Kalo nanti kita gak bisa ketemu lagi dan aku nggak bisa tahu gimana keadaan kamu aku cuma berharap semoga hari-hari kamu baik ya semoga kebahagiaan selalu menyertai mu dan semoga kamu gak Pernah ngerasain sakit apa yang aku rasain, " Bumi langit Baskara
Kata orang cinta itu harus diperjuangkan Tapi apa mungkin gue harus Perjuangkan cewek yang gak Pernah menghargai gue
Bumi langit Baskara
" Luna gue cinta sama lo " Bumi langit Baskara
" Apa lo bilang lo cinta sama gue " Luna Calista
" iya "
" Maaf Bumi gue itu gak Cinta sama lo gue gak mungkin Pacaran sama Cowok miskin kayak lo Nanti apa kata orang nanti seorang Luna Calista berpacaran sama Cowok miskin, " Luna Calista
" Luna Bersamamu adalah impian ku Namun apakah Takdir masih bisa berpihak kepadaku aku Takut jika aku gak bisa bikin kamu bahagia,"
Ini kisah yang sangat sederhana Tentang anak laki-laki yang bernama Bumi, Bumi yang selalu memberi Cinta kepada Luna namun sebaliknya Luna yang selalu membuat dia hancur
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Cahayaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. KEHIDUPAN LUNA
Saat ini suasana hening menyelimuti makan malam keluarga Luna. Di saat makan malam keluarga diPenuhi dengan keharmonisan dan kebahagiaan, lain halnya dengan keluarga Luna.
Hanya ada keheningan dan dentingan sendok yang menyelimutinya.
" Gimana sekolah kamu," Tanya Arga
" Baik " sahut Luna dengan singkat. Ia tahu bahwa ini hanyalah sebuah basa-basi tidak Penting.
" Apa Kamu yakin " Arga kini menatap serius kearah Putrinya.
" Yakin Pa Semua nilai aku baik kok gak ada yang turun sedikit Pun itu kan yang Papa mau," Sahut Luna melempar Pertanyaan kepada Papanya.
" Bukan cuma keinginan Papa tapi itu kewajiban kamu untuk selalu mendapat nilai yang sempurna disekolah. Ingat Luna Pintar adalah kunci dari segala-galanya dan ingat satu lagi, jauhi hubungan Percintaan Karena itu hanya membawa kebodohan buat kamu, " ujar Arga yang kini menaruh sendoknya dan menatap serius kearah Luna dengan kedua tangan diatas meja.
Luna mengehentikan aktivitas memakanya, ia menatap bingung Pada Papanya itu.
" Percintaan ? Apa sih maksud Papa Aku gak Pernah Pacaran bahkan cinta yang tulus pun aku gak Pernah rasain dan dapetin, " ujar Luna dengan nada yang sedikit tinggi.
Intan selaku Mamanya yang sedari tadi hanya diam langsung mengambil sebuah handphone dari saku kerjanya.
" Liat " Dengan Penasaran Luna menerima handphone yang Mamanya sodorkan
Matanya langsung membulat sempurna saat ia melihat sebuah foto dirinya dengan Bumi di lapangan basket tadi siang. Foto yang rupanya cukup cepat tersebar di media sosial.
" Kamu harus Jauhi dia " ujar Intan dengan tegas.
" CK Jadi kalian berdua Pulang cepet dan makan malam dirumah cuma untuk membahas ini," Luna terkekeh hambar.
" Mama dan Papa gak mau kamu bodoh Luna cuma karena cinta Paham Kamu tau ini bisa mempengaruhi Pekerjaan Papa dan Mama, " ujar Arga menaikan nada bicaranya.
Luna menatap tidak Percaya kearah kedua orang tuanya.
"Jadi kalian berdua khawatirin aku tau khawatirin Pekerjaan kalian ? Ck. Oh iya lupa Pekerjaan kan lebih Penting dari Putri kalian sendiri, "
Brak
Arga kesal Pun menggebrak meja membuat situasi semakin mencekam.
" Kami berdua kerja itu untuk kamu Luna untuk kebahagiaan kamu, sekolah kamu, kehidupan kamu. Memang kamu Pikir kalau bukan karena kerja, kamu bisa menikmati kehidupan yang mewah seperti ini,"
" Apa uang kalian berdua apa bisa beli keharmonisan keluarga kita seperti dulu gak kan,"
" Cukup Luna Kamu itu sudah besar jangan bersikap kekanak-kanakan seperti ini," Ujar Intan dengan tegas.
" Aku yang kekanak-kanakan atau kalian berdua yang gak Punya Perasaan ? AKU UDAH MUAK SAMA KEBOHONGAN INI, " Ujar Luna meluap luap.
" Dan satu lagi, aku gak Pernah ada hubungan apapun sama dia Dan gak akan Pernah, " Setelah mengatakan kalimat tersebut Luna berlari menaiki tangga menuju kamarnya.
Didalam kamarnya, dengan tangan memeluk kedua lututnya Luna terduduk dibalik Pintu. Sudut matanya mengeluarkan sebutir cairan bening. Ia merindukan kehangatan keluarga nya tiga tahun lalu. Nyatanya hidup dengan kemewahan dan kekayaan, tak bisa menjamin adanya sebuah kebahagiaan. Dan Pada intinya kebahagiaan berawal dari sesuatu yang sederhana.
Matanya terpaku Pada sebuah Handsaplas motif love yang tertempel di siku tangannya. Ia mengingat saat dimana Bumi mengobati lukanya dengan telaten.
" Sakit yah ? Boleh gue tiup?"
" Kasian tangan lecet gini gara-gara gue "
" Hm, Simpen ini sebagai Pengingat kalo Lo Pernah gue obatin dan sebagai kenangan bahwa Lo Pernah kenal sama gue, "
Tanpa sadar sebuah senyum tipis terukir dibibir merah miliknya saat mengingat kejadian tadi.
" Lucu " ujar Luna tanpa sadar
......................
