NovelToon NovelToon
11:12 - Rooks Stand Sentinel

11:12 - Rooks Stand Sentinel

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Bullying di Tempat Kerja / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:10k
Nilai: 5
Nama Author: Suryavajra

Trust-issue bukanlah kelainan jiwa. Semua orang dapat mengalaminya.

Di saat ekspektasi kita terlalu tinggi dan ternyata tidak tercapai, maka kekecewaan bisa saja terjadi.

Cerita fiksi dengan latar belakang kota London, Inggris di tahun 2019. Semua karakter, nama, tempat, maupun organisasi adalah bagian dari cerita, bukan mewakili kondisi sebenarnya di dunia nyata.

Disarankan berusia di atas 18 tahun untuk membaca cerita fiksi ini karena mengandung adegan kekerasan, pembunuhan, perkataan kasar, penyalahgunaan obat, dan aktivitas merokok.

Cerita mengandung beberapa ungkapan yang ditulis dalam bahasa asing dan istilah keuangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suryavajra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 16 - London, Carnaby Street - 10/12/2019 13.22 HRS

A Silent Dialogue.

“HAH?” Ann tampak terkejut hingga jatuh terduduk di lantai. Tangannya masih memegang gagang telepon.

“Ada apa Ann?” Dayton mendekat.

“Ini Charlotte! Charlotte,” kata Ann terbata-bata, “Ini.. ini.. Er Charlotte, ini ada Dayton! Aku sambungkan ke speaker phone ya, supaya Dayton bisa mendengar!”

Ann menekan tombol speaker phone, Charlotte menceritakan kejadian di Ashford. Dayton mendengarkan dan sesekali bertanya rinciannya. Sementara itu, Ann rasanya sudah mau pingsan.

Sambil mendengarkan cerita Charlotte, tanpa disadari Ann ikut menangis. Ann minta Charlotte dan Scarlett segera pulang. Ia juga minta Amisha datang ke kantor saat itu juga.

“Tetaplah di situ, Charlotte!” kata Dayton, “Aku akan menelepon beberapa orang di Ashford. Polisi Kent akan menjaga rumah Amisha!”

“Jangan!” teriak Charlotte, “Jangan melibatkan polisi, Dayton.. Please.. Please.. Please..”

“Er.. kenapa?” tanya Dayton tidak mengerti.

“Jika terlihat ada polisi mendatangi kami, maka.. Maka..” Charlotte tiba-tiba menangis lagi.

“Jika melibatkan polisi..” tiba-tiba Scarlett ikut bicara, “Aku akan dibunuh mereka, dan sebelum dibunuh, aku akan diperkosa lebih dulu oleh mereka..”

“PENJAHAT JAHANAM!” teriak Dayton kesal sambil berdiri mengepalkan tinjunya.

“Scarlett..” Ann menangis sesenggukan.

“Oke.. oke..” Dayton menenangkan.

Ia sejenak tidak bisa berpikir tentang apa yang harus ia lakukan.

“Pekerjaan apa ini!” Dayton bertanya kepada dirinya sendiri, “Seharusnya WEE adalah pekerjaan yang ringan hanya mendengarkan orang curhat, kenapa jadi seperti ini sih?!”

Dayton kesal sendiri berjalan ke sana ke sini, sementara Ann hanya bisa menangis.

“Charlotte, kau masih di situ?” tanya Dayton.

Charlotte membersihkan ingusnya, “Masih, Dayton.. Aku di sini..” jawab Charlotte dengan suara sengau.

“Oke, aku tidak menghubungi polisi. Aku akan menghubungi NHS (National Health Service) di Ashford. Kalian jangan ke mana-mana, tetap di situ. Oke? Kau mengerti? Kalian mengerti?”

“Mengerti, Dayton..” jawab Charlotte.

“Baik.. tetaplah di situ sampai ambulan tiba. Aku berjanji tidak ada polisi. Berjanjilah kepadaku bahwa kalian tidak akan ke mana-mana! Kurir makanan juga akan aku kirim ke sana.”

“Oke oke.. Aku janji.. Tidak ke mana-mana.. Janji, Dayton..” jawab Charlotte lirih.

“Oke, kita akhiri telepon ini, dan tunggu di situ ya!”

Elara menengok ke ruangan depan dari dapur. Ia tidak berkomentar apa pun, hanya menghela nafas panjang.

