NovelToon NovelToon
Memeluk Cinta

Memeluk Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Genta Senja

Alena harus melunasi hutang kakaknya dan juga membayar tebusan kakaknya yang dipenjara akibat fitnah. Akhirnya Alena meminjam uang pada bosnya, Bima si CEO. Ia diberi pinjaman dengan syarat nikah kontrak dan berikan keturunan laki-laki.

Celakanya Alena tidak tahu kalau Bima sudah menikah sebelumnya dan hanya membutuhkan anak darinya saja. Begitu anak lahir, Alena dipisahkan dari anaknya. Perawatan yang tidak maksimal membuat anaknya meninggal dunia.

Melihat keterpurukan Alena dan dendam membara membuat Bima membongkar bahwa semua hanya skenario keluarganya. Ia terpaksa mengikuti dan tidak pernah bermaksud menjebak Alena sebab ia benar2 mencintainya.

Akankah Alena memaafkan semua kesalahan Bima saat akhirnya laki-laki itu menceritakan semua fakta yang terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Genta Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

07 Perdebatan Bima dan Alena

"Malam, Pak. Ada yang bisa saya bantu?" jawab Alena begitu telpon ia angkat.

"Kamu dimana?"

Sembari mengangkat telpon dari Bima, ia edarkan pandangannya ke sekitar. Tanpa sadar matanya berhenti pada sosok yang duduk hanya berjarak beberapa meja darinya. Sigap, Alena pura-pura tidak menyadari keberadaan bosnya.

"Saya...ada urusan di luar. Ada apa, Pak?" Alena memasang raut muka heran agar terlihat ia tidak menyadari keberadaan Bima.

"Saya hanya ingin pastikan kalau rahasia perjanjian kita tetap aman. Jangan sampai bocor seperti kemarin."

"Aman, Pak," jawab Alena sembari pura-pura melihat sekitar lagi. Ia melihat bagaimana tatapan Bima yang hanya tertuju padanya sembari bercakap lewat telpon dengannya.

"Dua hari lagi kita akan menikah. Semua sudah saya atur. Kamu tinggal ikuti saja."

Setelah telpon dimatikan oleh Bima, gadis itu bersikap seperti biasa. Ia kembali berbincang dengan Aldy. Meski dalam hati bertanya-tanya. Darimana Bima tahu kalau ia di restoran ini.

Merasa tidak nyaman, Alena memutuskan untuk pergi. Keduanya pun beranjak dari restoran.

"Kita kemana lagi?" tanya Aldy begitu keduanya masuk mobil.

"Kita pulang aja, ya." Diam-diam Alena melirik belakang lewat spion mobil. Aman. Tidak ada keberadaan Bima lagi.

"Oke." Mobil melaju tenang meninggalkan area parkir, membaur dengan pengendara jalan raya lainnya.

Mata Alena terus mawas melihat dari kaca spion mobil. Dugaannya benar terjadi. Di belakang ada mobil milik Bima yang terus membuntuti.

"Ngapain sih manusia es itu?" batin Alena geram. Ia tidak suka dengan sikap Bima yang ternyata diam-diam membuntutinya.

"Jangan lupa besok kalau jadi ikut, kabarin aja. Aku berangkat malam hari. Oke?" ujar Aldy sembari fokus mengemudi.

Dari raut wajahnya, jelas terlihat kalau Aldy tidak menyadari dengan kekesalan Alena.

"Apa aku cerita ke Aldy? Tapi...nanti kalau cerita, takut dia akan buat aku keceplosan soal perjanjian hutang itu," batin Alena bimbang.

Sepanjang perjalanan Aldy bercerita tentang kegiatan Amel, sang kekasih. Alena mengurungkan cerita soal Bima. Setidaknya ia ingin cepat pulang. Moodnya hilang gegara diikuti oleh si bos. Beruntungnya fokus Aldy hanya soal kekasihnya, jadi aman.

Beberapa waktu kemudian, mobil Aldy berhenti tepat di depan rumah. Gadis itu meminta Aldy tidak usah turun. Dia tinggal sendirian di rumah. Takut ada rumor tidak sedap dari tetangga.

"Thanks ya, Aldy." Alena melambaikan tangan pada Aldy yang menyuruhnya masuk rumah terlebih dahulu.

Begitu pintu ditutup, Aldy langsung melakukan mobilnya kembali. Penasaran, diam-diam Alena mengintip dari balik jendela.

"Tuh, kan. Dia ngikutin sampek rumah. Jadi bener. Aku dibuntuti. Segitu tidak percayanya sama aku. Apa dia ingin memastikan statusku?" Alena bicara sendiri sembari melihat keberadaan mobil Bima dari balik jendela.

