutek enak di lihat kan?" Anisa hanya diam tidak menjawab.
Dosen mengabsen satu persatu mahasiswa nya. Saat nama Anisa, Pak Dosen melihat ke Anisa. Mata keduanya selintas bertemu. Lalu Pak Dosen lanjut mengabsen yang lainya.
Selesai itu Dosen meminta tugas yang kemarin di kumpulkan. Teman Anisa yang masih kurang dua merasa takut.
"Sudah antar saja. Yang penting kamu kan sudah mengerjakan," kata Anisa pelan.
Dosen melihat satu persatu tugas. Lalu Dosen memisahkan tugas tugas itu.
"Kenapa di pisah gitu ya Nis?"
"Mana aku tau. Lihat aja nanti."
Setelah selesai memisahkan, Dosen memanggil nama nama yang banyak salah mengerjakan. Nama teman Anisa pun terpanggil.
"Anggi. Mana yang namanya Anggi di sini?"
Anisa melihat ke temanya.
"Itu nama kamu di panggil."
"Iya Nis."
Anggi lalu berdiri. " Saya pak yang namanya Anggi."
"Silakan kamu keluar. Kamu tidak menyelesaikan tugas dari saya dengan selesai."
"Tapi pak, kan cuman ngga selesai dua saja."
"Keluar! Saya ngga suka melihat mahasiwa saya yang malas dan tidak rajin!"
Semua mahasiswa terlihat kaget dengar suara dosen yang cukup kencang.
Anggi menunduk tidak berani bicara lalu berjalan keluar.
"Pak jangan seperti itu dong. Anggi kan juga sudah mengerjakan," Anisa membela Anggi saat baru berjalan dua langkah.
"Kamu juga silakan ikut keluar!"
"Kok saya juga keluar pak?"
"Kamu membela teman kamu yang tidak disiplin. Jadi silakan kamu keluar juga!"
"Saya ngga mau Pak."
Brak...
Pak Ben membanting buku ke meja membuat semuanya kaget. Mata Pak Ben menatap ke Anisa.
"Kalau kamu tidak mau keluar, biar saya yang keluar! Dan hari ini kalian tidak belajar mata pelajaran dari Saya!"
Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...
Semangat ka Tuti di tunggu karya selanjutny 🫢🫢🫢🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Semangat dan sukses buat ka Tuti 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
kok bisa muat buat 2orng ?