Dayton berjalan ke depan sambil menelepon beberapa orang. Setelah selesai ia mendapati Ann bersiap memakai jaketnya lagi dan membawa kunci mobil.

“Ann?” panggil Elara, “Mau ke mana? Ayamnya sudah matang..”

Ann tidak menjawab Elara. Ia hanya menoleh ke arah Elara dengan mata sembab habis menangis.

“Ann!” Dayton mencegah Ann pergi, “Mau ke mana?”

“Aku harus menjemput mereka, Day..” jawab Ann. Dayton masih memegang lengan Ann supaya tidak pergi. “Aku harus menjemput mereka..”

“Oke! Begitu saja ya!” Dayton mengakhiri percakapan di telepon.

Ann kembali hendak pergi tapi Dayton menahannya dengan kuat. Akhirnya tangis Ann pecah. Dayton segera memeluk Ann dengan erat, dan Ann menangis keras di bahu Dayton.

Elara beradu pandang dengan Dayton. Mereka berdua tidak berkata apa-apa. Elara kemudian kembali ke dalam.

Dayton tetap memeluk Ann sambil membelai rambut Ann dengan lembut supaya Ann tenang. Tapi Ann malah menangis lebih keras lagi.

Ann tidak tahu apakah saat itu ia harus senang atau sedih. Sepanjang ia kenal Dayton, baru kali itu dia dipeluk Dayton senyaman ini. Diam-diam Ann merasa sedikit senang bisa dipeluk Dayton, tapi di saat yang bersamaan ia juga sedih atas kejadian yang menimpa ketiga temannya di Ashford.

Namun Ann tidak mau juga disebut sebagai Schadenfreude, senang di saat orang lain susah. “Ah tidak, schadenfreude adalah sebuah sikap senang melihat orang lain susah. Ini bukan schadenfreude!” kata Ann dalam hati.

Dayton tetap membelai rambut Ann sampai tangisnya reda, sambil membisikkan pendapatnya tentang mengapa Ann tidak perlu pergi menjemput. Charlotte akan dijemput ketika mereka sudah mendapat perawatan medis. Menurut Dayton, berbahaya bagi Ann untuk pergi ke Ashford dengan luapan emosi.

“Setelah Charlotte, Scarlett dan Amisha menerima perawatan medis dari NHS, kita akan jemput mereka ke sana.” bisik Dayton, “Sekarang habiskan dulu ayam gorengmu. Elara sudah membuatnya.”

Ann menggelengkan kepala, ia memegang punggung Dayton lebih erat, tidak rela jika Dayton melepaskan pelukannya di saat itu. Biarlah 5 menit lagi berlalu.

Ponsel Dayton berbunyi, ia melihat ada pesan baru di layar ponselnya.

“Ambulan sudah sampai, mereka sedang mendapatkan perawatan medis.” kata Dayton sambil melihat pesan singkat di layar teleponnya, “Apakah kau sudah merasa lebih baik sekarang?”

Sebetulnya Ann sudah merasa lega dan lebih baik. Tapi ia terpaksa meneruskan sandiwara pura-pura masih menangis supaya tetap dipeluk Dayton.

“Oke kita berangkat 1 jam lagi ke Ashford? Atau 30 menit lagi?”

Ann tidak menjawab.

Tiba-tiba terasa ada tangan sedikit berkeriput melepaskan jari-jemari Ann dari punggung Dayton.

“Bibi Elara?” Ann kebingungan.

“Kemari sebentar!’ kata Elara menarik tangan Ann ke ruang belakang, “Dayton makan lah dulu sebelum berangkat ke Ashford. Aku perlu anak ini di dapur!”

Ann kewalahan ditarik tangannya tiba-tiba oleh Elara, ia sampai berlari kecil hampir tersandung.

Dayton tidak memperhatikan mereka berdua. Ia lebih suka segera melahap ayam goreng buatan Elara.

“Bibi Ela!” bisik Ann di dapur, “Kenapa?”

Elara melirik ke ruang depan, kemudian kembali ke hadapan Elara yang jauh lebih tinggi daripadanya.

“Eejit! Eejit!” Elara berkali-kali memukul pelan dahi Ann.

“Aw Bibi Ela,” protes Ann berbisik, “Ada apa??”

Elara menjewer telinga Ann sampai Ann menunduk, “Kau ini! Kalau tidak aku tarik ke dapur, 1 menit kemudian Dayton akan tahu sandiwaramu dan dia tidak akan memelukmu sampai kapan pun!”

