ada seorang mahasiswi yang aktif mengikuti organisasi dan kegiatan kampus lainnya, pada suatu saat ia mendapatkan sebuah kesempatan mengikuti kegiatan kampus dengan mengunjungi sebuah museum peninggalan kerajaan Balden, Tapi naasnya dia harus mati karena kecelakan di dalam museum.
arwahnya malah masuk ke dalam tubuh seorang Ratu pertama di dalam kerajaan tersebut, bercerai dengan raja bodoh dan menikahi seorang pria tampan bergelar Duke. Duke ini juga di juluki sebagai Raja Iblis.
hari-harinya menjadi seorang istri Duke, harus bertanggung Jawab mengembalikan kejayaan dan keadilan untuk rakyat miskin dan cara bertahan hidup dari sang Duke.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. jubah berbulu
...----------------episode 16----------------...
"Salam Duchess, semoga kejayaan menyertaimu"ucap seorang gadis, bernama Lea, ia memberi hormat saat melihat kedatangan Ellisha.
"Salam Lea" balas Ellisha dengan senyum hangatnya.
"duduklah"serunya lagi memerintahkan Lea untuk duduk di kursi yang sudah berada di sampingnya.
"terima kasih Duchess"ucapnya ramah dan kembali duduk, di ikuti oleh Ellisha.
"baik aku langsung saja ya"ucap Ellisha memulai pembicaraan. "apa benar kamu yang merajut pakaian hangat untuk kami?"tanya Ellisha.
"benar Duchess"
"baik... Saat aku melihat rajutan mu, terlihat sangat terlihat rapi dan indah, tapi warnanya membuat daya tarik baju hangat itu sangat lah minim. Karena warna pakaian tersebut hanya satu, yaitu putih kulit domba"
"bagaimana kalau aku menyarankan kepadamu untuk mewarnai benang-benang tersebut menjadikan pakaian tersebut bewarna, aku yakin, akan banyak orang memesan rajutan kita jika kita merubahnya sedikit bewarna"ujar Ellisha panjang lebar.
"aku juga memikirkan hal tersebut nyonya, lebih cantik jika pakaiannya berwarna. Tapi warna di pasaran sangatlah mahal, bahkan jika aku bisa membelinya, itu hanya bisa terpakai untuk satu baju hangat saja"ucapnya sedih.
Mendengar ucapan itu, Ellisha berdiri dari tempat duduknya,dia mengambil gelas minuman tepat di hadapanya dan meminumnya dengan cepat dan tidak elegan.
"mari ikut aku, aku ingin kamu melihatnya"seru Ellisha, mendapatkan pandangan berbeda dari Lea.
*apa ini salah satu sifat wanita yang di sukai Duke. Luar biasa*batin Lea.
"b_baik nyonya"ucap Lea mengikuti Ellisha dari belakang.
Sesampainya mereka di belakang dapur Mension Dowson, sudah ada buyan yang menunggu mereka.
"Salam nyonya,..."sapa buyan penuh semangat.
"aku sudah menyiapkan apa yang nyonya butuhkan"ujarnya sambil menunjukan beberapa wadah yang berisi air pewarna.
"Lea? kamu tidak usah khawatir lagi, pewarna baju sudah kami siapkan untukmu, yang disana berwana biru cantik itu terbuat dari daun tarum, yang bewarna merah muda itu terbuat dari bunga rosella"Eliisha mulai memperkenalkan berbagai warna yang sudah disiapkannya dengan penuh semangat, begitu pula dengan Lea, ia antusias mendengarkan semua penjelasan Ellisha.
"Nyonya... Anda sangat jenius, aku tidak mempercayainya bahwa kita juga bisa membuat warna sendiri, aku akan mengerjakannya dengan sebaik mungkin!"serunya.
"hahaha baiklah, aku serahkan tugas ini padamu Lea, aku menunggu kabar baik darimu"ucap Ellisha
"baik nyonya, saya akan berusaha untuk tidak mengecewakanmu"balas Lea.
...----------------...
Seharian mereka menjalani kesibukan, akhirnya malam pun tiba.
Seperti biasa, mereka melakukan aktifitas malam dengan berbesih diri, makan malam dan menyiapkan tempat tidur.
Para pelayan melakukan tugas mereka dengan melayani tuan dan nyonya dan para prajurit menjaga keamaan di berbagai tempat yang sudah di atur.
Malam terakhir juga untuk mereka berdua bersama, karena besok Alaric akan pergi berperang dengan mamakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun lamanya.
"salam nyonya, maaf menganggu waktu istirahatmu, tapi tuan Alaric memanggil anda di ruang kerjanya"ucap Marya menyapaikan pesan dari Alaric. Pada saat Ellisha sudah membaringkan tubuhnya di atas kasur.
mendengar ucapan dari marya, Ellisha pun terbangun dari tempat tidur dan langsung turun dari kasur bergegas lari ke ruang kerja Alaric.
"EH nyonyaa jangan lari,... Pelan-pelan saja"teriak marya mengejar Ellisha Karena takut Ellisha akan jatuh jika berlari.
Sesampainya Ellisha di depan pintu ruang kerja Alaric. Ia dengan perasaan deg-degkan mengetok sekali.