Beberapa menit kemudian, mobil Bima melaju meninggalkan rumah. Alena bernafas lega.

"Gila juga si Bima. Dasar penguntit!" ujarnya geram.

Dilihatnya jam dinding, sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Cuaca malam ini cukup panas. Merasa gerah, gadis itu memutuskan untuk mandi.

Beberapa menit ia habiskan untuk membersihkan badan. Tak lupa perawatan wajah. Seketika badannya terasa segar.

Setelah mengenakan baju tidur, Alena merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Kantuknya belum juga datang. Ia putuskan untuk membuka sosial media.

Di beranda tidak ada kabar menarik. Membuka situa berita, semua hanya tentang berita duka, mengerikan, dan membuat emosi. Mulai dari bencana alam, kriminal, dan korupsi.

Alena meletakkan HP di atas nakas. Ia mencoba pejamkan mata. Baru beberapa detik, HP miliknya bergetar. Tanda ada panggilan masuk.

"Pak Bima," ujar Alena membaca nama pemanggil yang muncul di layar.

"Alena, saya ingin memastikan sesuatu. Kamu diam-diam tidak sedang menjalin hubungan dengan seseorang, bukan?" cecar Bima tanpa basa-basi.

"Diam-diam bagaimana, Pak?" tanya Alena balik.

"Saya tidak suka ada orang yang berbohong. Setelah menikah nanti kamu tidak boleh diam-diam bertemu laki-laki lain di belakang saya."

Alena menarik nafas panjang sebelum bicara,"Saya tidak pernah diam-diam bertemu dengan laki-laki. Justru Anda yang harus berhenti diam-diam membuntuti saya!"

"Apa? Sejak kapan saya membuntuti orang? Jangan fitnah kamu!" bentak Bima galak.

"Apa perlu saya kirim video hasil CCTV teras depan?" bentak Alena nggak mau kalah. Dia benar-benar kesal. Sudah dibuntuti, dituduh suka bertemu laki-laki secara diam-diam.

"Saya hanya kebetulan di tempat yang sama tadi. Begitu saya lihat kamu diam-diam bertemu dengan laki-laki asing, makanya saya ikuti. Saya hanya khawatir ada apa-apa dengan kamu!"

"Anda yang orang asing bagi saya. Jangan seenaknya bicara tentang saya atau siapapun yang berhubungan dengan saya."

Bima masih terus mengomel. Intinya dia tetap tidak mengizinkan lagi hal itu terjadi. Alena semakin emosi tatkala ingin menjelaskan siapa yang bersamanya tadi, Bima dengan seenaknya mematikan telpon setelah melontarkan kalimat ancaman.

"Sekali lagi kamu lakukan, saya akan hukum kamu!" ujar Bima sebelum menutup telpon.

Alena berusaha meredam emosi dengan mengatur nafas yang naik turun dengan cepat. Jantungnya berdegup lebih cepat karena emosi.

"Dasar manusia gila!" teriak Alena kesal.

*****

Esoknya Alena sengaja meminta izin tidak masuk. Ia masih sangat kesal dengan Bima. Alena memilih pergi ke rumah Aldy. Mengajaknya berangkat ke Bandung secepatnya.

"Kita cabut sekarang aja, yuk. Lebih enak kalau pagi. Sekalian aku lagi pengen cari suasana. Suntuk banget soalnya," bujuk Alena sesampainya di rumah Aldy.

Sahabatnya itu hanya diam memandang dengan tatapan heran. "Ada apa? Bosan ngantor?"

Alena mengangguk seperti anak kecil. "Please..."

"Oke, aku siap-siap dulu. Tolong panasin mobilku." Aldy menyerahkan kunci mobil pada Alena.

Alena tersenyum senang. "Yes! Setidaknya aku bisa menjauh dulu dari manusia gila yang seenaknya itu."

Sembari memanaskan mobil, Alena menyalakan musik agar lebih relax. Suasana hatinya masih sangat kacau.

"Dia pikir aku ini apa, perempuan liar? Seenaknya saja mengatakan diam-diam bertemu laki-laki asing seolah aku mau BO." Alena ngedumel sendiri.

Beberapa menit berlalu, setelah dirasa cukup panas, mesin mobil ia matikan. Sembari menunggu Aldy selesai beberes, ia berinisiatif ke dapur.

Ia menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Aldy. Kebetulan Aldy tinggal sendirian. Kedua orang tuanya ada di luar negeri. Sibuk bisnis di sana. Sebagai anak tunggal, Aldy jelas hidup sendirian. Tapi itu semua pilihan Aldy, sebab dia lebih senang belajar mandiri.

