Sekuel dari My Serenity. Menceritakan tentang Sera yang bar bar dan mempunyai keinginan untuk hidup bebas. Kepergiannya ke Rusia mempertemukannya dengan Alexei Dimitre Romanov, seorang bigboss perusahaan besar dan terkenal yang sekaligus seorang bos mafia.
Sera yang selalu membuat ulah dimanapun dia berada, menarik perhatian Alex.
Bagaimana kisah mereka? sesuai dengan judul que ser sera yang artinya "apa yang akan terjadi?" . Apa yang akan terjadi jika mereka bertemu?apakah akan menjadi petarungan yang menarik?qtau percintaan yang menarik? ikuti kisah mereka ya...semoga suka
FEEL FREE TO READ N SKIP YAAA... INI CERITA RINGAN..JANGAN MENGHARAPKAN CERITA BERAT N BERTELE TELE DISINI.. DISINI SEMUA KONFLIK RINGAN N CPT SELESAI.. OTOR MEMANG ANTI DRAMA YANG TERLALU KAYAK SINETRON BGT..
ig author.. @zarin.violetta
(Sedang proser revisi puebi dll)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#35
Alex memegang tangan Sera dan menciumnya.
Sera kembali ke kantor dan melihat di ruangan kerjanya ada Shasa.
"Apa kau tidak bekerja nona?" tanya Sera.
"Bosku sedang keluar, jadi aku ingin disini sebentar. Lagi pula ini sudah hampir sore," kata Shasa santai.
Diruangan itu hanya ada mereka bertiga. Karena beberapa staf ada yang meeting dan tugas luar.
"Hei, ada apa dengan wajahmu nona?" tanya Diane.
"Entahlah..aku sedang tidak mood hari ini," jawab Sera.
"Bukankah ibumu datang tadi?seharusnya kau bahagia," kata Diane.
"Ya, aku bahagia. Ini bukan masalah itu. Hanya saja sepertinya aku sudah jatuh cinta pada Alex," kata Sera.
"Lalu? Bukankah itu hal yang lumrah? Wanita mana yang tidak jatuh pada Tuan Alex? Oh God, apa lagi kalian sudah tidur bersama," kata Shasa.
"Sudah kubilang kami belum pernah bercinta."
Shasa dan Diane tampak saling berpandangan.
"Sera, Tuan Alex pria dewasa yang normal, dia pasti mempunyai gairah *** yang besar. Apa kau tidak takut dia akan mencari wanita diluar untuk memenuhi kebutuhan biologisnya?" Shasa mulai memanas manasi Sera.
"Hei, aku akan membunuh wanita itu jika itu sampai terjadi."
"Huuuu takuuutt," Shasa tertawa geli melihat sikap bar bar Sera yang muncul kembali.
"Apa kau belum yakin? Jika belum, jangan lakukan. Kau yang tahu apakah Tuan Alex benar- benar serius padamu atau tidak. Tapi kurasa dia juga jatuh cinta padamu, Sera," ata Shasa.
"Really?"
Shasa dan Diane mengangguk secara bersamaan.
"Sebaiknya kau tanyakan saja padanya langsung. Biasanya kau kan selalu blak blakan," kata Diane sambil memakai cemilannya.
Sera hanya mengangguk.
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
"Apa masih lama?" tanya Sera pada Alex yang masih sibuk dengan pekerjaannya meskipun sudah menunjukkan pukul 8 malam.
"Kau bisa pulang dulu, Sayang. Sepertinya aku masih lama. Biar supir yang mengantarmu," kata Alex.
"Tidak, aku ingin pulang bersamamu,"kata Sera yang berada di sofa dalam posisi tidur-tiduran sambil memainkan ponselnya.
"Aku akan sangat lama," kata Alex lagi.
"Kau tidak ingin pulang bersamaku?" tanya Sera dengan wajah penuh selidik.
"Besok aku akan keluar kota bersama James. Jadi dokumen ini harus siap malam ini. Dan ini memakan waktu yang lama. Bisa-bisa kau tertidur disini nanti," Alex berusaha menjelaskan.
Sera beranjak dari sofa dan pergi dari ruangan Alex.
Alex mengejar Sera dan menarik tangannya.
"Kenapa kau selaku marah akhir akhir ini?" kata Alex.
"Entahlah, aku hanya merasa kesal saja jika semua tidak sesuai dengan keinginanku," jawab Sera apa adanya.
Alex memeluk Sera dan mencium puncak kepalanya.
"Maaf, aku terlalu kekanak-kanakan," lanjut Sera.
Alex menengadahkan kepala Sera dengan kedua tangannya lalu menggesekkan hidungnya pada hidung Sera.
"Tidak, aku yang terlalu tidak peka. Maaf," bisik Alex lalu mencium bibir Sera lembut.
"Aku akan pulang dengan supir saja. Kau lanjutkan saja pekerjaanmu," Sera akhirnya tersenyum.
Alex mengangguk dan mengecup kening, hidung dan bibir Sera.
Lalu Sera pun keluar dari perusahaan dan pulang ke apartemennya.
Ditengah perjalanan sang supir tampak gelisah. Dan Sera merasa lau mobil terlalu cepat.
"Paman, apa ada masalah?" tanya Sera.
"Sepertinya remnya blong, Nona," kata supir dengan nada panik.
"WHAATT??!!" Sera akhirnya ikut panik meskipun sudah berusaha tenang.
"Cepat tarik tuas Rem tangannya," teriak Sera.
Jalanan terlihat masih lumayan ramai karena belum terlalu malam.
"Ini jalan tol, Nona. Tidak bisa. Kita akan tertabrak dari belakang."