NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Demi Adikku (Naik Ranjang)

Terpaksa Menikah Demi Adikku (Naik Ranjang)

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Nur Aini

Caca terpaksa harus menikah dengan suami adiknya yang tengah terbaring sakit di salah satu kamar rumah sakit.

"Kak, aku mohon, menikahlah dengan abang Alden!" Ucap Lisa, sang adik di waktu terakhirnya.

Caca menggeleng tak setuju. Begitu juga dengan Alden. Tapi mendengar Lisa terus memohon dengan suara seraknya yang nyaris hilang dan dengan raut wajahnya yang menahan segala rasa sakitnya, Caca pun akhirnya menyetujui permohonan terakhir adiknya.

Bagaimana kelanjutan kisah mereka?

Yuk langsung saja intip serial novel terbaru Author!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 Ternyata sesakit ini?!

Begitu sampai dirumah, Alden disambut oleh mamanya dan juga papanya.

"Bagaimana, lancar semua?" Tanya Adnan pada Alden.

"Alhamdulillah lancar, pa."

"Bagus."

"O iya ma, ini hadiah buat mama."

Alden meberikan hadiah berupa parfum untuk mamanya.

"Parfum?"

"Iya, ma."

"Mmm, makasih sayang. Kamu memang paling tahu kesukaan mama."

Nadin memeluk putra kesayangannya itu.

"Ca, kamu sehat, nak?" Tanya Adnan pada menantunya yang sejak tadi berdiri diam saja.

"Alhamdulillah sehat, pa." Sahutnya.

Alden melepaskan diri dari pelukan mamanya. "Ma, besok aku mau mengunjungi Lisa. Mama mau ikut?" ujarnya.

"Mau dong sayang. Kamu pasti kangen sama Lisa."

"Iya, ma. Aku kangen banget sama Lisa. Sejauh apapun aku pergi, hanya Lisa yang aku ingat, ma."

Adnan menatap raut wajah Caca yang tampak tersenyum mendengar Alden mengatakan kerinduannya pada Lisa. Sekilas memang terlihat senyum itu bahagia.

Padahal, nyatanya Caca mati matian menahan agar hatinya tidak merasa cemburu pada adiknya sendiri. Ya, Caca akan selalu memegang janjinya untuk tidak menggantikan adiknya di hati Alden. Karena itulah dia sangat ingin mengakhiri pernikahan ini.

"Al, istirahatlah dulu. Kamu pasti capek." Ujar Adnan.

"Iya, pa."

Alden mencium pipi mamanya, barulah kemudian dia melangkah naik sendirian saja dengan melewati Caca bahkan tanpa menegur Caca seakan dia tidak melihat keberadaan Caca.

Adnan merasa iba pada Caca. Tapi, Nadin merasa sangat bahagia. Dia berpikir jampi jampi pengusir sihirnya berhasil saat melihat bagaimana Alden memperlakukan Caca sedingin itu.

Nyatanya, setibanya di kamar. Alden langsung memengan tangan Caca yang baru saja masuk ke kamar dan menutup pintu. Caca bahkan kaget karena Alden menyentuh tangannya untuk pertama kalinya.

"Besok aku akan ke makam Lisa. Kamu ikut ya!" Ajaknya lembut.

Caca bingung dengan perubahan sikap Alden yang kadang cuek, kadang ketus, kadang lembut dan kadang menghangatkan.

"Lisa pasti kangen sama kamu."

"Tapi, mama tidak akan suka kalau aku ikut." Sahut Caca.

"Aku akan memastikan mama tidak bisa menolak kamu untuk ikut."

"Baiklah aku ikut." Sahutnya setuju.

Alden masih memegang tangan Caca dan dia juga menatap kedua bola mata Caca yang terus berkedip karena dia tidak nyaman ditatap seperti itu.

"Aku belum sholat isa."

Caca hendak melepaskan tangannya dari Alden, tapi Alden malam menarik tangan itu dan membuat Caca masuk dalam pelukannya.

"Aku sangat merindukan kamu, sayang." Ucap Alden tiba tiba.

Dug

Detak jantung Caca semakin cepat, napasnya bahkan tak beraturan. Dia tidak mengerti mengapa Alden tiba tiba memeluknya dan memanggilnya dengan sebutan sayang.

"Lisa, sayang. Aku sangat merindukan kamu."

Duarrr

Jantung Caca seakan meledak saat Alden menyebut nama Lisa. Rupanya Alden sedang berhayal seakan dia memeluk Lisa istrinya.

