Selama hidupnya Lesya memang selalu licik dan tak terkalahkan hanya demi mempertahankan warisan sang ibu. Tetapi dia mengalami kecelakaan dan terjun ke jurang. Lesya dinyatakan meninggal dan harta warisan miliknya dikuasai oleh pamannya yang serakah.
Siapa sangka dia kembali hidup dan memiliki kesempatan untuk membalas dendam. Tetapi Lesya dibangkitkan pada tubuh seorang gadis lemah bernama Yiesha yang di biarkan terkurung dan kelaparan berhari-hari. Jiwanya yang penuh dendam ingin Lesya bisa membalaskan perbuatan keluarga tiri dan teman-temannya yang jahat kepadanya. Lesya berjanji.
Hingga Lesya bertemu dengan atasan sekaligus orang yang membantunya untuk membalaskan dendam. Kenzo pewaris keluarga Will yang buruk rupa. Ingin membuktikan jika dia pewaris yang sah atas kekayaan milik ayahnya.
Bagaimana cara Lesya membalaskan dendamnya? Yukkk... mari kita simak bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Dew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(9-5)² x ( 2³: ⅛)
Sambil memegangi pipinya yang terasa panas dan perih akibat tamparan, Firza menatap sendu wajah sang ibu. Baru kali ini Rika memberikan sebuah tamparan kepada sang anak. Padahal apa yang dikatakan oleh Firza memang benar adanya.
"Ma---ma-maaf kan mamah, Za. Sungguh mamah tidak bermaksud," ucapnya terbata-bata dengan telapak tangan yang masih bergetar.
"Sakit Mah. Ini memang sakit tetapi rasa sakitnya tidak separah apa yang di alami oleh kak Kenzo. Padahal kak Kenzo tidak pernah mengganggu mamah meskipun mamah sudah merebut semua darinya," cicit Firza.
"Cukup Za, mamah---"
"Apa mah??? Uang... uang.. uang dan uang yang ada dalam pikiran mamah. Bahkan setelah peristiwa kebakaran itu masih belum bisa menyadarkan mamah!!"
"Kamu masih belum dewasa Za, kamu belum paham apa-apa."
"Firza sudah dewasa mah, sudah berusia dua puluh empat tahun. Apa mamah lupa hah!!! Jika bukan demi mamah, Za ga mau bekerja di perusahaan Will. Mamah tau kan Za ingin menjadi pemain piano. Tapi mamah patahkan semua itu."
...
"Demi mamah, Za mengubur mimpi dan cita -cita selama ini. Za berusaha menjadi seseorang yang mamah mau. Tapi Za mohon jangan terus menyakiti hati kak Kenzo Mah. Kak Ken sudah banyak menderita karena mamah," ungkap Firza dengan sendu.
"Tapi apa yang mamah lakukan itu demi kebaikan kamu Nak. Mamah ga mau kamu hidup susah. Mamah ingin kamu sukses," ucap Rika sambil mencengkram kedua bahu Firza dengan kuat
"Cukup mah!! Cukup!! Apa mamah lupa dari mana mamah berasal hah!! Kalo bukan karena almarhum Tante Rayya, mamah pasti masih jadi gembel di luar sana!!"
Firza berdiri, deru napasnya memburu, kepalanya begitu pening terus berdebat dengan ibunya, segala ucapan Firza hanya dianggap angin lalu.
"Firza.. kamu keterlaluan!!!! Beginikah sikap kamu terhadap orang tua," bentak Rika, dia ikut berdiri.
"Iya mah, iya. Ini kan yang mamah ajarkan selama ini. Ahh maaf, Firza lupa kalo mamah ga pernah sekalipun mengajarkan apapun. Mamah selalu sibuk mencari muka diluaran sana, mencari simpati seakan-akan mamah adalah orang yang paling tersakiti," tutur Firza sambil sekali memijit kepalanya yang mulai berdenyut.
"Sudah lah, sebaiknya kamu masuk saja ke kamarmu. Mamah rasa kamu lelah sehingga ngelantur omongannya kemana-mana. Telinga mamah juga sakit denger kamu ngomong terus Za."
