Tidak selamanya jodoh itu datang sendiri, terkadang datang satu paket dengan anaknya.
Di usinya yang sudah matang, Arjuna belum juga menemukan tambatan hatinya. Padahal Arjuna dikenal sebagai seorang playboy di masa remajanya dulu.
Namun siapa sangka, takdir malah mempertemukannya kembali dengan sang mantan kekasih yang kini telah berstatus sebagai janda beranak satu.
Akankah mereka bersatu kembali dan hidup bahagia untuk selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinderella
"Ih, dasar playboy!"
Rinjani melepaskan genggaman tangannya dari tangan Arjuna, setelah ia sempat terlena untuk sesaat.
"Nanti pacar-pacar kamu marah, trus ngelabrak aku lagi"
Sungut Rinjani lagi.
"Pacar? Pacar yang mana lagi? kan sekarang kamu pacar aku."
Jawab Arjuna dengan dahinya yang mengkerut.
Arjuna memang sudah lama tidak memiliki hubungan dengan wanita manapun.
Sudah beberapa tahun terakhir ini, Arjuna kehilangan minatnya untuk menjalin hubungan dengan wanita, karna hanya ada Rinjani saja di dalam hatinya.
Arjuna pikir para wanita itu mendekatinya hanya karna mengincar harta keluarganya saja. Belum lagi tingkah manja mereka yang membuat Arjuna pusing tujuh keliling.
Sejak menjadi CEO di perusahaan milik keluarganya, Arjuna lebih memilih fokus dalam pekerjaannya saja.
"Mantan! Aku ini mantan kamu ya. Bukan pacar kamu!"
Rinjani menegaskan.
Entah kenapa kemarahan Rinjani justru membuat Arjuna merasa senang, berarti selama ini dia berhasil membuat wanita itu cemburu. Buktinya Rinjani sampai hapal dengan kebiasaannya bergonta-ganti pacar di masa lalu.
Arjuna menarik lembut tubuh wanita itu kedalam dekapannya, membiarkan Rinjani bersandar di dada bidang miliknya.
Hal itu membuat Rinjani bisa mendengar detak jantung Arjuna yang berdetak kencang, namun entah kenapa detak jatung Arjuna terdengar seperti melodi yang indah di telinga Rinjani.
Rinjani memejamkan matanya sesaat, menikmati sentuhan Arjuna yang seakan membuat dirinya melayang tinggi ke awan.
"Itu dulu Rin, sekarang aku hanya milik kamu"
Ucap Arjuna seraya mengecup kening wanita dalam pelukannya, bermaksud untuk mencurahkan energi cinta pada sang pemilik perasaan yang sudah cukup lama ia pendam.
Rinjani mendongakkan sedikit kepalanya ke atas. Menatap lekat pada manik mata lelaki itu, tak ada kebohongan yang ia lihat di sana.
Arjuna menyematkan ciuman lembut di bibir Rinjani, membuat tubuh wanita itu menggeliat karna merasakan sensasi aneh dalam aliran darahnya.
Oa..oa..oa..
Suara tangisan Alena, membuat tautan bibir di antara Arjuna dan Rinjani terlepas.
"Rin! Alena nangis nih. Kayaknya dia nyariin kamu?!"
Teriak bu Dewi dari ambang pintu rumahnya.
"I-iya bu"
Balas Rinjani sembari berjalan ke arah bu Dewi yang tengah menggendong Alena dalam pangkuannya.
"Eh nak Arjuna, belum pulang juga nak?"
Tanya bu Dewi ketika melihat calon memantu kebanggaannya itu masih berdiri mematung di samping mobil mewahnya.
"I-ini mau pulang kok bu?" Balas Arjuna.
Pria itupun membuka pintu mobilnya dan masuk kedalam mobil mewah itu secara perlahan. Jendela kaca mobilnya sengaja ia biarkan terbuka, kemudian ia melambaikan tangannya kepada 3 wanita beda generasi itu.
"By Alena sayang..om pulang dulu ya"
Ucap Arjuna sembari melambaikan tangannya kearah Alena.
"Dadah om ganteng" dibalas pula oleh bu Dewi.
***
***
Keesokan harinya.
"Bu, saya izin bawa Rinjani dan Alena untuk jalan-jalan sebentar ya?"
