NovelToon NovelToon
Ragna: Merasuki Tubuh Anak Idiot

Ragna: Merasuki Tubuh Anak Idiot

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Matabatin
Popularitas:23.9k
Nilai: 5
Nama Author: Matatabi no Neko-chan

Dituduh sebagai pemuja Iblis, Carvina melakukan bunuh diri dengan meminum racun.
Terombang-ambing dalam kegelapan sembari membawa luka dan menjadi tawanan iblis, tiba-tiba saja dia terbangun dalam tubuh seorang anak kecil yang ternyata memiliki keterbelakangan mental.
Diperlakukan layaknya hewan, dia mulai membalas perlakuan mereka satu persatu.
Bagaimana kisahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matatabi no Neko-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiga Belas

"Pergilah."

Seorang gadis kecil bersurai hitam dengan rambut ombre ash blue berdiri di taman rumah sakit yang sepi mengingat saat ini sudah mendekati tengah malam. Gadis kecil itu dikerumuni sekelompok kupu-kupu berwarna merah darah yang kini terbang menjauh darinya.

Gadis kecil itu, Ragna menatap bulan yang bersinar terang ditemani bintang-bintang yang berkelip di sebelahnya.

Kota A, kota tempat para orang kaya dan orang-orang berkuasa berada. Siapapun yang berada dibawahnya akan ditindas habis-habisan. Atau siapapun yang berada diatasnya akan dijatuhkan dengan cara apapun.

Latar belakang keluarga adalah hal yang paling dijunjung, dilanjutkan dengan pekerjaan dan paling penting adalah penampilan serta latar belakang pendidikan.

Dari Joshua, Ragna akhirnya mengetahui kenapa Albert diperlakukan seperti itu sejak keluar dari penjara.

Albert kehilangan usahanya, di blacklist dari semua kantor maupun lapangan kerja yang ada di kota ini. Dan yang paling penting, seseorang menjatuhkan nya hingga ke titik terendah.

Kasus yang menimpa Albert sudah direncanakan. Entah apa motifnya, Ragna masih menyelidiki hingga tuntas dan memutuskan membalaskan perbuatan mereka.

Dan Joshua terkena imbasnya, mengingat pria itu membela Albert dan membantunya sampai sejauh ini. Bahkan, Joshua sendiri yang mengambil tindakan saat tak ada satupun paramedis yang melakukan penanganan pada Albert.

Ragna bergegas meninggalkan taman rumah sakit. Dirinya sudah terlalu lama berkeliaran seorang diri. Bisa-bisa Joshua curiga padanya jika tidak berada di dalam ruang rawat Albert.

Suasana rumah sakit tampak sepi dan lenggang, mengingat malam tengah larut. Sesekali para perawat lewat ke lorong sambil mendorong brankar.

'Cklek'

Ragna menatap wajah Albert yang terbalut perban dalam diam. Nafas pria itu tampak bergerak teratur.

Gadis kecil itu memutuskan mengambil sebuah botol air mineral yang tadi dibeli oleh Joshua, berjaga-jaga jika pria itu terbangun.

"Ngghh..."

Albert membuka matanya perlahan dan menatap sekelilingnya. Saat menyadari jika dirinya berada di rumah sakit, pria itu tersentak dan berusaha untuk bangkit.

"Paman, istirahat dulu." Suara Ragna menyapa pendengarannya.

Albert menoleh dan mendapati Ragna berdiri di sebelahnya sambil memegang sebotol air mineral. Gadis kecil itu menyerahkannya pada Albert.

Albert menerima botol itu dengan penuh haru dan mengucapkan terimakasih. Pria itu membuka tutup botol dan meminumnya.

"Kenapa aku bisa ada di sini?" Tanya Albert sambil menyerahkan botol yang tersisa setengah pada Ragna.

Ragna menerima botol itu dan meletakkannya di atas nakas. Dia memutuskan duduk di kursi yang ada di sana, "Om Joshua membawa Paman kemari. Katanya Paman tersiram air keras."

Rasa perih di wajahnya membuat Albert teringat dengan kejadian tadi. Saat dirinya keluar menyeret Ikhsan dari kamarnya dan memarahi Lina, tiba-tiba saja Theo menyiram air keras ke wajahnya.

'Mereka benar-benar keterlaluan! Aku akan membalas mereka nanti!' Geram Albert dalam hati.

"Apa Paman mau membalas mereka?" Tanya Ragna tiba-tiba dengan senyum smirk terpatri di wajah cantiknya.

Albert menoleh, "Jika saja ada cara untuk membalas mereka tanpa ketahuan, aku akan dengan senang hati melakukannya."

Ragna menyeringai. Gadis kecil itu mengeluarkan dua boneka jerami, membuat Albert mengernyit. "Untuk apa dua boneka itu, Ragna?"