Keduanya menikmati sarapan terlebih dahulu sebelum akhirnya tancap gas menuju Bandung.

Jujur, Alena sangat bersyukur memiliki sahabat seperti Aldy. Selain tidak kesepian, Aldy selalu bisa diandalkan di segala situasi. Ia selalu sukses menjadi pahlawan kedua selain Tegar, kakaknya. Apalagi setelah kedua orang tuanya meninggal dunia.

"Orang baik kayak kamu, pantas dapat satu bonus lauk dari aku," celoteh Alena sembari memberikan sepotong tahu goreng.

"Yaelah, kamu kan nggak suka tahu, Alena. Dih, dasar tukang ngeles!" protes Aldy yang disambut tawa jahil Alena. Niatnya ketahuan.

1
Lina Yanti
alena bima
Genta Senja: 🥰😍 "Terima kasih sudah mampir, Kak. Jangan bosan untuk datang lagi," jawab Alena dan Bima bersamaan.
total 1 replies
Genta Senja
makasih... kita sehari dan sepemikiran
Bilqies
sama sama menemukan sosok orang yang mereka rindukan
Genta Senja: betul banget... sisi ini Thor bener2 ikut merasa terharu. dua orang yang sama2 kehilangan menemukan teman untuk saling mengisi kekosongan...
total 1 replies
Bilqies
sabar Alena, semoga kakak mau cepat dapat uang untuk menebus mu yaa
Genta Senja: aamiin... doakan yang terbaik buat Alena, ya
total 1 replies
Bilqies
baik banget sih Sendy
Genta Senja: asiaaaaaap.... hehehehe
Bilqies: entah Thor semua keputusan ada di tanganmu 🤣🤣🤣
total 5 replies
Bilqies
hmm entar bakalan tumbuh Dnegan sendirinya juga kok
Genta Senja: kita lihat nanti... akan berakhir dimana... hehehehe.... hhh... 😄
Bilqies: benih2 cinta 😀😀
total 3 replies
Bilqies
selamat yaaa...
Genta Senja: "Terima kasih Kak Bliqies...," ujar Alena dengan senyum tulus terkhusus untukmu.
Bilqies: harus donk 😀😀😀😀
total 3 replies
Bilqies
kasihkan aku aja Thor 🤣🤣🤣
Genta Senja: 😍😍😍😍😍😍😍😍🥰🥰🥰
Bilqies: 😀😀😀😀😀😀
total 3 replies
Bilqies
aku mampir lagi Thor,
Genta Senja: makasih kakak... selalu nyempetin mampir... jangan kapok mampir terus...
total 1 replies
Bilqies
sinis banget sih...
udah tau keles
Genta Senja: sabar kak... sabar...
total 1 replies
Genta Senja
yuk... dukung karya aku.... kasih penilaian di sini ya...
Lina Yanti
Elena bima
Genta Senja: ehem... Alena
total 1 replies
Lina Yanti
rahasia rukmini
Genta Senja: rahasia gelap
total 1 replies
Bilqies
aku mampir kak
Genta Senja: siap kakaaaaak
total 1 replies
xoxo_lloovvee
semangat thor, jangan lupa mampir ya 🤗
Genta Senja: siap... makasiiih... jangan lupa mampir lagi... nanti Thor juga akan mampir
total 1 replies
Bilqies
semangat terus Thor menulisnya...

jangan lupa mampir juga di karyaku
Genta Senja: siaaaaap
total 1 replies
Bilqies
gak nyangka kalau Bima beda agama dengan Alena...
Genta Senja: yaaah.... dunia akan selalu memiliki kejutan di setiap ceritanya... ☺
total 1 replies
Bilqies
aku mampir lagi Thor /Smile/
Genta Senja: makasih.... nanti Thor juga mampir lagi di karyanya Kak Bliqies
total 1 replies
Bilqies
awas bima nanti cemburu lagi ngeliat Alena Deket sama cowo lain 😬😬😬
Genta Senja: well.... jadi makin deg deg an...
Bilqies: pasti itu...
Karena kalau udah cemburu tandanya bima udah ada rasa sama Alena dan bima gak bakalan biarin yang udah jadi miliknya dekat sama cowo lain 😬😬😬
total 3 replies
Bilqies
aku mampir lagi Thor, semangat terus yaa menulisnya /Smile/
Genta Senja: siaaap
Bilqies: siap Thor ..
jangan lupa mampir juga di karyaku
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!