Pelakor Masuk Ke Tubuh Menantu Sampah

Setelah membantu para pelayan, Amira kembali ke ruang utama dan melihat semua orang mulai membahas masalah perusahaan.

Amira duduk di samping suaminya sembari menajamkan telinganya mendengar pembicaraan semua orang.

"Pokoknya proyek besar ini adalah proyek yang harus dimenangkan, oleh itu, kita membutuhkan orang yang tepat untuk menanganinya. Dan putraku, Brama adalah yang paling tepat untuk menangani proyek ini, sekali gus menjadi direktur perusahaan."Ucap Raisel mengungkapkan kebanggaannya atas putranya.

"Kakak pertama terlalu yakin, namun kemampuan putraku juga tak kalah dari cucu pertama keluarga Barata. Pokoknya aku tidak setuju jika mengangkat direktur hanya karena melihat urutan lahir seseorang. Tapi semuanya harus ditentukan dari kemampuan dan kualitas."Ucapkan Haikal yang merupakan putra kedua keluarga Barata.

"Heh! Siapa bilang anakku tidak memiliki kemampuan dan kualitas?!! Jelas dia, selain cucu pertama, dia juga memiliki kemampuan yang lebih baik dari siapa pun di keluarga ini!!!" Kata Raisel membela putranya.

Amira langsung mengerti arah pembicaraan, jadi perempuan itu mencondongkan tubuhnya ke arah Fernando dan berbisik, "Suamiku, apakah kau juga berniat menjadi direktur?"Tanya Amira.

Fernando sangat terkejut akan pertanyaan istrinya, sebab selama ini dia dianggap sebagai cucu tak berguna di keluarga Barata, karena beberapa kali mengacaukan proyek perusahaan.

Jadi mana mungkin dia masih berharap untuk menjadi direktur?

"Jangan berisik," ucap Fernando pada istrinya.

Dia tidak ingin merusak pembicaraan keluarga mereka, karena dia tidak memiliki kemampuan untuk bersaing dengan keluarga Paman pertama dan Paman keduanya.

Tetapi Amira yang mendengar suaminya, ia langsung menghela nafas, lalu menatap nenek mertuanya, "Aku setuju dengan usul paman kedua. Untuk menjalankan perusahaan, bukan hanya dilihat dari cucu pertama atau bukan, tapi dari kemampuan orang itu sendiri."Ucap Amira mengejutkan semua orang.

Mengapa perempuan itu berani berbicara?!!

Namun Haikal merasa bahwa Amira sedang mendungkungnya.

'Akan bagus kalau keluarga adik ketiga bisa mendukungku.' pikirnya dalam hati lalu ikut berkata, "Amira benar, jangan hanya cucu pertama yang diberi peluang besar untuk memimpin perusahaan. Tapi lihat juga kemampuan, siapa yang paling pantas melakukannya." Ucap Haikal.

"Hah, memangnya kau pikir putraku tidak punya kemampuan? Baiklah, kita lihat siapa yang paling berkemampuan memimpin perusahaan!!" Ucap Rizal merasa kesal.

Beraninya mereka menantang putranya yang adalah yang cucu pertama keluarga Barata.

Rena tidak punya pilihan, dia langsung berkata, "Karena semuanya sudah setuju, maka cucu pertama dan kedua akan bersaing dalam proyek ini, siapa pun yang bisa memenangkan proyeknya akan menjadi direkturnya."

Raisel dan Haikal mengangguk. Mereka masing-masing bangga pada putra mereka sendiri.

Tetapi Amira, perempuan itu mengepalkan tangannya ketika mengetahui bahwa suaminya yang merupakan cucu keempat yang benar-benar tidak diperhitungkan.

Jadi dia langsung berkata, "Kenapa hanya sepupu pertama dan kedua saja? Keluarga ini juga memiliki suamiku sebagai cucu laki-laki!! Jadi suamiku juga harus diikutkan dalam proyek ini!!!" Ucap Amira membuat semua orang tercengang.

Pria yang tak tahu apa pun mau diikutkan?

"Istri diamlah!" Ucap Fernando yang tak mau bila istrinya semakin di benci oleh orang-orang.

"Menantuku tidak tahu apa pun, jangan lupa dengarkan dia."Ucap Bayu dengan khawatir sembari melirik Amira.

Amira langsung mendesah, "Ayah, mengapa ayah tidak mendukung suamiku? Dia juga cucu keluarga Barata, punya hak yang sama seperti sepupu pertama dan kedua. Bukan begitu nenek?" Ucap Amira kini bertanya pada Rena.

Tidak mungkin perempuan tua itu membuang cucunya sendiri.

Rena mendesah, "Baiklah, cucu terakhir juga akan ikut."

Raisel tak setuju, "Tapi Bu! Dia tidak punya kemampuan apa pun!! Sama sekali tidak bisa bersaing dengan putraku, jadi--"

"Kalau paman sudah tahu suamiku tidak punya kemampuan, jadi mengapa begitu takut? Sepupu pertama bisa dengan mudah memenangkannya bukan? Ataukah sama sekali tak punya kemampuan hingga khawatir jika suamiku malah mendapatkan proyek ini?"Amira bertanya dengan penuh provokasi.

Hal itu membuat Rizal merasa kesal, tapi Haikal langsung berkata, "Menantu benar, sepertinya Kakak pertama tidak yakin pada putranya, makanya begitu takut tersaingi oleh keponakan terakhir. Apakah Brama memang tidak punya kekuatan untuk melawan Fernando?"

"Sialan!! Lihat saja nanti, anakku akan memenangkan proyek ini!!!" Kesal Rizal tak terima di rendahkan.

Amira tersenyum, inilah yang ia inginkan, kesempatan untuk suaminya!