sebuah notifikasi pesan masuk dari reno "sayang, kamu tolong bayarin dulu apartment aku bulan ini ya!"
lalu pesan lainnya muncul "sekalian transfer juga buat aku, nanti aku mau main sama teman teman, aku lagi gak ada duit"
jangan dibawa serius plies 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dhyni0_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 29
Keira duduk kembali di kursinya, berusaha mengalihkan fokusnya pada pekerjaan yang menumpuk di layar laptopnya. Namun, pikiran tentang percakapannya dengan Axel terus mengganggu. Kata-kata Axel tentang Reno masih berputar di kepalanya. Apakah benar Reno mengkhianatinya? Benarkah ia sudah ditipu selama ini?
Ia berusaha menepis semua pikiran negatif itu, lalu menghela napas panjang. "Gue harus fokus kerja dulu," gumamnya, mencoba menenangkan diri.
Namun, tidak lama kemudian, ponselnya bergetar di atas meja, menampilkan notifikasi dari Reno.
"Sayang, transfer in aku uang buat modif motor, ya."
Keira membaca pesan itu, alisnya sedikit berkerut. Ia merasa janggal, karena Reno baru saja memodifikasi motornya beberapa bulan lalu.
"Berapa?" balas Keira, mencoba untuk bersikap biasa saja.
Balasan dari Reno muncul beberapa detik kemudian. "Gak besar kok, cuma tujuh juta."
Keira terdiam sejenak. Tujuh juta bukan jumlah yang sedikit. Apalagi untuk sesuatu yang ia rasa tidak perlu saat ini. Ia pun mengetik balasannya, mencoba untuk bertanya dengan nada ringan. "Bukannya motor kamu udah bagus, Ren? Mau dimodif apalagi sih?"
Beberapa saat kemudian, Reno membalas dengan cepat. "Udah deh kasih aja, kenapa sih? Gak usah banyak nanya! Jangan perhitungan gitu, lah!"
Keira menarik napas panjang, merasa kesal dengan jawaban Reno. Namun, ia menahan diri agar tidak memperpanjang masalah. "Yaudah, nanti aku transfer," balasnya, berharap itu bisa menenangkan Reno.
Tapi tidak lama setelah itu, ponselnya kembali bergetar. "Sekarang, sayang. Aku udah di bengkel, tinggal bayar aja ini."
Keira mengerutkan kening. Ia merasa dipaksa untuk menuruti keinginan Reno, tapi ia tidak ingin memicu pertengkaran lagi. "Oke, ini aku transfer," balasnya, lalu membuka aplikasi m-banking di ponselnya untuk mengirimkan uang itu kepada Reno.
Saat sedang mengetik nominal transfer, Keira terhenti sejenak. Rasa ragu kembali muncul. Apakah ia harus terus mengikuti permintaan Reno tanpa mempertanyakan apa pun? Namun, akhirnya, ia melanjutkan proses transfer, berharap keputusannya tidak sia-sia.
Begitu transfer selesai, ia mengirimkan pesan singkat kepada Reno. "Udah aku transfer."
Beberapa detik kemudian, Reno membalas. "Udah masuk, sayang. Thanks, love you."
Keira membaca pesan itu, tapi perasaannya masih saja terasa hambar. Kalimat 'love you' yang biasanya bisa membuatnya tersenyum kini hanya terasa kosong. Kata-kata Axel tadi kembali menghantui pikirannya. Benarkah Reno mencintainya? Atau semua hanya manipulasi untuk mendapatkan apa yang ia mau?
Keira mencoba kembali fokus pada pekerjaannya, tapi ia tidak bisa menahan diri untuk berpikir ulang tentang semua perlakuan Reno akhir-akhir ini. Permintaan yang berulang kali, sikap yang makin kasar, dan sekarang, muncul perasaan bahwa Reno hanya memanfaatkannya. Tapi di sisi lain, Keira masih ragu untuk menyimpulkan hal itu.
Di saat keraguan itu menguasainya, ponselnya kembali bergetar. Kali ini dari pesan Axel.
"Keira, kamu baik-baik aja? Maaf kalau tadi aku terlalu mendesak kamu." tulis Axel, menunjukkan kepeduliannya.
Keira membalas dengan singkat. "Gak apa-apa, Pak. Terima kasih sudah peduli. Tapi saya gak apa-apa, kok."
Axel tidak membalas lagi, mungkin karena tahu bahwa Keira tidak ingin terlalu banyak bicara soal masalah pribadinya. Tapi, pesan itu membuat Keira merasa lebih dihargai daripada saat ia bersama Reno. Axel, meskipun hanya rekan kerja, bisa menunjukkan perhatian tanpa memaksa atau memanfaatkan dirinya.
Keira berpikir keras, menyadari ada sesuatu yang salah dalam hubungannya dengan Reno. Tapi bagaimana ia bisa lepas dari hubungan ini tanpa membuat konflik? Apa Reno akan menerima jika ia mulai menolak permintaannya?
Pikiran-pikiran itu memenuhi kepalanya sepanjang hari. Hingga malam tiba, Keira masih merenungkan apa yang sebaiknya ia lakukan. Di satu sisi, ia merasa semakin tidak dihargai oleh Reno. Di sisi lain, ia masih memiliki rasa sayang yang membuatnya sulit untuk benar-benar meninggalkannya.
Keira pun menutup laptopnya, mengambil tas, dan meninggalkan kantornya. Saat keluar, ia melihat Axel di parkiran, yang sepertinya baru saja akan pergi. Axel melihatnya dan melambaikan tangan.
"Keira, kamu pulang sendirian?" tanyanya dengan ramah.
Keira mengangguk. "Iya, Pak."
Axel tersenyum dan berkata, "Kalau ada apa-apa, kamu bisa bicara sama saya, ya. Jangan ragu untuk meminta bantuan."
Keira mengangguk dengan tersenyum tipis. "Terima kasih, Pak Axel."
Percakapan singkat itu menenangkan hatinya sedikit. Ada orang yang tulus peduli padanya tanpa menuntut apa-apa. Keira pun berjalan menuju mobilnya dengan perasaan yang bercampur aduk. Di dalam hatinya, ia tahu bahwa ia harus segera memutuskan sesuatu mengenai Reno.