Dikhianati Suami, Dinikahi Mantan Kemudian
"Permisi pak, kita sudah mau tutup"
ucap seorang pelayan bar, sembari menepuk pundak Ryan, pria itu sudah kehilangan setengah kesadarannya karna pengaruh minuman beralkohol.
"Hem" Ryan hanya bergumam sambil terus menenggak minuman memabukan itu lagi, sudah 3 botol dia habiskan seorang diri.
Dengan terhuyung-huyung, pria itu melangkahkan kakinya menuju pintu keluar bar.
"Ryan? lo kenapa bisa kayak gini?"
Tanya Bobby yang tanpa sengaja bertemu dengan teman kerjanya itu saat hendak pulang.
Karna tidak memungkinkan untuk pulang sendiri, dengan terpaksa Bobby pun mengantarkan Ryan pulang.
Bobby hanya berdecak sembari menggelengkan kepala saja saat melihat keadaan temannya itu sekarang.
Tok..tok..tok
Tepat jam setengah dua pagi Rinjani terbangun dari tidurnya karna mendengar suara ketukan pintu yang cukup keras.
Wanita yang tengah hamil muda itu sengaja tidak tidur di kamar. Dia menunggu suaminya yang belum pulang di sofa ruang tamu, sampai akhirnya dia ketiduran.
Sebelumnya, Rinjani sudah menelpon Ryan berkali-kali, namun tak ada jawaban. Mana Rinjani tahu kalau suaminya itu sedang mabuk-mabukan di sebuah bar.
Dengan perasaan gelisah Rinjani berjalan menuju pintu utama, dan bergegas membukanya.
Ceklek
"Mas Ryan? Kamu kenapa mas?"
Teriak Rinjani saat melihat suaminya itu pulang diantar oleh Bobby dalam keadaan setengah sadar, bau alkohol menyeruak dari tubuh lelaki itu.
"Mas Bobby, Kenapa suami saya pulang dalam keadaan mabuk seperti ini?"
Tanya Rinjani dengan wajah gusarnya.
"Kurang tau saya juga mbak Rin, tadi gak sengaja ketemu Ryan di jalan. Keadaannya udah kayak gini"
Jawab Bobby apa adanya.
"Sebaiknya di bawa masuk kedalam dulu mbak" Ucap Bobby lagi.
"Oh, iya.. Tolong bantu saya membawa Mas Ryan ke kamar ya mas, maaf merepotkan"
Pinta Rinjani, karna tak mungkin ia membawa Ryan menuju kamarnya seorang diri. Bobby pun menyanggupinya.
"Terima kasih ya mas sudah membawa suami saya pulang"
Ucap Rinjani dengan sungkan.
"Sama-sama mbak Rin, saya permisi dulu ya"
Balas Bobby, pria itupun berlalu pergi hingga luput dari pandangan Rinjani.
***
Malam itu Rinjani tidak bisa tidur lagi, dia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi pada suaminya. Rasanya seperti mimpi buruk melihat suaminya pulang dalam keadaan mabuk berat seperti ini.
Untuk menenangkan hatinya, Rinjani memutuskan untuk membuat segelas susu coklat hangat.
Huhf...
Napas panjang Rinjani hembuskan, sembari terus menatap lekat pada wajah lelaki yang telah menikahinya beberapa bulan yang lalu itu.
Rinjani tidak pernah menduga kalau suaminya suka minum-minuman beralkohol sampai mabuk berat seperti ini.
"Apa kamu punya masalah yang kamu pendam sendiri mas?"
Tanya Rinjani, namun hening tak ada jawaban dari suaminya yang sudah tertidur pulas itu.
Pagi harinya..
Matahari pagi ini bersinar cerah, Ryan terbangun karna pancaran sinar sang surya tepat menerpa wajahnya, kepalanya terasa berat dan seakan mau pecah saja akibat mabuk semalam.
"kamu sudah bangun mas?"
Rinjani tidak langsung marah dengan kelakuan Ryan semalam, dia memilih untuk tetap tenang. Tapi akan tetap mencari tau, apa yang terjadi dengan suaminya itu dengan caranya sendiri.
"Kalau kamu masih pusing, tidur lagi saja. Sebaiknya kamu minta izin untuk tidak bekerja hari ini, sarapan sudah aku siapkan di meja makan"
Ujar Rinjani dengan muka datarnya. Sebenarnya di hatinya ada begitu banyak pertanyaan, tapi jika seseorang bicara dalam keadaan emosi itu tidaklah baik, pasti hanya pertengkaran saja yang akan terjadi di antara mereka nanti.
"Aku pergi kerja dulu ya Mas"
Pamit Rinjani.
"Hem"
Ryan hanya menjawabnya dengan anggukan kecil saja.
Usai mencium punggung tangan sang suami Rinjani berlalu dari kamarnya, meninggalkan Ryan seorang diri yang masih terbaring lemah di atas Ranjang.
Sejak tahu istrinya hamil Ryan memang jadi sering mabuk-mabukan. Tapi biasanya tak sampai separah mabuk semalam.
Trauma masa lalunya saat di tinggal sang ibu yang sedang mengandung adiknya saat masih kecil, kembali bangkit saat melihat istrinya hamil.
***
***
"apa iya Ryan mabuk-mabukan seperti itu?"
