Wulandari adalah gadis desa biasa yang mencoba mengais rejeki di ibukota sebagai seorang pengasuh anak.
Siapa sangka, majikannya adalah seorang pengusaha muda tampan yang memimpin sebuah perusahaan besar di ibukota yang memiliki seorang anak laki-laki.
Wulan seperti terjebak dalam cinta yang rumit, bagaimana mungkin dia begitu lancang mencintai tuannya yang bahkan masih memiliki seorang istri.
Begitu banyak hal rahasia yang tak terduga.
Wulan bimbang apakah harus memperjuangkan cintanya ataukah cukup tahu diri untuk mundur.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GendAyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps.32
" Rayyan udah makan" tanya Jason sambil menggendong tubuh mungil Rayyan masuk kedalam rumah.
"Belum" ucap bocah itu sambil menggelengkan kepalanya.
"Kalau begitu sekarang kita makan yuk, ajak mbak Wulan sekalian" kata Jason sambil menuju keruang makan.
"Mbak ulan ayo makan" kata Rayyan persis seperti yang Jason inginkan.
Wulan mengangguk sambil mengekor keduanya menuju ruang makan.
Tampak di meja makan sudah tersaji hidangan yang menggugah selera.
Wulan segera menyiapkan makanan dipiring Rayyan.
Kemudian bersiap untuk menyuapi bos kecilnya itu.
"Ray bisa makan sendiri kan? Ray kan udah besar, jagoan harus bisa makan sendiri" ucap Jason pada Rayyan.
"Heem" jawab Rayyan sembari mengangguk.
Merasa tidak dibutuhkan, Wulan beranjak bangkit dari kursinya yang didudukinya.
"Kamu mau kemana? Duduk" ucap Jason pada Wulan.
Wulan berbalik tanpa menjawab sepatah katapun.
"Duduk, ayo makan bersama" ucap Jason lebih lembut.
"Baik tuan" Wulan mengangguk mematuhi keinginan Jason, dengan kikuk diraihnya piring kemudian ikut makan bersama majikannya itu.
Masakan Bi Irah memang selalu lezat, tapi kali ini Wulan begitu bersusah payah menelan setiap suapan yang masuk kedalam mulutnya.
Bukan karena dia tidak suka,tapi karena kecanggungan ini.
Mati-matian Wulan menghindari Jason, meskipun seharian ini pikirannya dipenuhi oleh Jason.
Bahkan tadi pagi terpikir olehnya untuk mengundurkan diri saja.
Tapi situasi saat ini benar-benar membuatnya tidak bisa berfikir lagi.
"Kalian kelihatan sudah akrab?" Tanya Jason tiba-tiba membut Wulan terhenyak.
"Maaf, maksud tuan?"
"Kamu dan guru itu" jawab Jason menghentikan tangannya sambil memandang lurus ke arah wulan.
"Ada hubungan apa kamu dengan pria itu? Jangan-jangan kalian sudah pacaran ya?" Tanya Jason dengan sorot mata tajam.
"Uhuk...uhukk..." Wulan terbatuk, ditepuk-tepuknya dadanya sendiri.
Jason mengulurkan gelas berisi air putih miliknya.
Wulan segera meraihnya dan menghabiskan isi gelas itu dalam sekali tenggak.
Pertanyaan Jason membuatnya tersentak hingga tersedak makanan yang tengah dikunyahnya.
"Maaf tuan, kenapa tuan sampai berfikir seperti itu?" Jawab Wulan.
"Ya karena kalian terlihat begitu dekat, sampai-sampai kamu sudah memanggilnya dengan sebutan mas, mesra sekali" jawab Jason sambil melemparkan pandangannya kearah lain.
Wulan terdiam, dia merasa tidak perlu menjelaskan apapun.
Mungkin lebih baik seperti itu,dengan membiarkan Jason berfikir bahwa diantara Wulan dengan Ibram memiliki hubungan spesial akan lebih baik untuk keadaan yang semakin canggung diantara mereka berdua.
Jason menatap Wulan lekat, namun dia lebih banyak menunduk melanjutkan makan siangnya.
Gadis itu diam tanpa menjawab. Tidak menyangkal tapi tidak juga membenarkan.
'kata orang diam artinya iya, berarti benar dugaanku' batin Jason.
Jason menarik nafas panjang,terasa begitu berat.
Selera makannya mendadak menghilang begitu saja.
Mereka terdiam dalam pikirannya masing-masing cukup lama.
Waktu terasa merangkak lebih lambat dari biasanya di meja makan itu.
"Sebenarnya tuan sama neng Wulan pada kenapa sih? Ngomongin apa ya,kok pada tegang" Bisik bi Irah sambil mengintip dari arah dapur bersama pak Amat.
"Gak tau, dari kantor tadi mukanya tuan udah kaya orang banyak pikiran" jawab pak Amat.
