Membunuh istri seorang Mafia???
Begitulah yang terjadi pada Disha si reporter Indonesia saat berada di kapal pesiar. Dia terjebak dalam situasi sulit ketika dia terpergok memegang sebuah pistol dengan jasad wanita di depannya yang merupakan istri tercinta dari seorang mafia bernama Noir Mortelev.
Mafia Rusia yang terkenal akan hati dingin, dan kejam. Mortelev adalah salah satu diantara para Mafia yang berdarah dingin, dan Noir merupakan keturunan dari Mortelev sendiri.
Kejadian di kapal pesiar sungguh membuat Disha hampir mati di tangan Noir saat pria itu ingin membunuhnya setelah mengetahui kematian istrinya, namun dia bersumpah akan membunuhnya secara perlahan lewat siksaan batin dan jeratan pernikahan.
“Akan aku berikan neraka untukmu sebagai balasan kematian istri dan anakku yang belum lahir. You understand!”
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AM'sLL — BAB 18
SERANGAN MENDADAK
Disha tersenyum lebar ketika dia melihat sang pemilik rumah yang sudah membantunya di saat sebuah mobil menabraknya cukup keras, tentu itu mobil milik kakek dan nenek itu, namun mereka juga sudah membantunya.
“Maafkan kami, dia sudah sangat tua untuk menyetir!” ujar wanita tua yang menatap Disha seraya menyentuh tangan wanita cantik itu.
“Kalian sudah merawat ku, itu sudah cukup bagiku. Terima kasih banyak!” balas Disha yang benar-benar tak segan menunjukkan senyumannya yang tulus.
“Kau wanita yang baik dan cantik, semoga Tuhan memberkati mu!” ucap nenek itu sekilas memberikan pelukan sampai suara dingin Noir mengalun membuyarkan semuanya.
“Kita harus pergi.” Pintanya yang berdiri di ambang pintu serta menoleh sekilas ke arah Disha lalu berbalik angkuh dan pergi.
Tentu saja Disha menatap malas. “Apa dia suamimu?” tanya sang nenek dengan penasaran dan heran juga memelankan suaranya.
Mendengar pertanyaan itu, Disha bingung harus menjawab apa, namun dia menjawab apa adanya. “Iya.”
“Dia sepertinya bukan pria baik.” Tebak sang kakek sedikit merinding karena sejak tadi mereka di awasi dengan Falco dan anak buah Noir yang lainnya. Pakaian hitam dan pistol di selipan celana.
“Dia pria yang angkuh, lupakan saja. Kalian jaga diri baik-baik dan hindari orang-orang seperti pria itu.” Ujar Disha tak segan-segan menjelekan suaminya sendiri. Toh itu memang fakta.
“Tapi dia tidak begitu buruk! Benar kan Ken!” ujar sang nenek kepada suaminya yang mengangguk setuju.
Ya! Biasanya orang yang terlihat jahat atau berpenampilan jahat itu lebih berhati baik.
Disha hanya tersenyum tipis mendengarnya lalu segera pamit sebelum Noir kembali memanggilnya dan menayangkan pistol ke arah dua orang tak bersalah di depannya itu.
Usai berpamitan, Disha keluar dengan melangkah ringan dan pandangan ke depan mengarah ke suaminya yang masih berdiri di dekat mobil.
Hanya ada dua mobil saja di sana, karena Falco yang sisanya sudah pergi menjalankan tugas mereka. Kini Noir dan Disha berada di satu mobil yang sama, sementara anak buah Noir ada di mobil satunya.
Selama perjalanan, tidak ada perbincangan. Disha hanya diam menatap ke luar jendela dan Noir fokus menyetir.
“Boleh aku bertanya?”
Setelah beberapa detik perjalanan, akhirnya Disha memberanikan diri membuka suara, namun Noir masih diam dan menatap tegas ke depan. Sementara Disha menoleh ke arah suaminya.
“Dimana kamu membuang jasad kakak ku?” tanya Disha dengan suara kecil.
“Dia sudah kembali ke negaranya, bersama jasad mu.” Jelas Noir datar membuat Disha berkerut alis.
“Ja-jasadku? Apa yang kamu katakan?”
Pria itu menoleh, menatap sekilas lalu kembali fokus ke depan. “Tidak ada yang akan mencari mu karena mereka berpikir kamu sudah mati bersama kakakmu. Jangan khawatir aku sudah mengurusnya.”
“Damn it (Sialan)!” umpat pelan Disha namun di dengar oleh Noir.
Sungguh? Dengan santainya Noir mengatakannya dan itu membuat Disha berpaling tak percaya dan benar-benar ingin meluapkan emosinya hingga dia memilih menunduk dengan kesepuluh jarinya yang bertaut.
Hingga Disha berhasil tenang dan menatap lurus dengan percaya diri.
“Siapa orang yang mendorongku?” kini pertanyaan nya terdengar tegas hingga wanita itu menoleh menatap Noir yang masih terdiam.
“Kamu tidak perlu tahu.” Jawab Noir.
“Aku perlu tahu, dan aku yakin kamu juga sudah mengetahuinya mengingat kamu adalah Tuan Noir Mortelev.” Ujar Disha menahan emosi saat mengatakannya.
Tentu dia tidak bodoh dengan mengira Noir tak tahu apapun setelah menanyainya waktu itu.
“Seseorang menjebak ku, dan aku yakin itu.” Disha berpaling ke jendela dengan wajah kesal sehingga Noir menoleh.
