NovelToon NovelToon
NOT Second Lead

NOT Second Lead

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:4.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: Rahma AR

Kamu pernah bilang, kenapa aku ngga mau sama kamu. Kamu aja yang ngga tau, aku mau banget sama kamu. Tapi kamu terlalu tinggi untuk aku raih.

Alexander Monoarfa jatuh cinta pada Rihana Fazira dan sempat kehilangan jejak gadis itu.

Rihana dibesarkan di panti asuhan oleh Bu Saras setelah mamanya meninggal. Karena itu dia takut menerima cinta dan perhatian Alexander yang anak konglomerat

Rihana sebenarnya adalah cucu dari keluarga Airlangga yang juga konglomerat.

Sesuatu yang buruk dulu terjadi pada orang tuanya yang ngga sengaja tidur bersama.

Terimakasih, ya sudah mampir♡♡♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Kakek dan Nenek

BUGGHH

"Maaf," seru Rihana kaget karena tanpa sengaja menabrak seseorang.

Ternyata seorang laki laki paruh baya yang masih tampan.

"Ngga apa apa, nona. Saya juga yang salah," responnya ramah. Tapi sepasang matanya menyorot tajam padanya.

"Hai, Om," sapa.Puspa yang berjalan mendekat bersama Winta.

"Ri, kamu ngga apa apa?" tanya Puspa dengan tatapan cemas.

"Teman kamu?" tanya laki laki itu masih ramah.

"Iya, Om. Teman kerja, namanya Rihana, dan ini Winta," ucap Puspa mengenalkannya.

"Rihana?" ucap laki laki itu sambil menatap lekat sosok Rihana membuat jantungnya berdebar keras dan muncul perasaan aneh.

"Iya."

Laki laki itu tersenyum lagi. Dadanya berdebar aneh.

"Boleh tau nama panjang kamu?" tanya lagi.

Puspa menatap bingung pada Omnya. Begitu juga Winta. Sudah dua penghuni rumah megah ini tertarik pada Rihana.

"Rihana Fa-". Ucapan Rihana terpotong oleh sapaan suara bariton yang berada di dekat mereka.

"Mas Cakra, kamu sudah datang?" sapa seorang laki laki yang lebih muda beberapa tahun saja darinya.

"Baru saja," jawab Cakra kemudian menatap Rihana lagi.

Mungkin kah? batinnya ragu dengan hati ngga tenang.

"Om Akbar," sapa Puspa pada kakak papanya.

"Papa kamu belum datang?" tanya Akbar sambil menatap jam tangan mewahnya.

"Belum, Om. Mungkin bentar lagi."

"Kamu bawa teman?" Dan mata Akbar terpaku sejenak pada Rihana yang juga menatapnya dengan tersenyum sopan.

Ada perasaan aneh menyusup dalam darahnya. Terasa hangat dan nyaman.

"Iya, Om. Ini namanya Winta, dan yang Ini Rihana," kata Puspa kembali mengenalkan dua temannya.

Rihana? Tanpa sadar, Akbar beradu tatap dengan kakak tertuanya.

"Kami duluan, Om," pamit Puspa ketika melihat keterdiaman kedua Omnya. Dia pun menyeret keduanya menjauh untuk bergabung dengan para sepupunya yang lain.

"Puspa, ini, kan, acara keluarga privat, ya, ngga apa apa kalo kita datang?" tanya Winta merasa ngga enak hati.

Dia juga merasa insecure. Melihat penampilan sepupu dan Om Puspa yang WOW. Winta pun sempat melirik jam yang digunakan kedua omnya

Merk terkenal dan harganya bisa ratusan juta. Dia cukup tau, karena dirinya pengagum jam tangan merk merk terkenal.

Pantasan Puspa mendandani mereka dengan WAH.

"Ngga apa apa, kok. Sepupu aku juga bawa teman," jawab Puspa santai.