“Aw!” Ann melepaskan jeweran Elara dan duduk di kursi dapur.

Ann agak terkejut ketika Elara mengetahui tipu muslihatnya supaya bisa dipeluk Dayton lebih lama, “Tahu dari mana kau bibi Ela?”

“Aku pun pernah muda!” Elara gemas melihat Ann.

Ann memajukan bibirnya dan merajuk.

“Oke..” kata Elara lagi, “Kau berhak menikmati hari ini! Tapi aku ingatkan kau ya.. Jangan terlalu terbawa suasana! Jika hasil akhirnya tidak sesuai keinginanmu, jangan menyalahkan dirimu, jangan menyalahkan siapa-siapa!”

“Ah, bibi Ela!” Ann merajuk lagi, “Baru senang sebentar, mengapa kau menceramahiku dengan kata-kata yang demotivasi?”

“Bukan demotivasi!” Elara melotot, “Tapi kenyataan!”

“Kenyataan apa bibi Ela?” Ann penasaran.

Elara tidak menjawab. Ia sibuk menyiapkan minuman.

“Bibi Ela!” bisik Ann lagi, “Katakan padaku! Apa kau tau siapa pacarnya Dayton?”

Elara hanya menoleh ke arah Ann sambil melotot.

“Bibi Ela! Ayo katakan sesuatu!”

“Jangan kepo!” kata Elara tegas.

“Kepo itu apa?” tanya Ann, “Aku tidak mengerti!”

“Kepo itu ingin tahu urusan orang lain! Jangan ikut campur urusan yang bukan masalahmu!”

“Tapi kan Dayton urusanku, bibi Ela.. bukan urusan orang lain..”

“Kata siapa?” Elara sudah selesai menyiapkan minuman.

Ann menghentak-hentakkan kakinya ke lantai perlahan sambil merajuk lebih parah.

“Ini!” kata Elara sambil menyerahkan nampan berisi 2 cangkir teh, “Bawa ke luar dan minum bersama Dayton. Setelah selesai, jemputlah Charlotte!”

“Teh apa ini?”

“Teh Turki, teh dengan madu dan daun mint!”

“Apakah bibi Ela coba-coba resep dari YouTube lagi?”

Elara tidak menjawab lagi, ia hanya mendorong perlahan agar Ann menemui Dayton dengan dua cangkir teh tersebut.

Dayton mendengar langkah Ann menuju ruang depan. Ia lalu menengok, “Mau berangkat sekarang Ann?”

“Bibi Ela menyuruh kita minum ini dulu sebelum berangkat..”

“DASAR BODOH!” teriak Elara dalam hati “Hal seperti itu tidak usah dilaporkan! Hadehhh!!!”

Kali itu Elara Windsor yang memajukan bibirnya sambil menghentak-hentakkan kakinya di dapur. Tobat dengan kepolosan Ann yang tidak punya strategi mendekati Dayton.

Elara langsung keluar dari dapur lalu menyalakan kembali televisi di ruang depan. Ia kesal sekali dengan Ann yang tidak bisa bersikap elegan seperti layaknya seorang lady.

“Pagi tadi, kekacauan terjadi di depan air mancur Piccadilly Underground. Seorang pria, maaf, yang bisa kami katakan, er seorang maniak, berusaha memperkosa seorang gadis di tempat umum. Untung saja respon pejalan kaki, turis, dan rekan korban, demikian menurut laporan yang kami dapatkan, berhasil menggagalkan aksi terkutuk itu. Sayang sekali, saat ini semua unggahan media sosial yang sempat tayang tadi pagi, mendadak terhapus semua. Demikian juga dengan rekaman CCTV tidak bisa diakses, membuat pihak kepolisian tidak bisa melanjutkan penyelidikan. Kami menganjurkan, jika anda memiliki rekaman kejadian yang memalukan di pagi hari tadi, yang berlangsung di sini, di Piccadilly Circus Underground, anda boleh menghubungi polisi Britania Raya di mana pun anda berada. Saya Teddy Trevor, melaporkan dari Piccadilly Underground.”

“Oh!” Ann menunjuk televisi, “Itu kan Amisha tadi pagi.. Di Piccadilly.. Mengapa unggahan media sosial dan CCTV hilang?”

Elara segera mengubah channel televisi menjadi tayangan film Shaun The Sheep.

Ann menoleh ke arah Elara. Elara Windsor menatap tajam ke arah Ann dan mencoba mengirim telepati “Bisakah kau diam saja dan nikmati teh Turki dengan pujaan hatimu?”