"Black magic," Ragna menatap Albert sambil menopang dagu, "Jadi, katakan siapa yang ingin Paman siksa. Tante Lina atau si mesum itu?"

"Lina. Dia yang memulai semua penderitaan ku."

"Nama lengkapnya siapa, Paman? Dan berikan aku rambutnya."

"Angelina Crystalia Maheswari." Albert menjawab penuh dendam dan mengeluarkan sebuah plastik yang berisi beberapa helai rambut dari saku celananya.

Ragna menyeringai. Dia menerima rambut itu dengan senang hati. Ragna menyalurkan sedikit energi hitam dan beberapa helai rambut dalam boneka jerami dan menggumamkan sesuatu yang tak Albert mengerti.

Keluarga Mahesa, merupakan keluarga terpandang. Sebagian dari mereka memiliki paras di atas rata-rata serta memiliki otak jenius. Mereka juga pemilih dalam mencari pasangan hidup dan menyeleksi mereka dengan ketat.

Sebagian besar mereka merupakan pengusaha sukses, ada juga yang menjadi desainer ternama, pejabat maupun pemilik beberapa rumah sakit.

Di mansion mewah milik salah satu keluarga Mahesa, terlihat seorang wanita cantik tertidur lelap. Lalu tak lama, wanita itu mengernyit kesakitan dan menangis histeris.

"Aaahh!!! Sakit!"

"Hentikan! Ini sakit sekali! Hiks...hiks..."

"Toloongg! Ini... Hiks...hiks...benar-benar sakit, huhuhu...."

Suara tangisan membuat seisi rumah panik. Terdengar suara ketukan pintu diiringi panggilan beberapa orang di baliknya.

"Lina! Ada apa?!"

"Kau kenapa, sweety?! Siapa yang menyakitimu?"

Tak ada jawaban selain tangisan Lina yang terdengar semakin keras.

Panik karena tak ada sahutan, mereka mendobrak paksa pintu kamar itu. Setelah terbuka, mereka melihat Lina yang meraung-raung kesakitan. Sesekali dia menjerit sambil memegang paha, dada, kepala atau bagian tubuh lainnya.

"Sweety?! Kau kenapa?!" Teriak seorang pria menghampiri Lina yang berguling-guling.

"Ini sakit sekali! Hiks! Aku mohon tolong aku! Aakkhh!"

"Kita ke rumah sakit sekarang."

Di lain tempat, terlihat seorang gadis kecil menusuk-nusuk boneka jerami sambil cekikikan. Sesekali dia menusuk sambil menekan bagian paha, dada, kepala atau apapun yang dia inginkan.

"Apa sebahagia itu?" Tanya Albert saat melihat Ragna tampak asyik menusuk boneka jerami itu.

Ragna menatap Albert dan tersenyum, binar bahagia terpancar dari matanya.

"Sudah bermainnya, Kitty. Kita tidur sekarang, oke? Ini sudah larut." Perintah Albert tegas. Pria itu menepuk kasur di sebelahnya, memberi perintah agar Ragna segera naik dan berbaring di sebelahnya.

"Kitty? Namaku Ragna, Paman." Ragna mengerucut tak terima.

"Yah, itu nama panggilanmu. Kau seperti kucing, terlihat menggemaskan tetapi sangat kejam."

Ragna menusuk boneka jerami itu di bagian paha dengan kesal, "Jangan samakan aku dengan hewan itu, Paman!"

'Dia menggemaskan sekali^^'

Tiba-tiba terdengar keributan di lorong, membuat Ragna mencabut jarumnya. Segera gadis itu berbaring di sebelah Albert dan memeluk pria itu. Tak lupa dia menyembunyikan mainan santetnya di bawah bantal.

"Paman, ayo tidur. Tidak baik orang sakit sepertimu bergadang."

Albert mengangkat sebelah alisnya. Ada apa dengan bocah ini?

Ragna menatap Albert dengan tatapan polos layaknya seekor anak kucing, membuat pria itu gemas sendiri.

Albert memutuskan merebahkan diri, menyelimuti tubuh mereka dengan selimut yang disediakan pihak rumah sakit.

"Tidur yang nyenyak, Kitty." Bisik Albert sambil mencium pucuk kepala Ragna dengan gemas.

"Tidur yang natural, Paman. Jangan sampai ketahuan." Balas Ragna dengan berbisik bertepatan dengan pintu rawat ruangan Albert terbuka.

Albert dan Ragna memejamkan mata, berpura-pura tidur dengan saling berpelukan. Terlihat seperti pasangan ayah dan anak yang tampak akur.

"Yang mana pasiennya?" Terdengar suara perempuan memecahkan keheningan di ruangan itu.

"Yang laki-laki. Gadis kecil itu anaknya," Sahut suara seorang perempuan.

"Tampak akur, ya."

