Kael Draxon, penguasa dunia bawah yang ditakuti dan dihormati pada masa nya. Namun, di puncak kekuasaan nya, Kael Draxon di khianati oleh teman kepercayaan nya sendiri, Lucien.
Di ujung kematian nya, Kael bersumpah akan kembali untuk balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon asep sigma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dunia Baru Yang Kejam
KILAS BALIK DAN MIMPI
Kael berdiri di tengah ruang singgasana yang gelap dan dingin, di mana hanya obor-obor kecil dan lilin di dinding yang menerangi ruangan itu. Ia melihat dirinya, dulu, seorang raja dunia bawah yang tak tergoyahkan. Kekuasaan mengalir dalam setiap napasnya, dan rasa takut meresap ke dalam setiap orang yang mendengar namanya. Namun, di tengah kemegahan itu ada sosok lain yang berdiri di hadapannya, Lucien.
Lucien dengan senyum dingin dan tatapan penuh tipu daya, mendekatinya dengan langkah perlahan. Ia membawa secawan anggur, seolah-olah ini hanya perayaan kecil di antara dua sahabat lama. Namun, Kael bisa merasakan ada sesuatu yang salah.
"Untuk kejayaan kita, Kael," kata Lucien sambil mengangkat cawan yang berisi anggur itu.
Kael, dalam mimpi itu, bisa merasakan kemarahan yang mendidih di dalam dirinya, tapi tubuhnya tidak merespons. Ia melihat dirinya yang dulu tersenyum kecil, mengangkat cawan yang di sodorkan Lucien, tanpa menyadari bahwa racun mematikan telah tercampur di dalamnya.
Begitu anggur itu melewati tenggorokannya, Kael terbatuk keras. Racun itu bekerja cepat, membuat tubuhnya lemah. Lucien hanya berdiri disana dan menatapnya dengan dingin.
"Kael," suara Lucien terdengar lembut, hampir seperti bisikan, "kau terlalu kuat untuk dunia ini. Kau raja yang terlalu besar untuk kekuasaan kecilmu. Jadi, aku akan mengambil nya dengan senang hati. Tenang saja Kael, aku akan merawat kerajaanmu menjadi sesuatu yang lebih hebat dari ini."
Kael mencoba berteriak, tetapi suara nya tidak keluar. Kemarahan dari rasa pengkhianatan membakar hati nya. Ia melihat Lucien membawa pedang, lalu menusuk dada Kael yang sedang kesakitan akibat racun yang telah menyebar. Dalam mimpi itu, ia merasakan pedang Lucien yang menembus dadanya, rasa sakit itu begitu nyata. Dan saat darah mengalir keluar, mimpi itu berubah menjadi kegelapan.
...****************...
Kael tersentak bangun dengan napas terengah-engah. Ia merasa dadanya sangat sesak, meskipun tubuh kecilnya tidak memiliki luka. Ia menyentuh dadanya, mencoba merasakan sensasi aneh itu.
"Aku masih hidup," gumamnya pelan. Namun, rasa sakit dari pengkhianatan itu masih segar dalam pikirannya, seolah-olah baru saja terjadi.
Ia mengingat lagi, kejadian ketika dia dikhianati oleh Lucien dan para anak buahnya sendiri. Hingga pada akhirnya dia di bangkitkan kembali ke dunia yang sangat berbeda dari dunia yang dulu ia kenal.
Kael menatap keluar jendela, setiap mengingat kejadian itu membuat darahnya mendidih. Meski waktu telah berlalu, rasa dari pengkhianatan itu tidak pernah sembuh. Namun, dari rasa ini juga ia bertahan hidup.
...****************...
MELANJUTKAN DUNIA BARU YANG KEJAM
Keesokan harinya, Kael keluar dari tempat tinggal sempit itu untuk melihat dunia yang kini ia tempati. Lingkungan di luar jauh dari apa yang ia bayangkan. Gedung-gedung tinggi dengan dinding logam yang kokoh, dipenuhi layar holografis yang menampilkan iklan dan berita dengan bahasa yang nyaris asing baginya. Udara terasa berat, penuh polusi dari mesin-mesin raksasa yang bergerak tanpa henti.
Anak-anak seusia tubuhnya terlihat sibuk bekerja di pabrik-pabrik, membawa barang-barang berat dengan tangan kecil mereka. Kael memperhatikan sekelilingnya, berusaha memahami struktur sosial dunia ini. Orang-orang berpakaian lusuh di distrik ini tampak seperti budak, sementara kendaraan mewah terbang melintasi langit, menunjukkan kesenjangan sosial yang mencolok.
Kael berjalan tanpa tujuan yang jelas, hanya mengikuti insting untuk mengeksplorasi dunia baru ini. Matanya tertuju pada papan megatron raksasa yang dipasang di beberapa titik kota. Papan-papan itu menampilkan siaran langsung dari berbagai kejadian di dunia luar, dari iklan hingga berita penting.
Tiba-tiba wajah yang sangat familiar muncul di salah satu papan megatron tersebut, Lucien. Kael berhenti sejenak, pandangannya terpaku pada layar. Sosok itu, pria muda dengan tampilan percaya diri, wajah tampan dan rambut hitam seperi milik Lucien. Terlihat berbicara kepada khalayak dalam siaran langsung. Hanya saja, ini bukan Lucien yang ia kenal, terlihat mirip tetapi sedikit berbeda. Namun memiliki aura yang sama.
"Kami akan membebaskan kota ini dari ketertindasan," suara pria itu terdengar lantang, dan kamera menyorot wajahnya yang penuh ambisi. "Saya Ronan Lucien perwakilan dari Cobra Zone akan memastikan masa depan yang lebih baik, untuk generasi berikutnya."
Kael mengepalkan tangannya. Nama itu, Cobra zone, seolah menjadi bayangan masa lalunya. Ia tahu bahwa nama ini memiliki hubungan erat dengan pengkhianatan yang menimpanya. Bahkan, sosok yang muncul di layar ini, Ronan, mengingatkannya pada Lucien. Mungkin, ini bukan sebuah kebetulan. Apakah Ronan adalah keturunan Lucien?
Kael merasakan gelombang kemarahan kembali membakar dirinya. Ia tidak tahu siapa yang bertanggung jawab atas kekacauan ini, namun ia tahu satu hal pasti. Jika dunia ini dikuasai oleh Cobra Zone, maka ini adalah tantangan yang harus ia hadapi.
Setelah beberapa detik menatap layar, Kael melanjutkan langkahnya dengan tekad yang semakin bulat. "Jika dia adalah keturunan Lucien, maka dia akan merasakan akibat dari perbuatan nenek moyang nya. Dan aku akan menghancurkan mereka semua."
Tunggu saja. Batin Kael