Pamit Arjuna pada bu Dewi seraya mencium punggung tangan wanita paruh baya itu.
"Iya, hati-hati dijalan ya nak?" Jawab bu Dewi.
Bu Dewi menatap lekat mobil Arjuna yang membawa anak dan cucunya itu pergi, sesekali ia melambaikan tangannya diiringi senyuman. Hingga mobil mewah itu luput dari pandangan ibu kandung Rinjani itu.
***
"Kita mau kemana?"
Tanya Rinjani ketika mereka sudah setengah jalan.
"Aku mau kenalin kamu sama seseorang"
Jawab Arjuna sembari terus fokus menyetir dan memperhatikan jalannya.
Setelah hampir satu jam berkendara, akhirnya mobil pajero sport berwarna hitam milik Arjuna itu memasuki pintu gerbang sebuah rumah mewah.
Rumah itu memiliki pekarangan yang sangat luas. Ada beberapa mobil mewah yang berjejer rapi di garasi rumah besar bergaya klasik tersebut.
"Ayo sayang, kita sudah sampai"
Arjuna memangku Alena yang sejak tadi duduk tenang di pangkuan Rinjani, tanpa rasa canggung Arjuna menggendong bayi kecil itu masuk ke dalam rumahnya.
Rinjani mengikuti mereka dari belakang, manik mata wanita itu menatap kagum pada setiap sudut keindahan rumah mewah bercat cream tersebut.
Untuk sesaat Rinjani merasa seperti cinderela yang sedang memasuki sebuah istana megah.
Pilar pilar tinggi menjulang, dan tangga raksasa penghubung lantai dasar dan lantai atas, menambah kesan mewah pada rumah klasik tersebut.
Rinjani tidak pernah menyangka kalau mantan kekasihnya itu ternyata seorang sultan.
"Juna. Ini rumah kamu?" Tanya Rinjani penasaran.
"Bukan, ini rumah orang tua aku. Ayo duduk dulu Rin"
Setelah memastikan Rinjani dan Alena duduk nyaman di sofa living room. Arjuna meninggalkan wanitanya itu untuk sejenak.
"Kami mau kemana? Jangan tinggalin aku sendiri?"
Rengek Rinjani ketika Arjuna beranjak pergi.
"Tunggu sebentar aja Rin, aku panggil Mommy aku dulu"
Balas Arjuna, Rinjani pun mengangguk kecil dengan wajah tergugup.
Tak sampai lima menit lelaki itu sudah kembali, ia berjalan beriringan dengan seorang wanita yang Rinjani perkirakan adalah ibunya Arjuna.
Wanita itu terlihat sangat muda dan cantik jika di banding dengan wanita seusianya.
Rinjani pun berdiri dari duduknya dan tersenyum untuk menyambut kehadiran wanita itu.
"Mom ini Rinjani, yang sering aku ceritakan itu"
Ucap Arjuna setengah berbisik pada ibunya, dengan harapan Rinjani tak mendengar ucapannya kalau ia sering membicarakan tentang dirinya pada ibunya.
"Rin ini Mom Shana, Mommy aku"
Ucap Arjuna dengan bangga memperkenalkan ibunya pada Rinjani.
"Halo tante. Apa kabar?"
Rinjani mencium punggung tangan wanita paruh baya Itu. Dan tanpa dia sangka mom Shana malah memeluknya dengan erat.
"Oh jadi ini yang namanya Rinjani, cantik ya. Lebih cantik dari yang di foto"
Kata mom Shana, sembari membelai lembut pipi putih mulus milik Rinjani.
"Apa, foto?" Batin Rinjani.
Mom Shana menyambut kedatangan Rinjani dengan ramah, bahkan ia tidak mempermasalahkan akan status dirinya yang seorang janda dengan 1 anak.
Cukup banyak hal yang dibicarakan mom Shana dan Rinjani. Sampai wanita itu harus pamit karna ada suatu urusan.
"Mommy ke kamar dulu ya, kalian ngobrol saja. Anggap ini rumah kamu sendiri Rin"
Ucap Mom Shana sebelum Ia beranjak pergi. Rinjani pun mengangguk dengan sungkan.
***
"Juna, apa kamu cuma tinggal berdua saja sama Mommy kamu?"