Lalu suara langkah kaki terdengar menjauh, disusul dengan suara pintu tertutup.

Setelah dirasa aman, Albert dan Ragna membuka mata. Gadis kecil itu kembali menusuk boneka santet miliknya lalu meletakkan begitu saja di bawah bantal.

Dan teriakan kesakitan terdengar di ujung lorong. Suara familiar yang paling di benci menyapa pendengaran Albert. Pria itu menatap Ragna yang kini memejamkan mata dengan tatapan rumit.

Keesokan harinya, Albert dipulangkan dari rumah sakit tepat setelah cairan infusnya habis. Tak ada pemeriksaan, tak ada obat, seakan mereka adalah seekor tikus pengganggu yang harus keluar dari sana.

Tatapan menghina dan bisik-bisik terdengar saat keduanya keluar dari rumah sakit. Ragna menatap Albert yang memilih mengabaikan umpatan mereka dan memilih memeluk leher kekar pria itu.

Mereka berpapasan dengan keluarga Mahesa di lorong. Salah satu dari mereka menghampiri Albert sambil memasang wajah mengejek yang kentara, "Apa anak haram ini anakmu? Aku tak menyangka jika setelah keluar dari penjara, kau berhasil menemukan anak yang tak jelas siapa ibunya."

Albert mengetatkan rahangnya.

'Aku tak masalah jika dihina. Tapi dia berani menghina keponakanku?'

Albert melirik Ragna yang menatap mereka dengan datar, 'Aku harap dia tak sakit hati mendengar umpatan mereka.'

"Eh, bukannya ini anak Utari? Wah~ Aku ragu jika Aldi adalah ayahnya. Lihat mata dan rambut ini. Sepertinya ibumu seorang jalang, ya?"

Ragna menatap pria di depannya datar. Dalam ingatan pemilik tubuh ini, tak ada satupun ingatan tentang mereka.

Ragna menggunakan mata spesialnya untuk melihat jiwa pria di depannya ini. Jiwa yang diselimuti aura hitam pekat yang disukai oleh para iblis sebagai makanannya.

Ragna tersenyum miring, "Apakah Om sudah gosok gigi? Mulut Om baunya busuk, aku mau muntah."

Albert menatap Ragna horor. Darimana bocah itu mendapatkan kata-kata provokatif seperti itu?

"Kau!"

Pria itu melayangkan tangannya hendak menampar Ragna, tetapi tiba-tiba saja waktunya berhenti yang sukses membuat Ragna menghela nafas kesal.

"Ragna sayang~ Sepertinya kau mendapatkan makanan spesial untukku~ Ah~ Aku jadi lapar~" Suara Jeremy menggema di sana.

"Berisik. Bisakah kau sabar sedikit?!" Desis Ragna kesal yang dibalas dengan tawa Jeremy yang menggema.

Albert yang mendengar suara itu memilih waspada, sementara pria yang hendak menampar Ragna menurunkan tangannya dan mundur dengan tubuh gemetar.

1
Fatin Fiqah
Luar biasa
safira
cerita menarik tapi membinggungkan..sbb tadinya d cafe dengan pamannya serta dokter jushua kenapa tetiba ada adik dari sebelah bapanya..dan berani keluar sulur berduri..bukan ka d tempat awan..🤔
Daniela Whu
ivanka kan seharusx nama perempuan ya 😏 kok ini jd nama cowok 🤭
Cahaya yani
akhr ny raja iblis kmbli
Cahaya yani
lah iy tinggalkn sja
nury
Luar biasa
Daniela Whu
astoge mulut anak SD lo itu sdh kyak mulut jalang
Cahaya yani
sampah teriak sampah
Lina Sofi
jgn kelamaan up thor ak nungguin g nongol2 sedih/Cry//Cry//Cry/
Lina Sofi
bantai musuh2y leon alan
Suzana Diro
jeremy nya cool sekali
Daniela Whu
ragna sama leon juga dokter siapa itu belum balas dendam ke orang" yg berniat membunuh x kh
Daniela Whu
kok bisa leon berubah jd iblis ya gimna cerita x awal kn dia cuma pemuda biasa gk ada tuh hawa" keiblis san
Tati Suriyati
lanjutkan ceritanya, menarik menegangkan 😊
deria
wah thor lama amat upnya😂
siapa tuh yang punya aura hitam😣
Lina Sofi
bumi hanguskan tuh desa
Daniela Whu
la kapan nih mereka balas dendam ke keluarga yg telah membuat mereka hancur? kok sdh lain lg ceritax
Lina Sofi
keren thor up kurang thor
deria
ayo ragna santet aja dia kayak dulu nyantet lina biar sekalian tuh ama anaknya😂😂😂 kalo dah cerai dari ayahmu🤣🤣🤣
Lina Sofi
bodoh cerai aj damai hidup bertiga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!