Rika berusaha menyudahi perdebatan dengan anaknya. Apakah Rika harus mulai memikirkan cara selanjutnya untuk membuat Kenzo tersingkir menjadi pewaris sah keluarga Will.
"Pokoknya Za ingetin mamah sekali lagi. Berani mamah melakukan hal yang akan menyakiti Kak Kenzo maka Za akan pergi sejauh mungkin dan ga akan kembali. Peringatan Za bukan main-main ya. Jadi kalau mamah masih ingin Za ada disini, jangan melakukan hal bodoh!!" peringatan Firza kepada ibunya.
Tak ingin mendengarkan Omelan ibunya, Firza mempercepat langkahnya menuju kamarnya yang ada di lantai tiga. Meskipun ibunya terus berteriak dari bawah, Firza pura -pura tidak mendengar.
"Firza.... Firza... berani ngomong begitu dengan mamah. Firza... Firza.. mamah butuh penjelasan... Firza!!!!!"
☘️☘️☘️
Di dalam kamar Firza melepaskan dasi yang melingkar di lehernya, tanpa sempat ganti kemaja dihempaskannya tubuh yang begitu lelah. Beban pikiran dan beban pekerjaan menjadi satu dalam isi kepalanya, menambah rasa pening dikepalanya.
Sambil memandangi langit-langit di kamarnya Firza merenungi apa yang sudah terjadi dalam hidupnya selama ini, terkadang Firza rindu saat-saat kebersamaannya dulu dengan sang kakak. Meski Firza kecil harus mengganggu terlebih dahulu Kenzo untuk menarik perhatiannya, setidaknya ada seseorang yang peduli dengan keberadaannya.
Andai Firza di beri kesempatan sekali untuk mengulang waktu, ingin rasanya dia kembali ke saat kebakaran besar itu terjadi. Firza lebih baik mati terbakar oleh api dari pada meninggalkan luka terdalam pada diri kakaknya, apalagi demi menyelamatkan nyawanya Kenzo harus mengalami luka bakar parah yang permanen.
"Kak, Iza kangen. Apakah hidup kakak baik -baik saja?" pikirnya dalam hati.
Meskipun mereka bekerja di perusahaan yang lama, tetapi Firza sama sekali tidak ada keberanian untuk mendekati sang kakak. Reaksi ibunya yang berlebihan ketika mengetahui sang anak mendekati Kenzo. Tak segan-segan Rika akan datang ke kantor dan membuat keributan, sungguh Firza merasa malu memiliki seorang ibu seperti Rika.
Terlalu lelah membuat Firza tanpa sadar tertidur tanpa sempat berganti pakaian apalagi membersihkan diri. Setiap sebelum tidur Firza selalu berharap apa yang dilaluinya selama ini hanyalah mimpi disiang hari, Firza merindukan kehidupannya sebelum tragedi kebakaran itu.
⭐⭐⭐
Kediaman utama Keluarga Will
Sejak terakhir, tubuh Tuan Erik hanya terbaring di atas ranjang. Pertemuan terakhir kalinya dengan Kenzo menyisakan kesedihan yang mendalam. Tak banyak yang bisa Tuan Erik lakukan untuk melindungi cucu sulung nya dari tekanan -tekanan yang datang dari saudara dan kerabat keluarga besar Will.
Sebagai garis keturunan langsung keluarga Will, Kenzo yang paling berhak menyandang status sebagai pewaris sah. Tetapi harta kekayaan, kekuasaan dan kedudukannya yang begitu besar membuat kerabat dan saudara saling berusaha menjatuhkan.
Mereka terus merongrong Tuan Erik untuk mengubah keputusannya untuk melepaskan status Pewaris dari Kenzo, apalagi kekurangan yang dimiliki Kenzo tentu dapat memutus rantai utama keluarga Will.
Kenzo yang memiliki wajah buruk rupa di anggap tidak akan bisa memiliki seorang pendamping apalagi menghasilkan keturunan. Keturunan merupakan hal utama dari setiap orang yang menyandang status sebagai Pewaris, sudah banyak wanita yang mencoba mendekat Kenzo tetapi mereka sudah mundur sebelum berkenalan.
"Tuan, ini makan siangnya tolong di habiskan agar kesehatan anda semakin membaik. Anda tidak boleh sakit Tuan," ucap Jerry, orang kepercayaan Tuan Erik.