"Eh, tapi tadi tuan minta berhenti pas liat neng Wulan sama pak Ibram nemenin si Aden di taman, mukanya jadi kaya orang marah" lanjut pak Amat.
"Lah??marah kenapa?" Bi Irah bertanya yang hanya dijawab pak Amat dengan mencebikan bibirnya dan menggeleng.
***
"Selamat pagi pak" ucap indah sambil berdiri menyambut Jason yang baru saja tiba di kantor.
"Pagi ndah, untuk rapat hari ini bagaimana?"
"Semua sudah siap, mari pak" jawab indah sambil mengiringi Jason menuju ruang rapat.
Mata Jason menyapu ruangan rapat, jajaran direksi sudah hadir memberi salam hormat pada Jason.
Tapi tampak seraut wajah dengan senyuman yang terasa tidak asing bagi Jason.
"Bianca" bisik Jason yang didengar oleh indah yang berada di sampingnya.
Bianca beserta beberapa staff perusahaannya tampak juga hadir dalam ruangan itu.
"Nona Bianca mewakili pihak JADE corp pak" jawab indah lirih.
Rapat pagi itu berjalan sesuai semestinya.
Kesepakatan terjalin dengan baik untuk proyek antar perusahaan Jason dengan milik ayah Bianca.
"Pak, nona Bianca ingin menemui anda" ucap indah sesaat setelah mereka sampai di ruangan jason.
"Persilahkan masuk" jawab Jason.
Wanita itu masuk dengan sangat anggun, mengenakan blazer hitam senada dengan rok span di atas lutut. Rambutnya yang panjang dibiarkannya tergerai.
Senyum cerah mengembang di wajahnya.
"Selamat siang" ucap Bianca dengan manis.
"Oh nona Bianca, selamat siang. Silahkan duduk" jawab Jason sambil mendongakkan wajahnya memandang kearah gadis itu.
"Bianca saja please, jangan terlalu formal" ucapnya sambil mendaratkan pantatnya di kursi.
"Ahh baiklah, bagaimana? Apa ada yang kurang berkenan dari rapat tadi?" Selidik Jason mencari tahu maksud kedatangan Bianca ke ruangan nya.
"Oh tidak, semua sudah bagus dan kita mencapai kesepakatan kan?" Jawab Bianca.
"Sejujurnya papa yang mengajukan aku untuk mewakilinya dalam proyek ini. Dia ingin aku belajar karena suatu hari aku yang harus mengambil alih perusahaan nya. Jadi kita akan sering bertemu,mohon bantuannya ya" lanjut Bianca lagi.
"Tentu nona Bianca" jawab jason dengan senyum yang kaku.
"Bianca saja, ngomong-ngomong apa kamu tidak mau merayakan dimulainya kerjasama ini dengan mengajakku makan siang mungkin" kata Bianca lagi sambil mengerlingkan matanya.
"Baiklah mari, kebetulan saya juga belum makan siang" jawab Jason.
Pak Amat melajukan sedan berisi tuannya dengan seorang wanita muda yang cantik mirip bintang film itu menuju ke sebuah restaurant Jepang.
"Bagaimana kabar tunanganmu itu?" Tanya Bianca mendadak ketika mereka tengah menunggu pesanan yang belum kunjung datang.
"Hahh? Oh maaf..ehmm dia baik-baik saja" Jason terkejut tiba-tiba mendapat pertanyaan tentang Wulan.
"Oh baguslah,kapan kalian akan menikah" tanya Bianca lagi.
"Ehmm soal itu kami belum membicarakannya lebih lanjut" jawab Jason asal.
'jangankan menikah, cintaku saja ditolak mentah-mentah' batin Jason dalam hati.
"Hemmm, aku patah hati begitu tau kamu sudah punya pasangan" Bianca terkekeh.
Jason hanya tersenyum canggung.
"Aku tidak punya teman disini,bagaimana kalau akhir pekan ini aku ajak Wulan untuk hang out bersama,boleh nggak?" Tanya Bianca lagi.
"Hahh?" Jason terkejut setengah mati.
'aduh bagaimana ini' batin Jason kebingungan.
"Kamu kenapa sih dari tadi?hah hoh hah hoh. Boleh nggak?"desak Bianca.
"Ah..iya boleh,tentu boleh" jawab Jason tergugu.
'bagus,jebakan sudah dipasang. Sebentar lagi tikus akan masuk perangkap' batin Bianca sambil tersenyum.
cape deh dengan kebodohannya
Harusnya dia menerima Raymond sebagai suami dan takdir yang terbaik baginya, bukan malah napsu ingin memiliki Jason yang tdk mencintainya
Perempuan kufur nikmat /Awkward/
aq penasaran lho ending nyaaa...? 🤔