"Sadar, Caca. Hanya Lisa yang Alden cintai selamanya. Kamu jangan seperti ini. Kamu tidak boleh kesal, marah apa lagi cemburu. Ingat janjimu pada Lisa. Kamu hanya akan menjaga posisi Lisa bukan menggantikan apa lagi merebut." Gumam Caca dalam hatinya.

Pelukan itu selesai. Alden memalingkan wajahnya dari Caca dia bahkan membelakangi Caca.

"Maafkan aku, Ca. Melihat matamu membuatku merindukan Lisa. Aku minta maaf karena membuat kamu bingung." Ucapnya datar.

Caca tersenyum getir, tapi dia berusaha untuk tersenyum manis.

"Tidak usah minta maaf. Aku paham kok. Dan aku mengerti sekarang mengapa kamu belum mau menceraikan aku. Tidak apa kok, kalau kamu rindu sama Lisa dan butuh bantuanku untuk melepaskan rindumu, tidak apa apa. Aku paham." Ucap Caca berusaha terdengar baik baik saja.

"Aku mau ambil wudu dulu."

Caca langsung ke kamar mandi. Dia berdiri di depan cermin wastafel. Ditatapnya kedua bola matanya yang bahkan sama sekali tidak mirip Lisa. Menurutnya yang mirip dengan Lisa itu hanya senyumannya saja.

Tapi, mungkin Alden menatapnya begitu. Dia mungkin merasa mata Caca mirip dengan mata Lisa.

Byuurrr

Caca mengguyur wajahnya dengan air sebanyak mungkin dan berkali kali.

"Apa ini. Kenapa rasanya sakit sekali disini.." Bisiknya sambil menyentuh dadanya.

Air mata pun berjatuhan begitu deras dari pelupuk matanya.

"Kenapa aku malah nangis. Harusnya aku bahagia karena Alden sangat mencintai Lisa." Gumamnya sambil berusaha mengusap air mata yang terus berjatuhan semakin deras dan terasa hangat.

Bukan hanya Caca yang menangis. Alden juga menangis. Dia berdiri di balkon menatap keindahan kota malam ini. Air matanya menetes perlahan tanpa dia coba halangi.

Tangan Alden menepuk nepuk pelan hatinya yang terasa sakit.

"Maafkan aku.. sungguh maafkan aku.."

Maaf itu entah tertuju pada siap, hanya Alden yang tahu.

Ceklekkk

Begitu mendengar suara pintu kamar mandi dibuka, dengan cepat Alden menghapus air matanya. Dia pun segera menyulut sebatang rokok.

Caca keluar dari kamar mandi setelah merasa lebih baik. Dan kini dia melaksanakan sholat isa dengan khusuk tanpa ada yang mengganggu.

Usai Sholat, Caca melihat Alden masih menyesap rokonya di balkon. Tidak ingin mengganggu, Caca pun segera tidur. Dia memilih tidur di sofa. Rasanya aneh jika dia yang bukan tuan rumah harus tidur di kasur empuk itu.

Lagi pula, di kasur itu sudah pasti banyak kenangan Alden bersama Lisa. Caca tidak ingin merusak kenangan indah mereka.

1
Sweet Girl
emang otakmu ya Alden...
udah Tor... pisahkan aja Alden sama Caca...
Sweet Girl
Hah....???
Sweet Girl
Innaalillahi...
Sweet Girl
Nah luuuu
Sweet Girl
Baguslah... punya pikiran gitu...
Sweet Girl
Rasain lu Yuuuu
Sweet Girl
percuma... kamu labil...
Sweet Girl
Nah Khan...
Sweet Girl
Kamu aja Bodoh Den...
Sweet Girl
Papamu lebih pinter dr kamu Alden...
Nopy Wiwik
tinggal kisah Alden,
Sweet Girl
Pasti Lisa yang sudah mengatur semuanya.
Sweet Girl
bwahahahaha hati hati lhoooo dok... nanti tak laporin lhooo
Sweet Girl
Lhaaa Podo ae on...
Sweet Girl
Dasar.... Mak Lampir... entar beneran sakit lho Mak lampir....
Nopy Wiwik
masih bingung dgn jln ceritanya, tp penasaran so lnjut baca,,,
Sweet Girl
Jadi mirip anak kecil kamu Alden...
Sweet Girl
Sahut Alden
Nopy Wiwik
menarik,,,
Sweet Girl
Astaghfirullah Pak Robi... Ndak di saring tu mulut ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!