Begitu sampai di dalam, sudah terdapat beberapa orang yang sedang kumpul kumpul sambil ngobrol.

Winta makin insequre. Walaupun yang dia kenakan ngga kalah kerennya, tapi tetap saja perasaan insecure memenuhi rongga dadanya.

Sedangkan Rihana ngga memperhatikan apa yang diperhatikann Winta. Tapi matanya sibuk mencari foto keluarga yang biasanya pasti nempel.di dinding.

Matanya terus saja memutar. Sampai akhirnya dia menemukan satu foto ukuran yang sangat besar di sebelah ruang tempat acara. Seperti lukisan.

Memang terlihat ngga sopan, tapi Rihana sangat penasaran. Hatinya seolah terpaggil untuk melihatnya lebih jelas.

Dan memang aneh, di tiap ruangan yang dimasuki, ngga ada satu pun foto keluarga. Hanya di ruangan itu saja.

DEG

DEG

DEG

Rihana menahan tangisnya yang akan pecah. Dia melihat mamanya ada di sana. Berfoto dengan senyum manisnya dan diapit dua orang tadi yang dia lihat, juga orang tuanya. Kakek neneknya yang dicari mamanya saat dia berumur lima tahun.

Rihana ngga sanggup lagi untuk menatapnya lebih lama. Dadanya seperti diremas sangat kuat. Sakit. Itulah yang Rihana rasakan.

Kenapa mamanya harus hidup susah bersamanya, sedangkan mamanya berasal dari keluarga yang ngga mungkin akan kesulitan untuk membelikannya makanan atau selembar pakaian, bahkan mainan.

Rihana pun berbalik pergi meninggalkan ruangan yang baru tiga langkah dia masuki.

Di sana juga banyak foto foto mamanya di sana. Terlihat sangat bahagia.

Apa yang menyebabkan mamanya terusir dan hidup menderita? Dirinya kah?

Kali ini Rihana benar benar menangis. Tapi tanpa suara. Untung dia sudah berada di dalam toilet. Toilet memang tempat teraman baginya untuk menumpahkan air matanya.

TOK TOK

"Ri, kamu di dalam?" terdengar suara Winta memanggil. Tadi dia sempat melihat Rihana pergi dengan langkah cepat. Rupanya ke toilet.

"Iya. Bentar," jawab Rihana agak serak

Toilet ini luas sekali. Bahkan mewah. Cerminnya dibingkai kayu penuh ukiran.

Dia pun menatap wajahnya di cermin. Maskaranya ngga luntur. Make upnya juga ngga.

Waterprof ternyata. Pasti sangat mahal, batinnya.

Rihana hanya menghapus sisa air matanya saja.

"Ngapain kamu, Ri?" tanya Winta heran. Kemudian ikut melongokkan kepalanya ke dalam kamar mandi.

"Mewah banget gilaaa! Gue bisa sejam mandi di sini," kekeh Winta pelan.

Rihana tersenyum, setidaknya kata kata Winta sedikitnya bisa menghiburnya.

"Aku norak, ya, Ri?" kekehnya lagi.

"Ngga. Ini memang mewah banget," akunya jujur dengan senyum di bibir.

Rumah kakek neneknya.

Gimana ya, reaksi mereka kalo tau dia anak mamanya?

Gimana juga ya, reaksi mereka kalo tau mamanya sudah tiada?

Yang tadi kakak mamanya kah?

Puspa dan dia sepupu?

Banyak sekali pertanyaan dalam hatinya.

Semuanya menimbulkan kesedihan.

Ingin rasanya Rihana mengatakan pada mereka dia masih kerabat mereka.

Rihana pun ingin bercerita kalo mamanya meninggal dalam kesedihan.

Banyak yang ingin Rihana katakan.

Sangat banyak.

Tapi Rihana takut mereka ngga bisa menerimanya. Sangat takut, apalagi kalo ternyata dialah penyebab mamanya pergi dari meninggalkan kemewahannya demi melahirkan dan membesarkannya.

