Menikah karena wasiat, itulah yang di alami Clea. ia terpaksa menikah dengan Renei Suprapto, pria tampan, mapan dan matang dan juga suami orang. Margareth istri Renei yang menginginkan pernikahan itu terjadi karena ia sedang sakit keras. Margareth tidak ingin sepeninggal dirinya Renei kesepian karena itu ia menjodohkan suaminya dengan Clea gadis berusia dua puluh tahun yang tak lain adalah petugas terapis Margareth selama sakit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 30 Kembar?
Selesai makan malam Renei beserta keluarga bergegas pergi meninggalkan restoran. saat akan memasuki mobil ia melihat seseorang yang seperti ia kenal.
"Mas..." Clea mengikuti pandangan Renei.
"Hmm ayo kita pulang" kata Renei sambil menutup pintu mobilnya.
Sementara Marisa di kursi belakang hanya diam menatap jalanan. pikirannya jelas sibuk pada dua sosok pemuda yaitu Miguel dan Robert. siapa duga keduanya bersaudara. Marisa merasa di permainkan oleh mereka.
"Marisa?" Suara Clea membuyarkan lamunan Marisa.
"Iya Cle?"
"Kau mau pulang ke rumah papi atau mau menginap sama kami?" tanya Clea.
"Oh aku pulang saja kak" kata Marisa pada Renei yang mengemudi.
Renei hanya diam tidak menjawab. rupanya ia sendiri juga sibuk dengan pikirannya. sosok yang tadi ia lihat di parkiran restoran membuatnya bingung.
Clea memandang Renei lalu menoleh ke Marisa yang duduk di belakang kembali melamun. ia hanya menggeleng kepala. Kakak beradik yang sungguh membingungkan.
"Mas ada apa?" tanya Clea setelah mobil tiba di halaman rumah dan Renei tidak juga keluar dari dalam mobil nya.
"Tidak ada apa-apa, ayo masuk" Renei kembali terasa dingin pada Clea.
Clea menatap Renei yang berjalan di depannya dengan cuek. sebagai seorang istri ia yakin ada. sesuatu yang mengganggu pikiran Renei.
Di kamar Renei segera melepas jasnya ia menggulung lengan kemejanya lalu berjalan menuju ruang kerjanya tanpa menghiraukan Clea. Renei duduk termenung, ia yakin tadi yang ia lihat adalah wanita yang mirip dengan Margareth. tidak salah lagi, wanita itu benar-benar mirip dengan Margareth, mendiang istrinya.
Renei memejamkan matanya, mengingat kembali wajah Margareth lalu tanpa ia duga melintas juga wajah Clea di benaknya.
Renei menghela napas pelan, ia bukan tertarik dengan wanita yang mirip Margareth tadi hanya saja ia penasaran. apa mungkin di dunia ini Margareth memiliki kembaran. tapi ia tidak pernah tahu jika istrinya itu terlahir kembar.
Clea membersihkan riasannya di depan cermin. wajahnya terlihat bimbang, Renei aneh sejak pergi dari restoran tadi. Clea yakin ada sesuatu yang mengganggu pikiran suaminya itu.
Clea memutuskan menyusul Renei ke ruang kerja, ia ingin tahu sebenarnya ada apa.
"Mas...?" Clea.mengetuk pintu ruangan kerja Renei.
"Hmm" Renei berdiri dari duduknya berjalan membuka pintu.
"Ada apa? tidurlah duluan" kata Renei masih memegang gagang pintu seolah ia mengusir Clea secara halus.
"Apa terjadi sesuatu? sejak pulang dari restoran mas terlihat aneh lebih pendiam" tanya Clea.
Renei menatap wajah Clea, ada sorot tidak tega di mata Renei untuk mengabaikan Clea.
"Hanya masalah pekerjaan, baiklah ayo kita ke kamar" kata Renei. kali ini ia berjalan bersisian dengan Clea. ia tidak berjalan di depan maupun di belakang Clea.
Tangan Renei merengkuh bahu Clea ia memeluk gadis itu seraya berjalan menuju kamar mereka.
"Aku sudah disini, apa mau mu?" tanya Renei sembari melepas kancing kemejanya.
Clea terkejut, ia mencari Renei ke ruang kerja bukan untuk mengajak pria itu berhubungan panas tapi karena penasaran saja apa terjadi sesuatu pada suaminya itu.
Clea memundurkan langkahnya. wajahnya menegang saat Rene semakin mendekat ke arahnya.
"Mas aku hanya...tadi aku.." tubuh Clea membentur meja rias. ia terpojok sekarang.
Renei tersenyum memiringkan sudut bibirnya. kedua lengannya mengungkung Clea. gadis itu tidak bisa bergerak kemana-mana sekarang.
"Kau haus bertanggung jawab Clea, kau yang memancing ku!"