Tok
Pintu ruang kerja pun terbuka.
Terpampang seorang pria dengan gagah duduk di kursi kerja miliknya, pada saat alaric melihat kedatangan Ellisha ia langsung menghentikan aktifitas bekerja.
Ia turun dari kursinya, berjalan menghampiri Ellisha.
"kemari duduk disini, ada yang ingin aku sampaikan padamu"ucap Alaric mengarahkan Ellisha untuk duduk di kursi tamu di dalam ruang kerjanya.
"baik"jawab Ellisha malu-malu.
Kini mereka duduk saling berdekatan, Ellisha yang tidak berani menatap ke arah Alaric, begitu juga Alaric.
"hm! Sebenarnya apa yang ingin kamu bicarakan tuan"tanya Ellisha.
"ah iya tunggu sebentar aku akan kembali"lirih Alaric panik sambil pergi ke meja kerjanya, seperti ingin mengambil sesuatu.
Itu membuat Ellisha bertanya-tanya di dalam hatinya.
"ah dapat"seru Alaric, sambil mengeluarkan sebuah jubah berbulu putih.
Saat sudah mendapatkan apa yang ia cari, ia berjalan kembali ke Ellisha.
Ia dengan hati-hati menaruh jubah berbulu putih itu di atas meja di hadapan Ellisha, seraya berkata "aku ingin memberikan mu jubah ini, ini jubah milik ibuku yang ku punya satu-satunya, setiap musim dingin beliau menggunakan ini dan sangat terlihat cantik. Aku ingin kamu memakainya"pinta Alaric "dari pada jubah ini tidak di gunakan lebih baik aku memberikan padamu, juga sebagai tanda bahwa ibuku menerima dirimu sebagai menantunya"ujarnya.
Mendengar perkataan dari Alaric. Ellisha tidak bisa menahan kegembiraanya. Ia langsung berlari dan memeluk tubuh Alaric dengan tersenyum bahagia ia mengucapkan terima kasih dengan sedikit kecupan dipipi Alaric.
Umcha!
"terima kasih tuan... Aku sangat menyukainya, aku akan menjaga jubah ini dengan baik. Bahkan melebihi nyawaku"ucap Ellisha yang masih menempel di tubuh Alaric.
Tubuh Alaric seketika membeku, wajahnya tegang dan memerah, ia tidak tau harus membalas apa.
Dengan hawa tubuh Alaric yang mulai Panas ia sontak membalas pelukan tubuh Ellisha.
Dia memeluk Ellisha dengan begitu kuat, sampai-sampai Ellisha tidak bisa bernafas.
"AKH! Tu-tuan... Saya tidak bisa bernafas"ucap Ellisha seperti tercekik.
"maaf maaf"kaget Alaric dan langsung melepaskan pelukannya itu.
"Hahahaha tidak apa-apa tuan"Jawab Ellisha yang lucu melihat tingkah Alaric yang kaku.
"itu.. Apa boleh kamu jangan memanggilku tuan? aku mau dipanggil dengan sebutan lain"pinta Alaric malu-malu.
"seperti?"tanya Ellisha balik untuk memancing Alaric.
"seperti yang pernah kamu sebutkan itu"Jawab Alaric berharap Ellisha bisa paham.
"apa yah??? Sepertinya aku lupa. Tolong beri tau aku? Aku sudah lupa"gurau Ellisha dengan wajah serius.
Alaric yang tidak bisa memberi tahu itu dan tidak mendapatkan apa yang ia mau tiba-tiba saja mulai cemberut.
Ellisha yang menyadari akan hal itu pun ketawa jail.
"hehe aku tau... Aku tau, maafkan aku sayang"ucapnya membuat Alaric yang mendengar itu, menatap lekat bola mata Ellisha, dan di balas Ellisha juga dengan tatapan hangatnya.
Mereka saling memandang satu sama lain. Tanpa mereka sadari mereka sudah sangat dekat satu sama lain, mata Alaric yang liat menatap ke arah mata dan bibir kecil miliki Ellisha, Ellisha yang menyadari itu juga tidak menolak Alaric.
Hingga keduanya akhirnya melakukan ciuman pertama.
Kedua bibir saling menempel cukup lama dan penuh kenikmatan. Alaric yang menonjol melingkarkan tanganya ke pinggang Ellisha dan menarik tubuh Ellisha lebih dekat denganya. Ellisha yang juga menikmati ciuman lembut dari Alaric hanya bisa pasrah dan sambil kedua tanganya memegang dada Alaric.
Hingga akhirnya kedua bibir mereka terlepas.
Mereka berdua mengatur nafas mereka satu sama lain.
Alaric yang sudah kalang kabut, dan baru pertama kali merasakan kenikmatan dalam percintaan langsung menggendong tubuh Ellisha.
"eh sayang?"kaget Ellisha karena tubuhnya tiba-tiba saja di angkat oleh Alaric.
"kita akan pergi ke kamar sekarang"pungkas Alaric dan langsung bergegas ke kamarnya.
Dengan jantung yang berdetak kencang Ellisha hanya terdiam dan menyadarkan kepalanya ke dada Alaric.
BERSAMBUNG...
cerita nya bagus seru juga