Dengan di bantu oleh Jerry, Tuan Erik berusaha untuk bangun dan duduk sambil bersandar pada pinggiran ranjang. Tubuhnya semakin renta seiring usianya yang tak lagi muda
"Biar saya makan sendiri, Jerry. Saya masih sanggup," tolak Tuan Erik saat Jerry hendak menyuapi makanan
"Maaf tuan silahkan. Saya hanya ingin membantu."
Jerry meletakkan alas makan di atas paha Tuan Erik agar makanan yang jatuh tidak mengotori bajunya. Jerry sudah setia mendampinginya selama hampir 50 tahun sejak Tuan Erik baru lulus SMA.
"Jerry, apa Kenzo bisa menyelesaikan masalah ini?" tanya Tuan Erik.
"Saya yakin Tuan muda bisa menyelesaikannya tuan. Tidak perlu khawatir, sekarang fokus saja untuk sembuh. Jika anda sakit seperti ini bagaimana anda akan melindungi tuan muda Kenzo," ucap Jerry
"Tapi untuk masalah yang kali ini tidak mudah untuk mencari penyelesaiannya. Kamu jelas tahu apa yang menjadi kekurangan cucu kesayanganku itu, apa perlu kita melakukan sayembara untuk mencarikan istri bagi Kenzo?"
"Saya rasa itu tidak perlu tuan. Kita bahkan pernah membayar beberapa orang wanita untuk mendekati tuan muda tetapi mereka semua menyatakan mundur dan mengembalikan uang muka. Saya yakin Tuan Kenzo akan menemukan cinta sejatinya suatu hari nanti."
"Tapi harus menunggu sampai kapan Jerry. Hampir seluruh kerabat dan anggota keluarga beliau mengharapkan Kenzo untuk segera menikah dan menghasilkan keturunan. Hanya itu yang akan menguatkan posisi Kenzo sebagai pewaris utama. Apalagi setelah hasil tes kesehatan membuktikan bahwa fertilitasnya sangat baik. Jadi tidak ada alasan untuk tidak memiliki keturunan. Itu hal yang sudah Paten sejak jaman nenek moyang keluarga Will," terang Tuan Erik, tak ada ide lagi untuk meredakan tekanan yang terus hadir.
Jerry pun ituk memikirkan solusi yang terbaik untuk Kenzo. Bagi Jerry, Kenzo sudah dianggap sebagai anak sendiri, apalagi selama ini dia yang mendampingi Kenzo hingga dewasa saat sang ayah sibuk dengan istri barunya.
"Tuan maafkan saya jika ini dengan begitu lancar, tetapi saya pikirkan ini solusi yang bisa sangat diandalkan," ucap Jerry dengan raut wajah yang serius.
"Apa itu Jer??"
"Bagaimana kalo dilakukan inseminasi buatan, kita cari seorang wanita yang bersedia untuk menyewakan rahimnya. Jadi kita hanya perlu bibir dari Tuan Kenzo agar bisa menghasilkan keturunan," usul Jerry
"Tapi-----"
Tuan Erik tidak melanjutkan ucapannya. Ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya, dia juga tak ingin hubungannya dengan Kenzo semakin menjauh.
❤️❤️❤️
"Kkkkyyyaaaaaa ikan buntal singkirkan itu!!!!" Teriak Yiesha dari atas meja, dia sedang ketakutan.
"Kau saja yang ambil kadal betina, bukannya kau itu betina tanggung!!?!" sedang balik Thomas dia juga tengah mengangkat kakinya keatas kursi.
"Huuusshhh hussshhhh... pergi... pergi.. husshhhhh... ikan buntal... cepat cari sapu!!?" Yiesha mulai panik saat makhluk tersebut bergerak mendekat.
"Enak saja... cari sendiri. Aku ga mau kemana-mana!" Tolak Thomas. Tangannya memegang kakinya agar tidak jatuh.
"Kkkkyyyaaaaaa dasar ikan buntal penakut!! Cemen sekali kamu.. ya... ya.. ya... dia terbang .. dia terbang.. kkkkyyyaaaaaa!!!!" teriak Yiesha panik
Bruuuggghhh