NovelToon NovelToon
DEMI KAMU,NAK

DEMI KAMU,NAK

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sunflowsun

Pemerkosaan yang terjadi di masa lalu menciptakan trauma yang hebat dalam diri Viela.
Namun, seiring berjalannya waktu, sekali lagi semesta mempertemukannya dengan seorang pria yang menyambut dia dan tak mempersalahkan masalalunya.

Desakan orang tua dan saudaranya memaksa Viela untuk segera mengiyakan maksud dari pria itu. Namun,Viela masih meragu dan memilih untuk menjalani hubungan sebatas pertemanan dulu. Hingga suatu hari keluarga dan pria itu sekongkol untuk membuat sang pria tidur dengan Viela. Dengan begitu kedepannya tak mungkin lagi Viela bisa menolak lamaran sang pria.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunflowsun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Imunisasi

Semenjak lahirnya Alberto, keadaan semakin hari semakin terasa menyenangkan bagi Vei, juga bagi Peter.

Dari memandikan bayi, memakaikan pakaian bayi, juga menganti popok yang tercium aroma khasnya, dan banyak hal lagi Vei dan Peter belajar bersama melakukan yang terbaik dan langkah yang paling tepatnya mereka lakukan bersama.

Peter sendiri tidak merasa terbebani dengan hal itu.

Bahkan saat Alberto kecil memuntahkan cairan putih di bahunya yang akibat kekenyangan minum susu , sama sekali Peter tidak merasa jijik atau marah. Dengan sangat telaten dan lembut Peter menangani bayi kecil itu.

"Vei, hari ini imunisasi, bukan? Pukul berapa kita berangkat? " Tanya Peter yang sedang menaruh keningnya ke tumit mungil milik Alberto, betapa sukanya Peter dengan tumit mungil itu.

"Oh Iyah! hampir lupa. Jam berapa ini, yah? " Vei menatap jam di layar ponsel. "Masih sempat! Bentar aku mandi dulu, jagain Alberto-nya bentar ya, sob! "

"Wokeyyy dokeyyy, sob! " Seru Peter meninju pelan dada kirinya. Sebuah trik atau cara unik diantara Vei dan Peter bentuk kesiapan atau penghormatan sedemikian rupa.

Vei segera bergegas membersihkan dirinya.

"Vei, lama amat dah ngacanya! Mau seberapa tebal lagi itu bedaknya? Buat apa dah pake make up segala, toh wajahmu gitu-gitu aja, ngak ada perubahannya juga! " Ledek Peter mencari gara-gara.

"Terimakasih atas hinaannya, Tuan Peter! " ucap Vei memberi kesan senyum dengan aura gelap.

"Ups! " Peter menutup mulutnya. Membuat dirinya seolah-olah ketakutan. "Maaf, Vei! sejujurnya kamu make-up an atau tidak, di mataku kamu itu seperti manusia. "

"Hebat! " Vei bertepuk tangan. Peter ini memang paling tahu cara membangunkan singa yang tertidur dalam diri Vei.

Di rumah sakit. Di antrian nomor empat belas. Vei menggendong bayinya, dan di temani Peter juga bersamanya di ruang tunggu.

Namun, Peter meminta untuk dia saja yang menggendong bayi kecil itu. Peter tergerak untuk sama seperti pria lain yang juga menggendong bayi di ruangan itu.

Meski dalam pernikahan kontrak, meski bukan anak kandungnya juga, namun sesekali dalam dirinya juga ingin di posisi seorang 'ayah', namun perasaan itu hanya sesekali muncul dalam dirinya, niatnya dan tekadnya lebih kuat untuk menikmati masa mudanya dulu sebelum serius ke arah pernikahan.

"Nomor antrian empat belas, silahkan masuk ke ruang imunisasi! " arahan dari salah satu pihak yang berkerja di sana.

Vei melangkah, mengikuti langkah Peter yang sedang menggendong bayi di depannya.

"Tolong, pelan-pelan ya, dokter! " Pinta Peter kala melihat tajamnya jarum suntik yang barusan di jentik sang dokter.

"Biar aku saja yang gendong Alberto, sini! " Vei meminta untuk bertukar posisi saja.

"Tidak usah, aku saja! Ini urusan kami lelaki, kan Alberto? "

"Hhmmnhuagh! " suara Alberto seperti nada yang menyetujui.

"Itu kan, Alberto saja bilang 'iya'! " ucap Peter.

Sang dokter mengusap pelan dengan kapas, lalu menyuntikkan vaksin khusus yang sesuai umur Alberto.

Suara tangis Alberto pun meledak. Jarum suntik yang menusuk kedalam kulitnya rupa-rupanya bukan main sakitnya.

Bahkan Peter sendiri juga ikut menangis, sama derasnya air mata kedua 'lelaki' itu mengalir menganak sungai.

Vei ibu kandung yang mengandung Alberto sungguh tak habis pikir setiap melihat sikap Peter.

"Sini, biar aku gendong Alberto-nya. " Vei meminta sang bayi dari Peter.