Matanya memanas kembali.

Kali ini Rihana mengingat wajah Ibu Saras. Ibu panti yang sangat baik dan yang menyayangi mama dan dirinya. Agar dia kuat dan tabah.

"Kalian dari mana? Ayo, oma dan opa ku mau kenalan," kata Puspa sambil berjalan buru buru menghampiri keduanya yang masih tegak di depan toilet.

Kalo Winta terlihat segan menghampiri kumpulan orang yang berpenampilan wah yang akan mereka dekati.

Beda dengan Rihana, yang kakinya terasa gemetar karena akan diperkenalkan pada kakek dan neneknya sendiri.

"Oma, opa, kenalin, teman baru aku di tempat kerja," sapa Puspa dengan suara riangnya.

Para sepupunya tertawa melihat sikap kekanakannya.

Gimana ngga kekanakan, karena lebih memilih bekerja di perusahaan orang lain dari pada perusahaan sendiri.

Melihat sikap mereka, Winta yakin, kalo dirinya dan Puspa sudah dibohongi dan yakin kalo hanya mereka saja orang luar di sini.

Kini ada tiga laki laki paruh baya, mungkin yang baru Rihana lihat, adalah papanya Puspa.

Tapi yang membuat hatinya bergetar dan jantungnya berdegup kencang, karena ketiganya menatapnya dengan seksama. Seakan sedang mencocokkan sesuatu.

Dan kembali perasaan Rihana ngga tenang ketika kedua opa dan oma Puspa juga menatapnya dengan mata beriak. Ada keterkejutan di sana.

Bahkan Oma yang masih sangat cantik ini menghampirinya dengan mata tuanya yang mengamatinya dengan seksama.

"Kamu....?" tanyanya dengan suara bergetar.

Winta, Puspa dan para sepupunya menatap ke arah Oma dan Rihana dengan heran. Sedangkan ketiga Om dan opanya juga sama menatap tajam pada Rihana.

Rihana bingung. Haruskah dia menghambur memeluk neneknya? Tapi dia takut ditolak dan disangka ngga waras.

1
Karmila Fadilafif
Lumayan
winda aulia
dewan kutunggu rasa sesalmuu..
winda aulia
kutunggu sampai km menyesal sampai dasar dewan. dewannnnn.....dewaaannnnn..............gemes aku dewannn......
winda aulia
banyak sekali derita ya Rihana ini..GPP sdh biarpun GK jadi sama Alex gpp..yg penting kumpul sama keluarga ibunya. masalah papanya bodo amet. astaga kenapa GK tegas sekali cowok" ini..
3sna
tp bisa punya anak
3sna
yakin pak,,buktinya udh nelantarin masih waras pak dewan
3sna
nyerinya sampe atiku
Suzaidah Zainuddin
Luar biasa
Sri Siyamsih
walau kadang netizen itu julid to kl ini tolong Aurora jgn sia"kan prmbelaan mereka, tanpa mereka kau takan terkenal 😁
Sri Siyamsih
tp bener sih kl bisa xavi yg nikah sm zerina aj he he
Sri Siyamsih
awas xavi jgn macam" , jgn memperkeruh suasana
Sri Siyamsih
psikopat Aurora, yg ad masuk penjara
Sri Siyamsih
hadew Herdiiin knp g d rekam pkai hp, hah...
Sri Siyamsih
blm tau kalau biang keroknya si Aurora
Sri Siyamsih
lebih cpt lebih baik sih
Sri Siyamsih
kurang sreg dgn visual, entahlah
Sri Siyamsih
bidadari versi jalang
Sri Siyamsih
dag dig dug
Sri Siyamsih
setujuuuu kasih pelajaran. 😂😂
Sri Siyamsih
ayo om gercep lindungi Rihana, kasihan dia terll lama menderita
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!