Dara Svaroski adalah seorang wanita yang terbunuh dalam sebuah konspirasi kecelakan yang di dalangi sang suami dan ibu tiri nya.
Dara terbangun dan mendapati dirinya kembali di kehidupan sepuluh tahun silam.
Apakah ini adalah kesempatan kedua bagi Dara untuk memperbaiki takdir kejam dari kehidupan sebelumnya ?
"Banyak musuh yang harus aku singkirkan, demi menyelamatkan nyawa orang yang paling aku sayangi.." -Dara-
Akankah Dara berhasil membalas dendam terhadap para penjahat yang berkedok orang terkasih ?
Lalu , bagaimana jika dalam perjalanan balas dendam itu Dara bertemu seorang pria yang mencintainya penuh kelembutan ? akan kah pria itu mampu menghentikan tekadnya ?
Mari simak kisah Dara dan perjalanan asmaranya dalam mengubah takdir~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweet_mochi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16 4 MILYAR DOLLAR
Kepala Dara terasa berdenyut kencang sekali, rasa pusing yang sulit diartikan. Bukan pusing karena sakit kepala ,tetapi pusing memikirkan nominal uang 4 milyar dollar tadi.
Bagaimana caraku membayar semua itu ? Yang kemarin saja belum beres, Tuhan.. Kenapa hidupku harus terjebak dalam hutang budi yang begitu besar terhadap William~
"Kita sudah sampai, Dara~" suara William lirih menyadarkan Dara yang sepanjang perjalanan terus melamun.
"Tuan William, bukan kah kali ini kamu sangat keterlaluan ? Bagaimana bisa semudah itu kamu memberikan 4 milyar dollar untuk melunasi hutang keluarga Cyeril !" ucap Dara berseru spontan.
"Bukan hal besar bagiku, kenapa ? Apa kamu tidak senang aku membantu mu ?" kata William yang justru tersenyum manis.
Wajah paniknya sangat imut~
"Bu..bukan begitu.. Tentu saja aku senang karena bisa membantu masalah sahabat ku. Tapi.. Bagaimana caraku membayar semua itu ? Hutang budiku padamu semakin tinggi dan aku pasti kesulitan membayarnya nanti~"
Dara sama sekai tidak menyangka di kehidupan nya sekarang ini justru terjebak dalam nominal hutang yang begitu tinggi.
Bagaimana bisa membalas dendam jika diriku sendiri terjebak dalam hutang sebesar ini ?
"Kamu bisa membayarnya kok. Bukankah kamu sudah tahu bagaimana caranya mencicil hutang mu padaku, heum ?" senyum William begitu teduh tapi sulit diartikan.
Degh~ Dara menyadari satu hal.
Otak Dara seketika berpikir keras , satu satunya cara agar hutangnya berkurang adalah dengan menjadi kekasih pura pura William.
"Berapa lama kamu ingin aku berperan jadi kekasih pura puramu ?" tanya Dara langsung.
"Tergantung situasi. Jika tidak ada hal mendesak maka aku akan bersikap longgar padamu. Kamu bebas menjalani hidup sehari hari seperti biasa. Namun saat aku membutuhkan kamu maka, kamu harus melakukan apa yang aku perintahkan tanpa membantah. Mudah sekali bukan ?"
William mengedipkan mata nya, hal yang membuat Dara seketika membeku gelisah.
"Apa kamu punya maksud tersembunyi ? Perlakuanmu terhadap wanita sungguh diluar nalar. Kita kan belum lama bertemu juga Tidak terlalu dekat apalagi mengenal satu sama lain. Apa yang sebenarnya tuan William incar dalam diriku ?" tanya Dara spontan.
"Tidak perlu banyak berpikir , nanti kamu hanya akan semakin pusing. Sudah, istirahat lah. Besok ke kampus kan ?"
"Hhmm~" jawab Dara malas.
William menyebut kata kampus seketika membuat Dara kembali teringat akan tugas tantangan yang diberikan dosen Law.
"Aku belum membuat proposal, Aarrrgghhh~ !!!!"
Setelah masuk ke dalam kamar, Dara membersihkan diri lalu berkutat dengan laptopnya.
Laptop Milik William tepatnya.
Dara fokus mengerjakan proposal untuk diajukan ke salah satu perusahaan terkenal besok.
"Hanya memiliki sedikit waktu, semoga aku berhasil mendapatkan tanda tangan atau setidaknya stempel perusahaan Gu yang terkenal itu. Kali ini aku yang akan membuat Sofia meminta maaf padaku di hadapan seluruh kampus." begitu semangat Dara ingin membalas Sofia.
Jemari lentik itu begitu lincah berselancar di dunia maya, mencari referensi lalu menyusun ke dalam kerangka pengajuan.
Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, sudah berjam jam Dara fokus pada laptop di meja belajarnya.
Waktu menunjukkan pukul sebelas malam, William seperti kebiasannya setiap malam pasti akan memeriksa Dara di kamarnya.
Sekedar memastikan wanita nya merasa nyaman akan fasilitas yang diberikan~
"Astaga, ceroboh sekali kamu~" gumam William saat mendapati Dara tertidur dengan posisi kepala diatas meja dengan layar laptop yang masih menyala.
"Jadi ini yang membuat kamu belajar sampai tertidur ?" gumam William lagi, kali ini sambil tersenyum membaca kerangka proposal buatan Dara.
Padahal tinggal bilang padaku dan semua pasti beres. Tidak perlu sampai lembur begini~
Settt~
Dengan satu gerakan kuat dan cepat, William memindahkan Dara ke atas kasur. Bobot tubuh Dara cukup ringan bagi seorang William.
Kini..
Bukannya lekas pergi keluar dari kamar Dara, William justru asyik memandang kecantikan sang putri yang tengah pulas bermimpi.