Tanya Rinjani ketika kini mereka hanya tinggal bertiga saja.
"Gak kok, ada daddy aku juga. Daddy lagi ada urusan di luar. Sedangkan kakak aku tinggal di rumah suaminya sekarang"
Arjuna menjelaskan, Rinjani pun hanya membalasnya dengan senyuman.
Arjuna adalah anak bungsu di keluarganya dan satu-satunya yang belum berkeluarga.
"Kalau ini foto siapa?"
Tanya Rinjani lagi, netranya menatap pada foto seorang wanita tua dengan rambut di sanggul rapi.
Arjuna tak langsung menjawab pertanyaan Rinjani, Ia menarik napas panjang sebelum akhirnya mampu untuk menjawab pertanyaan Rinjani.
"Ini oma aku, tapi beliau sudah lama meninggal"
Jawab Arjuna dengan wajah sendunya.
Rinjani hanya terdiam memandangi wajah pria di hadapannya yang mendadak mendung ketika membahas tentang omanya itu.
"Arjuna, aku mau ke toilet? Dimana toiletnya?"
Ini adalah kali pertama Rinjani berkunjung ke rumah Arjuna, jadi ia tidak tahu apapun tentang rumah ini.
"Di sana, kamu lurus aja terus belok kiri. Atau mau aku anter"
Jawab Arjuna seraya menunjukan jarinya ke arah kamar mandi.
"Gak usah! Aku titip Alena dulu aja ya"
Tepis Rinjani sembari memberikan putrinya ke dalam gendongan Arjuna.
Usai menitipkan Alena pada Arjuna. Rinjani bejalan lurus mengikuti arahan yang diberikan pria itu sebelumnya.
"Ah.. Lega"
Setelah usai menunaikan hajatnya serta membersihkan diri. Rinjani berhenti sebentar di depan wastafel.
Wanita itu memandangi pantulan dirinya di cermin, membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan, serta memoles bibirnya yang mulai pucat dengan lipstik berwarna peach.
Setelah rutinitasnya selesai Rinjani kembali melanjutkan langkahnya menuju living room, tempat Arjuna dan Alena berada.
Namun langkahnya tertahan ketika ia melewati pintu sebuah kamar dengan hiasan bertuliskan Queen, Rinjani ingat Queen merupakan band favoritnya Arjuna.
Entah mendapat dorongan darimana, Rinjani tiba-tiba tertarik untuk memasuki kamar yang pintunya tidak terkunci itu.
"Kepribadian seseorang dapat dilihat dari kamarnya"
Batin Rinjani. Rinjani ingin mengenal sosok pria itu lebih jauh lagi dengan cara melihat isi kamarnya.
Nuansa serba hitam dan putih mendominasi isi kamar Arjuna. Semua perabotan tertata dengan rapi untuk ukuran kamar seorang lelaki lajang.
Beberapa poster band Queen terpasang di beberapa sudut kamar itu.
Netra Rinjani berotasi mengitari seisi kamar Arjuna dan tatapannya terhenti pada sebuah foto seorang gadis yang terpajang di atas meja kerja pria itu, perlahan Rinjani mendekati Foto itu dan mengamatinya dengan lekat.
"Inikan foto aku zaman SMA dulu?" Batin Rinjani.
Seingatnya Foto itu diambil saat dia masih pacaran dengan Arjuna, saat itu mereka sedang jalan-jalan di sebuah mall.
Rinjani kembali melanjutkan penelusurannya, sebuah kertas usang bertuliskan 'Rinjani Love Arjuna' dengan sedikit coretan dibeberapa bagian, tersimpan dengan apik dalam sebuah bingkai foto.
"Ehem!"
Rinjani melonjak kaget saat mendengar suara batuk dari seseorang. Saat Ia menoleh, dilihatnya sosok Arjuna sudah berdiri di ambang pintu kamar itu.
"Udah gak sabar ya pengen cepet tinggal di kamar ini?"
Karna Rinjani lama tak kembali, Arjuna memutuskan untuk menyusul wanita yang dicintainya itu.
sakit nih ryan
kelakuan astaghfirullah.
healjng ke gunung bs2 hilang.. bnr jg 😀
jika suami setia seribu pelakor dtg aman RT