Mila seakan tak percaya saat mendengar cerita yang di dengarnya dari Rinjani, karna yang ia tahu suami sahabatnya itu adalah orang yang baik dan taat beragama.
"Mungkin bawaan hamil, ada sebagian kasus saat istrinya sedang hamil, malah suaminya yang berulah. Mungkin suami kamu itu salah satunya"
Ujar Maya sembari mengernyitkan dahinya.
"Atau jangan-jangan dia punya wanita lain lagi?" Sambung Maya lagi.
"Hust! Jangan ngomong sembarangan, positif thinking aja. Jangan bikin Rinjani tambah kepikiran"
Hardik Mila sambil melotot kearah Maya.
Teman mereka yang satu itu memang tidak punya filter dalam berucap. Dia akan mengucapkan apa saja yang dipikirkannya.
Tapi sungguh teman seperti Maya ini adalah teman yang paling baik, karna wanita itu selalu berkata apa adanya dan tidak pernah munafik seperti orang-orang kebanyakan.
Rinjani hanya menghembuskan napas panjang saat mendengar ucapan Maya, mencoba menenangkan jiwanya yang gundah gulana.
"Bagaimana kalau ucapan Maya itu benar?" Batin Rinjani.
***
***
keesokan harinya...
"Kamu itu, selalu menolak tiap diajak berhubungan badan, tugas istri itu melayani suaminya. Paham!"
Ryan tak terima mendapat penolakan dari Rinjani, saat ia hendak meminta haknya sebagai suami.
"Tapi aku sedang hamil muda mas, kandungan aku juga lemah. Dokter bilang untuk sementara tidak boleh berhubungan badan dulu"
Rinjani menjelaskan alasannya menolak ajakan Ryan untuk bersenggama.
Mata wanita yang tengah hamil muda itu mulai berkaca-kaca saat melihat sosok suami dihadapannya yang seolah menjelma menjadi monster. Padahal Ryan tidak pernah semarah ini sebelumnya saat Rinjani menolak ajakannya untuk bersenggama.
"Ah, alasan saja! Memangnya yang suami kamu itu, aku atau dokter itu?"
Ryan membanting tubuh wanita yang tengah mengandung benihnya itu ke atas ranjang, dan mengeksekusinya dengan kasar.
Rinjani hanya bisa pasrah, menolak pun dirasa akan percuma karna tenaganya tak sebanding dengan tenaga Ryan.
Tak ada kehangatan dan kenikmatan yang Rinjani rasakan dari sentuhan suaminya kali ini.
Setelah puas melampiaskan hasratnya, Ryan pergi begitu saja meninggalkan Rinjani, entah akan pergi kemana pria itu sekarang.
Rinjani hanya bisa menangis menahan sakit disekujur tubuhnya. Darah segar pun mulai mengalir dibagian pahanya.
"Tolong aku..."
Rinjani mengirimkan pesan singkat pada Maya dan Mila sahabatnya. Tidak ada sosok lain yang terlintas dipikirannya, untuk dimintai tolong selain sahabatnya itu. Setelah mengirim pesan pada Maya dan Mila, Rinjani pun kehilangan kesadarannya.
***
***
Maya mengendari sepeda motornya dengan tergesa-gesa, menembus dingin dan pekatnya malam.
Setelah menerima pesan dari Rinjani, yang ada dipikirannya hanya segera menemui sahabatnya itu secepat mungkin.
Sesampainya di rumah Rinjani, Maya segera masuk kedalam. kebetulan pintu rumah itu tidak terkunci.
"Astagfirullah, Rinjani!"
Teriak wanita itu histeris setelah melihat kondisi sahabatnya yang sudah bersimbah darah.
Tidak tau apa yang harus dia lakukan, Maya pun berlari keluar rumah dan berteriak sekeras-kerasnya.
"Tolooong...tolonnnggg!"
Beberapa warga datang karna mendengar teriakan Maya.
"Ada apa mbak?"
Tanya salah seorang tetangga Rinjani.
"Tolong teman saya di dalem pak"
Ucap Maya sembari terisak dan bercucuran air mata.
Dengan sigap para warga pun segera memberi pertolongan pada Rinjani.
Atas pertolongan Maya dan tetangga disekitar rumahnya, akhirnya Rinjani mendapatkan perawatan di rumah sakit.
"Apa yang terjadi Rin, apa ini ulahnya si Ryan?"
Rinjani hanya bisa menangis, tidak mampu untuk menjawab pertanyaan Maya.
"Aku telepon orang tua kamu ya?"
"Jangan! Aku takut mereka khawatir"
"Tapi mereka berhak tau kondisi kamu sekarang Rin, untung aja kandungan kamu gak kenapa-napa, emang brengsek si Ryan itu!"
Rutuk Maya sembari mengepalkan tangannya.
"Sayang, kamu gak papakan?"
Ryan langsung masuk ke ruangan rawat dan menghampiri istrinya, setelah mendengar kabar Rinjani dibawa ke rumah sakit dari tetangganya, Pria itu langsung menyusul ke rumah sakit tempat istrinya di rawat.
Maya menatap sosok lelaki itu dengan penuh amarah dan kebencian.
***
Selamat membaca 🥰 Jangan lupa kasih like and komentnya ya 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
seru kayaknya ini...katanya trauma tp kok enggak da otak...
2024-04-23
2