"Tidak, Vei! Aku saja! Aku juga merasakan apa yang di rasakan Alberto. " Ucap Peter dengan untaian air mata, lalu melangkah perlahan, untuk menenangkan Alberto kecil.

Sementara itu, Vei masih menunggu sejenak catatan buku imunisasi dan obat yang sesuai dengan resep dokter.

Suster yang memandang Peter cukup terkejut.

Vei menyadari arti pandangan itu, Vei sendiri saja cukup heran, apalagi dengan mereka?

"Peter, bantu aku memberikan sirup ini. " Ucap Vei setelah mereka sampai di kediaman keluarga 'terkontrak' itu.

Peter membantu Vei.

Alberto kecil tak lagi menangis sekuat tadi.

Setelah pemberian obat, Alberto kecil kembali menangis.

"Cup! Cup! Cup! sayang Alberto... itu obat biar kamu ngak demam tinggi, nak! Sini-sini! " Vei meminta Alberto dari pangkuan Peter.

Entah siapa sebenarnya yang orang tua kandung disini, Vei tak habis pikir dengan sikap sahabatnya itu.

Tangisan pun terhenti, saat Vei memberi minum asi pada bayi kecilnya.

Malam pun tiba.

Rengekan dari Alberto sangat cukup untuk membuat Vei senam jantung. Di samping itu, Peter bahkan sudah spot jantung.

"Vei... gimana ini, Alberto demam, Vei... " Ucap Peter.

Jelas saat ini Alberto dalam gendongan Vei, Vei jelas sudah tahu itu, tanpa di beritahu Peter sekalipun.

"Peter, dokter bilang juga itu hal biasa kalau baru imunisasi. " Ucap Vei.

"Tapi dia makin kesini, makin naik panasnya, Vei! kalau telur puyuh di taruh di sini, bakal matang pasti! " ucap Peter penuh kekhawatiran.

"Peter... " Ucap Vei mengatur pernafasan.

Malam semakin gelap. Denting jarum jam berdenting membuka keheningan malam.

Vei menatap Peter yang sudah terlelap di kasur angin.

Bayi kecil di sisi Vei pun juga sedang dalam mimpi indah. Terbukti indah, karena senyum di wajah bayi yang terlelap begitu manis untuk di pandang.

"Padahal kamarmu cuma lima langkah dari kamar ini, sampai segitunya kamu Peter menjaga Alberto. " Gumam Vei Pelan memandang ke arah Peter di sana.

Alberto kecil kembali merengek, dan mulai mengeluarkan tangisan.

"Sssssthhh... sssssssttthhh... sssssstttthhh... . "

Vei menatap ke arah suara itu muncul.

"Astagah! Peter! " Ucap Vei sedikit tersenyum.

Suara Alberto yang sedang menangis, malah membuat tubuh Peter otomatis langsung berdiri dari posisi tidurnya.

Bahkan saat ini, di bawah alam ketidak sadarannya, Peter merasa sudah menggendong Peter, memberi ketenangan dan berhasil di diamkan olehnya. Dia berhasil.

Namun, itu hanya sebatas dalam mimpi Peter saja.

Faktanya, Alberto sedang dalam pelukan Vei, ibu kandung Alberto.

Vei tersentuh melihat kepedulian Peter pada Alberto. Bahkan sampai mengigau dalam tidurnya.

Vei menaruh sangat pelan bayi kecilnya di tempat tidur.

Sangat dan sangat pelan lagi Vei turun dari tempat tidur.

Melangkah dengan langkah yang perlahan ke arah Peter.

'Sampai kapan kamu mengigau berdiri seperti ini, Peter? ' Batin Vei.

Vei menarik tubuh Peter untuk kembali ke posisi tidurnya.

'Untunglah tubuhnya mudah di posisikan! ' Batin Vei, tersenyum ia kini.

"Si-" hampir saja Vei mengumpat keras.

Bagai bantal guling saja ia kini dalam pelukan Peter.

Vei berusaha melepaskan diri. Tapi dalam keadaan tidak sadar pun tenaga Peter bukan main. terpaksa ia menggunakan cara terakhir.

"Peter! Peter! Peter! " Ucap Vei membangunkan masih dengan suara pelan untuk menghindari bayi kecilnya yang di sana terbangun.

Vei mencubit tubuh Peter, agar terbangun.

Namun, bayi kadaluarsa yang memeluknya kini sungguh tak mudah untuk di bangunkan dari tidur.

1
Nurfiza Tarigan
ceritax sih seru tpi,,,,,,,,,,
Aegis Aetna
aku mampir kak, semangat.
anggita
trus berkarya tulis👏
anggita
👍👍..
anggita
like👍+ hadiah iklan☝.. utk author. smoga sukses novelnya👌.
Sunflowsun🌻
Terimakasih atas dukungan positifnya🌻
lyaa
Ini baru novel keren, author kudu bangga!!
Ryner
Sukses terus, sekali baca novel author bikin nagih terus.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!