NovelToon NovelToon
Cinta Terakhir Gus Hamzah

Cinta Terakhir Gus Hamzah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Duda / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:18.1k
Nilai: 5
Nama Author: Anowmuri3__

PERHATIAN!!!
USAHAKAN SELALU BACA SETIAP KALI AKU UPDATE, DAN USAHAKAN JANGAN NUMPUK ATAU NAMBUNG BAB.

Tidak pernah terpikirkan oleh Gus Hamzah ia harus menikahi seorang gadis yang lebih muda darinya.

Bahkan usia mereka terpaut enam belas tahun.

Bagaimana kisahnya? Ikuti terus kisahnya hanya di "Cinta Terakhir Gus Hamzah."

Mentahan cover from : Canva.

Nb : Kisah ini hanya fiksi belaka, jika ada kesamaan dlm alur, nama, tempat, dll, itu tidak di sengaja🙏🙏

Follow ig: Pri_vasyjigeum.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anowmuri3__, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Semua Pertanyaan Harus Dijawab.

Sementara itu Fatimah, ketika ia hendak pergi ke kelasnya, ia bertemu dengan kedua temannya di salah satu koridor.

"Assalamu'alaikum, pengantin baru," ucap kedua temannya itu.

"Wa'alaikumusalam, apaan sih kalian," jawab Fatimah, seraya menunduk lantaran malu saat kedua temannya itu mengucapkan kata pengantin baru.

"Gimana?" tanya salah satu temannya.

"Gimana apanya?" tanya Fatimah balik, lantaran ia tidak mengerti maksud dari pertanyaan temannya itu.

"Malam pertamanya?" Bisik temannya lagi yang bernama Syifa.

"Astagfirullah Syifa, gak boleh kaya gitu, gak baik," ujar salah satu temannya lagi, yang memang kebetulan ia pun pernah mondok di pesantren milik keluarga Fatimah ketika masih SMA.

"Iya gimana rasanya?" lanjutnya yang bernama Jihan itu pun ikut menggoda Fatimah.

"Ye, tadi aja bilang gak baik, eh ternyata malah penasaran juga," ujar Syifa, sementara Jihan ia pun hanya tertawa kecil.

Syifa dan Jihan pun terus menggoda Fatimah dengan mencecar berbagai pertanyaan yang non faedah.

Dan hal itu berhasil membuat Fatimah semakin malu, pipinya pun kembali memerah layaknya seperti tomat.

Astaga, kenapa ia sering sekali di buat malu, semalam ia dibuat malu oleh suaminya, dan sekarang ia dibuat malu oleh kedua temannya ini.

Andai saja ia memiliki pintu ajaib seperti kucing berwarna biru yang ada di kartun anak-anak itu, pasti Fatimah sudah menghilang dari kedua temannya itu.

"Ihhhh gak tau lah," ucap Fatimah seraya berjalan cepat ke arah kelasnya itu.

"Fatimah tunggu, kenapa lari hey!" pekik kedua temannya itu.

"Jadi gimana rasanya, kamu belum jawab loh Fatimah," ucap Syifa yang masih menanyakan perihal malam pertama pada Fatimah.

Saat ini mereka sudah berada di kelas dan duduk di bangku masing-masing.

"Memangnya kamu pingin tau banget ya, Syifa?" Bukan Fatimah yang bertanya melainkan Jihan lah yang bertanya.

Syifa yang ditanya pun mengangguk. "Kamu juga pasti mau tau, kan?" tanya Syifa balik pada Jihan.

"Gk juga sih," jawab Jihan.

"Alah. Tadi aja kamu nanya gimana rasanya," ucap Syifa.

"Tadi tuh aku cuman bercanda."

"Pret," canda Syifa.

"Seterah kamu lah."

"Jadi gimana?" tanya Syifa lagi.

Fatimah pun hanya bisa menghela napasnya, "kalau kamu penasaran dan pingin tau banget rasanya malam pertama, kamu nikah aja. Nanti juga kamu bakal tau rasanya kalau sudah menikah," jawab Fatimah.

"Nah betul itu," timpal Jihan.

"Yeh, kalau jodohnya udah ada mah, aku juga mau langsung nikah. Tapi berhubung jodohnya belum ada, ya gitu deh."

"Ya, terus kenapa kamu bertanya seperti itu?" tanya Fatimah.

"Ya pingin tau aja. Soalnya menurut orang-orang, kalau ngelakuin 'itu' awalnya sakit, tapi lama kelamaan enak," celetuk Syifa tanpa di filter.

"Nah, kalau menurut orang begitu, dan kamu udah tau kenapa tanya lagi?"

"Ya ... " Belum sempat Syifa melanjutkan perkataannya, dosen pun sudah masuk ke kelas mereka, dan tak lama pelajaran pun di mulai.