“Seberapa yakin kamu seseorang menjebak mu?” tanya Noir kembali fokus ke depan disaat Disha menoleh.
“One hundred percent because I'm not a murderer like you. (100% karena aku bukan seorang pembunuh sepertimu).” Ketus Disha dengan berani saking kesalnya dia.
Mendengar itu Noir menyeringai kecil. Gadis cantik yang terlihat polos namun berani berkata pedas. Bahkan Teodora pun tidak pernah mengatainya sebagai pria sialan atau seorang pembunuh karena memang Teodora sendiri seorang keturunan mafia.
DARR!!
Keterkejutan tepat di saat itu juga, refleks Noir membanting setir hingga berhenti di pinggir jalan tol yang hampir membuat Disha jantungan.
Kedua orang tadi sama-sama menatap ke arah mobil anak buah Noir yang ada di belakang.
“Apa— ” Disha benar-benar terkejut melihat mobil itu terbakar akibat ledakan, alias sebuah tembakan basoka yang mengenai tepat di mobil anak buah Noir.
“Ебать [Yebat'] (fuck)!” umpat Noir menatap marah melihat kobaran api yang membunuh anak buahnya.
Tanpa pikir panjang, pria itu langsung menancap gas dan pergi dengan kecepatan tinggi.
“Bagaimana dengan mereka? Kenapa kamu tidak membantunya keluar?” tanya Disha terlihat panik saat kejadian seperti itu benar-benar nyata di depan mata.
“Tidak ada gunanya, mereka sudah mati.” Balas Noir yang masih menyetir dengan tatapan tajam.
Disha menoleh ke belakang dan melihat satu mobil putih besar dan dua pengendara motor yang sengaja mengikuti Noir.
Tentu wanita itu berkerut alis saat menatap heran. Bagaimana bisa jalan tol dilintasi oleh pengendara motor. Jalanan yang sepi karena lewat tengah malam membuat aksi para musuh Noir mulai berani.
“MERUNDUK!" pinta Noir hingga Disha langsung menunduk serendah mungkin sampai peluru menembak ke kaca jendela Disha, namun untungnya tak ada yang terkena.
Napas Disha memburu dan gemetar ketika harus melewati semua itu.
Tak ingin berlama-lama dengan para sialan itu. Noir menambah kelajuan mobilnya meski dua pemotor tadi mencoba menyerempet, namun dengan sigap Noir menyerempet balik hingga satu motor langsung terpontang menabrak pembatas cukup keras.
Disha membuka bibirnya saking kaget dan paniknya dia melihat hal itu.
“NO!!!” Teriak Disha saat mobil Noir ditabrak dari samping cukup keras hingga hilang kendali dan menabrak pembatas tol dan terjatuh dari atas ke bawah.
Tentu saja Noir langsung membuka sabuk pengamannya, lalu membuka sabuk milik Disha sampai mereka tercebur ke laut berserta mobil hitam mewahnya.
BYURR!!!
Oh yang benar saja! Disha tidak pandai berenang. Wanita itu mencoba keluar dari mobil meski tidak berenang setidaknya dia tidak terjebak dalam mobil.
Hingga Disha merasakan sebuah tangan merangkul pinggangnya dan membawanya berenang ke tepi dan ke dataran.
“Haaa!!” mulut Disha terbuka saat ia mencoba mendapatkan oksigen kembali.
Setidaknya Noir tidak membiarkannya mati sia-sia.
Mereka berhasil menepi dan kembali menyentuh tanah dalam keadaan basah kuyup.
“Apa mereka musuhmu?” tanya Disha yang mencoba bernapas. Sementara Noir melepas kemeja hitamnya sehingga kini dia bertelanjang dada, memperlihatkan tubuh indahnya dan tatto berbentuk ular di punggung lebarnya.
“Ya.” Jawab Noir singkat dan langsung bergegas pergi. Melihat itu Disha masih menatapnya kesal. Dia hampir saja tewas mendadak.
Wanita itu masih tidak fokus ke tubuh Noir karena terlalu panik dan cemas akan keberadaannya sekarang.
.
.
.
Kini di kegelapan malam. Noir dan Disha terpaksa berjalan menyusuri jalanan yang sepi, tidak ada kedai ataupun toko selain ladang dan hutan di sisi kanan kirinya.
“Kita akan kemana?” tanya Disha yang masih mengikuti langkah suaminya.
Noir memperhatikan keadaan sekitarnya dengan tajam bak mata burung hantu. “Di sana.” Jawab Noir mengarah ke sebuah PUB tua yang kini mereka masuk ke kawasan yang padat akan perkampungan kecil setelah berjalan beberapa kilometer.
...°°°...
Hai guyss!!!! Maaf ya karena mungkin teka teki nya membuat kalian ha he ho????? Tapi it's okay, Semuanya akan terkuak dan dijamin membuat kalian 😱😱😱🤪
Jadi semoga kalian suka dengan alurnya 😌😁
Jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya!!!!!
Thanks and See Ya ^•^
yohana selingkuh sm ganev..
klu sampai noir tahu bgmn reaksi nya coba 😀😁🫢🤭
Disha mulai berani sm noir krn merasa sdh tahu kebenaran nya..siapa yg membunuh teodora..
apakah teodora selingkuh jg?
dan apa tujuan noir melibatkan Disha?
author jwb donk 😍😂😀🫢🤭