Ann langsung tertunduk perlahan.

Elara puas, ia merasa pesan telepatinya sampai ke otak Ann. Walau sebenarnya tidak demikian.

“Well,” Dayton melirik jam tangannya, “Sepertinya kita sudah harus berangkat Ann, sebelum terlalu malam. Sepertinya malam nanti London akan diguyur hujan lebat.”

“Bibi Ela, kami berangkat ya,” kata Ann pelan.

Dayton beranjak dari tempat duduknya.

Ann juga berdiri, menyempatkan diri menoleh ke arah Elara.

Elara melihat ke arah jaket putih milik Ann. Ann awalnya sudah di depan pintu. Ketika ia melihat lirikkan Elara ke arah jaketnya, ia sadar bahwa ia melupakan sesuatu. Ia segera mengambil jaket itu dan memakainya. Kemudian ia berniat menyusul Dayton ke luar.

Tapi Elara kembali melirik scarf milik Ann yang tergeletak di meja. Ann yang sudah setengah jalan menuju pintu keluar, jadi buru-buru kembali dan menarik scarf tersebut.

Elara kembali menatap Ann dan mengirimkan telepati, “Ngobrol lah di mobil,”

Ann membalas tatapan Elara sebentar, lalu berlari kecil menghampiri Dayton yang sudah menunggu di depan pintu.

Sebelum ke tempat parkir, Ann menengok Elara lagi yang memperhatikan dari jendela.

“Eejit!” Elara berbicara tanpa suara, dengan gerakan mulut yang diperjelas. Ia berharap Ann bisa membaca gerak bibirnya.

Ann membalikkan badannya lalu menampakkan jari tengah di punggungnya ke arah Elara.

“Iblis kecil terkutuk!” gerutu Elara Windsor sambil tidak bisa menahan tawanya lagi.

1
Suryavajra
ini kelewatan ga riset dulu kak.. semoga ada.. pas ngetik episode ini, pas baru pulang dari Alfamart. Dekat kasir ada Chupa Chups hahahaha 🤣🤣🤣🤣
Suryavajra
wahahahahahahaha.. itu yang di profile picture namanya Bumbung kak.. tadinya mau dibikin cerita fabel tapi takutnya boring, karena kerjaan kucing cuma tidur, makan, kejar cicak, tangkap lalat, mengamati laba-laba.. ga ada plot twist 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rona Risa
ibaratnya angan film romantis kenyataan kocak kayak film domba... yah pertanda bertepuk sebelah tangan kalau begini 😂
Suryavajra: wkwkwkwkwkwkwkwk 🤣🤣🤣🤣🤣
Rona Risa: lah emang tanda-tandanya sejelas mendung mau hujan 😂😂😂
total 3 replies
Rona Risa
kayak fifty shades of grey gitu? 😂
Suryavajra: wkwowkwowkwowkwowkwowk
total 1 replies
Rona Risa
ditangkap lalu disiksa sampai amnesia?
Suryavajra: nyaris kirim 3 batang coklat almond hahahahahaha 🤣🤣🤣🤣
Rona Risa: haha bagus saya masih manusia, bisa keliru 😆
total 3 replies
Rona Risa
bau ya? 🤣🤣🤣
Suryavajra: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Rona Risa
hai pus 🐱 apa itu kamu yang di profil picture author? 😂
Rona Risa
oh di london juga ada chupa chups ya? 😂
Rona Risa
sugar rush. awas lompat-lompat dalam mobil nanti 🤣
Rona Risa
jangan kebanyakan melamun ann 😂
Rona Risa
hmmm menarik
Rona Risa
true 😅😁
Rona Risa
interesting... kakek buyutku juga panjang umur walau perokok berat. tapi dulu dia merokok dengan rokok organik--tembakau yang dilinting pakai klobot (daun jagung kering kalau gak salah). sementara rokok buatan pabrik sekarang kan ada zat kimianya. bukankah benar jadi ada resiko membunuh? 🙃
Rona Risa
ini sudah setara mafia sih
Rona Risa
sekolahin dulu makanya biar pintar 🤣
Rona Risa
junior kalah sama senior 😂
Rona Risa
wah dapat istilah baru... 😯
Rona Risa
mix feelings ya ann 😅🥲
Rona Risa
😂😂😂😂😂😂😂
Rona Risa
olok-olok khas untuk polisi 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!