Waktu belajar pun selesai, jam istirahat pun tiba, kini ketiga orang itu tengah berada di mushola yang memang tersedia di kampus itu.

Ketiganya pun melaksanakan ibadah sholat Dzuhur, sebagai kewajiban seorang Muslim.

"Oh ya, aku denger pak Anwar tidak datang hari ini, otomatis nanti setelah istirahat gak ada pelajaran. Jadi kita boleh pulang," ucap Jihan saat ini mereka sudah selesai menjalankan kewajiban mereka sebagai umat Muslim.

Dan saat ini mereka tengah duduk santai di teras mushola.

"Yang bener?" tanya Fatimah.

"He'em," jawab Jihan seraya mengangguk.

"Kalau gitu aku hubungi Gus Hamzah dulu," ucap Fatimah.

Ia pun mengambil ponselnya yang ada di saku gamisnya, dan mulai menghubungi suaminya itu melalui chat.

"Kamu mau pulang sekarang?" tanya Syifa.

"Iya, kenapa?" jawab Fatimah sekaligus bertanya.

"Gak mau makan bareng sama kita gitu?"

"Maaf ya, lain kali aja. Hari ini aku mau makan siang sama suami ku dulu," jawabnya.

"Yayaya. Tapi kamu harus jawab pertanyaan ku dulu," ujar Syifa.

"Pertanyaan apa?" tanya Fatimah.

"Pertanyaan waktu pagi," jawab Syifa.

"Astagfirullah. Jadi kamu masih mau aku jawab pertanyaan mu yang itu?" tanya Fatimah, dan Syifa pun mengangguk.

"Udah Fatimah jawab aja. Kamu tau sendiri kan, kalau dia gak dapet jawaban dari pertanyaannya, dia bakal terus bertanya," ucap Jihan.

"Huffstt. Gini ya Syifa, bukan aku tidak mau menjawab pertanyaan kamu. Aku bisa aja jawab pertanyaan kamu yang lain, bukan pertanyaan tentang 'itu'. Lagi pula, gak semua pertanyaan harus aku jawab, apalagi pertanyaan yang kamu tanyakan waktu pagi, karena itu adalah privasi aku dan suami ku. Aku harap, kamu mengerti ya," jelas Fatimah, seraya mengelus bahu temannya itu seraya tersenyum manis ke arahnya.

"Noh denger, gak semua pertanyaan harus dijawab, apalagi mengenai privasi orang," ucap Jihan.

"Iya-iya maaf, aku ngerti kok sekarang. Maaf ya Fatimah, aku janji, gak bakal tanya yang aneh-aneh lagi, apalagi bertanya tentang privasi kamu," ujar Syifa meminta maaf.

"Iya gak pa-pa, yang penting kamu sudah mengerti sekarang," ucap Fatimah.

"Ya udah, sekarang kamu mau tunggu suamimu?" tanya Jihan.

"Iya," jawab Fatimah.

"Kalian kalau mau pergi duluan, tidak pa-pa," lanjutnya.

"Nanti aja, kita temani kamu nunggu suamimu datang. Iya kan Han," ucap Syifa.

"Iya benar."

"Makasih ya."

"Iya."

Mereka pun mengobrol, sambil menunggu Gus Hamzah menjemput Fatimah.

Hingga tak lama, Fatimah pun mendapatkan pesan, bahwa suaminya itu sudah berada di parkir kampus.

Mereka bertiga pun pergi ke parkiran kampus.

"Guys, aku pulang duluan ya. Assalamu'alaikum," ucap Fatimah, saat mereka sudah berada di parkiran dan melihat Gus Hamzah yang berdiri disamping mobilnya, menunggu istrinya itu.

"Wa'alaikumusalam," jawab Syifa dan Jihan.

Fatimah pun menghampiri suaminya, "assalamu'alaikum," ucapnya, ketika sudah berada dihadapan suaminya itu, seraya menyalami punggung tangan suaminya.

"Wa'alaikumusalam," jawab Gus Hamzah.

Keduanya pun masuk kedalam mobil dan pergi dari sana.

Begitupun dengan Jihan dan Syifa yang pergi entah kemana, setelah melihat temannya itu sudah masuk kedalam mobil.

...***...

Jangan lupa like, komen, vote, subscribe , beri hadiah, serta ulasan bintang lima 🙏🤗

Terima kasih❤️

1
Zuny Achmad
lanjut kak
Marya Dina
ini maryam yg judul diari marya. bukan ya
Riee 🕊️: Iya kak
total 1 replies
Selviana
Aku sudah mampir nih.Jangan lupa mampir juga di karya aku yang berjudul (Terpaksa Menikah Dengan Kakak)
Riee 🕊️: Terima kasih kak, aku sudah mampir ya🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!