"People come and go, but someone who is compatible and soul mates with you will stay"
Dengan atau tanpa persetujuanmu, waktu akan terus berjalan, sakit atau tidak, ayo selamatkan dirimu sendiri. Meski bukan Tania yang itu, aku harap menemukan Tania yang lain ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenapa Ada Darah Di Tanganku?
" Joon Youngah."
"Ohh? Wae?"
" Bisa peluk aku lagi?", tanya Tania.
"Aigo, bayi besarku ini." senyum Joon Young sambil memeluknya, menepuk punggungnya dengan pelan, seolah menyalurkan kenyamanan.
" Harusnya aku lari lebih cepat, seandainya aja aku bisa, dia pasti nggak akan kenapa-napa. " sesegukannya terdengar kembali.
Dia muncul tiba-tiba di jalanan, di depan kantor aku dan lari gitu aja ke tengah jalan setelah lihat aku."
"Mwo yaa... Itu bukan salah kamu, tadi aku dengar dari Sony yang berbicara di depan ruang operasi, ada kandungan alkohol di darahnya yang cukup tinggi. Dokter Bryan is gonna be fine. The surgery is success. Don't worry too much. Honestly, You make me jealous." menutup kalimatnya dengan lirih.
" Jealousy?".
"Hmm, much. Aku tadi melihat kamu dari jauh, dari awal kamu masuk rumah sakit, kamu panik luar biasa. Look like you just forget your boyfriend, your real boyfriend." keluh Joon Young.
" Kenapa kamu mikir begitu sayang? Aku ketakutan. Kalau panik ya memang harus panik kan? Dia dihantam mobil tepat di depan mata aku, dan...", kalimatnya terhenti, gesturnya kembali aneh, seperti awal Joon Young mengetahui rahasia Tania.
"Taniaya... Tania... Tania...", panik Joon Young, dan mengeluarkan obat suntik dari saku jas dokternya persis seperti yang digunakan Yona.
Tap... Tania masih cukup sadar dan kuat untuk menahan tangan Joon Young.
" kamu udah tahu?", tanyanya dengan nada yang berat dan mata yang berkaca-kaca. " Aku benci obat itu hiks hiks...", tangisnya.
"It's okay sayang, It's okay. I Won't. Kamu benar Sepertinya kita memang pecundang yang saling melindungi, saling mengobati." seru Joon Young.
" Aku malu banget sekarang Joon, Maaf aku udah bohong , maafin aku, aku juga nggak baik-baik aja." ringis Tania diperlukan Joon Young. Tidak ada jawaban dari pria itu, ia hanya memberikan tepukan pelan di punggung Tania dan memeluknya dengan hangat, berharap bahwa itu bisa menghilangkan kecemasan pacarnya ini.
"You have a deep scars, and so do I. We take care each other, remember?".
skip
Malam itu juga mereka kembali ke apartemen Joon Young, sementara Tania sudah tertidur di kursi penumpang sebelah Joon Young.
"Sayang, kita sampai."
"Kenapa kita ke sini? Mbak Jessie sendirian di apart." panik Tania.
Sementara Joon Young hanya tersenyum kecil menanggapi kepanikan pacarnya itu. Cup ... cup .. cup... Ia malah mendaratkan banyak ciuman kecil di pipi Tania. , gadisnya itu tidak menolak, Ia hanya bingung dan menatap Joon Young dengan aneh.
" Jessie Nuna is gonna be fine, dia pergi ke Orion sore ini, dia sudah mengabari aku dulu karena kamu tidak bisa dihubungi. Jadi aku menceritakan semuanya, dan mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dia sudah sampai 1 jam yang lalu di rumah sepupunya, is that clear, Agassi?", goda Joon Young.
"Gumawo oppa, you're the best." lega Tania dan cup ia juga mendaratkan satu ciuman kecil di pipi kiri Joon Young.
Seperti biasanya, Tania tidur di kamar sebelah, Joon Young mengeceknya kembali, meski gadisnya itu sangat pulas tapi ketika meraba keningnya Joon Young merasa Tania agak demam, sehingga plaster demam pun ikut ambil bagian malam ini. Setelah ia yakin Tania akan baik-baik saja Ia pun kembali ke kamarnya.
Tania berdiri di pinggir jalan besar, Entah kenapa pada waktu itu tidak ada satu orang pun yang terlihat, hanya mobil yang berlalu Lalang di depannya, ia sedang berdiri di halte dan bus yang ditunggunya tak kunjung datang.
Lampu merah menyala tapi ada seorang pengemudi yang melanggar, entah karena tidak sabar atau ada urusan yang sangat mendesak membuatnya terburu-buru, Ia pun melawan arus lalu lintas dan baru beberapa meter ia melaju ...
Duakkkk Sreeet... Duakkk Bugh... Booommm.... crass...
Mobil itu terpelanting, bertabrakan dengan mobil lainnya yang melaju cukup kencang dari arah yang berlawanan. Antara tidak sadar dan bingung Tania dia mematung, pembatas jalan menyelamatkannya dari mobil yang terbalik dan bergerak cepat ke arahnya.
Pratt...
Darah pengemudi korban kecelakaan itu terciprat ke wajahnya, ia meraba wajahnya dan telapak tangannya penuh dengan darah.
"Huaaa.... mama..... maaa... tolong... mama.....!!!!", teriaknya.
Spontan Joon Young di kamar sebelah terbangun dan berlari, antara panik dan nyawanya yang belum terkumpul 100% Ia membuka pintu itu dengan kasar. Terlihat Tania duduk menatap kedua tangannya, dan menangis ketakutan.
"Wae... wae Taniaya... Sayang... Sayang...", panik Joon Young.
"Tania...", teriak Joon Young lebih keras.
" kenapa ada darah di tanganku?!", tangisnya lagi.
Joon Young terdiam sejenak, ketika itu juga ia menyadari bahwa Tania tidak sadar. Joon Young menimpa kedua tangan Tania dengan tangannya.
"Look at me." seru Joon Young dan akhirnya Tania menatapnya dengan putus asa.
"Tidak apa sayang, tidak apa, tidak ada darah di sini."
"Aku takut", tangis Tania lagi.
"Tidak ada darah di sini, kamu hanya mimpi. Kamu di sini bersama aku, lihat? Tidak ada darah kan?", seru Joon Young meyakinkan sambil melepas tangannya numpuk di atas tangan Tania.
Akhirnya Joon Young paham bagaimana perasaan Tania ketika menenangkannya dulu, kala serangan paniknya kambuh. Tentang bagaimana rasanya menjadi obat untuk seseorang.
"Aku cinta kamu, Taniaya."
"Nado."
"Neomu saranghae." ulang Joon Young lagi.
"Nado." suara lirih.
" Jangan pernah tinggalkan aku ya. Aku sudah terbiasa menjalani hari-hari bersama kamu, altough it was a boring day, a panic day, or anything. It will be fine, if i did it with you. Aku akan belajar lebih keras lagi supaya aksen dan bahasaku lebih baik, dan menjadi dokter yang sebenarnya. Aku akan benar-benar berjuang untuk sembuh bersama kamu. Aku tidak bisa sendirian Tania, kamu dengar aku kan?"
Jreng....
"Aigo... I think I have a magic hug."
Orang yang tadinya panik luar biasa, dalam hitungan menit berubah menjadi orang yang tidurnya sangat pulas seolah tidak terjadi apa-apa.
"Taniaya, saranghae...", bisik Joon Young.
.
.
.
Tbc ... 💜